18

330 27 0
                                    


LANJUT YU BACANYA, JANGAN LUPA VOTE YAH KAWAN-KAWAN 😋




Happy Reading semua 💗💗



























"Titik dimana aku harus istirahat adalah keabadian"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Titik dimana aku harus istirahat adalah keabadian"

— ucap Abian.








Dua minggu kemudian...




Abian berada dirumah Kirana selama 14 hari ini, menjaga kesehatan dan mengoptimalkan tubuhnya pasca operasi yang ia jalanin selama di rumah sakit.

Kediaman Abian sudah ramai di penuhi kawan-kawannya yang berkumpul untuk menjenguk Abian, termasuk Nea disini.

Abian tak henti menatap Nea yang tertawa dengan Rival dan Jafaro, lawakan yang mereka buat sangat menarik perhatian membuat perut sakit akibat lelucon yang mereka hidangkan.

Gibran, hanya terdiam menatap Abian yang kian hari semakin membaik. Jiwanya tersenyum, melihat sang kakak mulai tersenyum lagi setelah sekian lama merasakan pahitnya tinggal bersama Devan.

"Ayo dimakan makanannya, nanti keburu dingin!" Ucap Kirana disamping Abian.

Mata Kirana menatap anak tirinya yang sedari tadi hanya diam dan melamun.

"Gibran, ayo nak di makan!"

"Iya nanti Gibran makan, tante" ucap Gibran sembari tersenyum.

"Panggil bunda aja, bunda gue bunda lo juga" sahut Abian.

Gibran hanya tersenyum tipis, sebenarnya ia agak sedikit iri melihat kehangatan yang di berikan seorang ibu pada kakaknya.

"Iya sayang, panggil bunda aja yah"

Gibran mengangguk sambil mengambil satu gelas air di atas meja.

"Eh cil, temen lo pada kemana?" Tanya Rival.

"Siapa?"

"Si Fajar sama satu lagi tuh siapa namanya gua lupa?"

"Aditya" sahut singkat Gibran.

"Nah iya si Adit yang pipinya rada kaya bakpao" ledekan dari Rival membuat semuanya tertawa.

"Sayang, mulutnya ih!" Sentak Zila membuat tiba-tiba suasana menjadi sepi.

"Gini nih kalo pacaran satu sirkel, kita nyamuknya" gerutu Jafaro.

"Lo cari pacar dong jaf, masa mau jomblo mulu" sahut Nea.

Mata Jafaro beralih pada Ara yang sedang memakan kue sus di tangannya.

"Ara emang mau?" Tanya Jafaro pada Ara.

"Mau apaan?!"

"Kagak"

Sahutan terakhir Jafaro membuat mereka menahan tawa, memang sebenarnya Jafaro tertarik pada Ara yang judes dan jutek itu namun alih-alih Ara tidak peka dan tidak sadar pada Jafaro.

ABIAN ( tahap revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang