01

481 60 0
                                    

Jangan lupa comment kawan-kawan, bantu aku biar bisa cepet up lagi HEHEH

Mampir yuk ke ig aku, sekalian kita mutualan kali aja kita bisa berteman wkwk

Jangan lupa juga untuk vote dan share ke teman-teman kamu, HAPPY READY GUYSS!!!


ABIAN ALFIGAN

Abian tiba di rumah sejak sore tadi menunggu sang adik pulang dan mulai membahas tentang keributan yang ia buat di sekolah tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abian tiba di rumah sejak sore tadi menunggu sang adik pulang dan mulai membahas tentang keributan yang ia buat di sekolah tadi. Abian terus melirik jam dinding yang sudah hampir pukul delapan malam.

Suara langkah kaki mulai terdengar dari arah pintu masuk. Kedatangan seseorang yang ia tunggu sejak tadi baru saja tiba dengan wajahnya yang lebam.

"Gue mau ngomong sama lo" ucap Abian yang duduk di sofa tanpa melihat sang adik.

"Apa lagi?" Sahut Gibran dengan datar.

"Bisa sekali aja lo denger gue? stop bikin ulah" ucap Abian.

"Terus lo mau diem aja, nyokap lo di hina sama mulut sampah kaya Reno?"

"Kita bisa urus dia di luar sekolah, lo tau bukan kalo ada apa-apa sama lo apa resiko" ucapan  Abian membuat Gibran terdiam.

Gibran melempar tas ransel ke sembarang arah dan mendekati wajahnya pada sang kakak.

"Hidup lo enak, apapun yang lo lakuin slalu di bela sama mama sedangkan gue? selangkah buat ngelindungin mama gak pernah terlihat sama mereka berdua!" Ucap Gibran dengan keras.

"Papa lebih ngandelin lo kak, gue? sampah yang slalu bikin mereka berdua beban!" Lanjutnya.

"Lo gak tau apa-apa Gibran!" Sentak Abian.

" Apa yang gue gak tau?"

"Apa Abian!?"

Abian terdiam.

"Lo manusia yang paling suci disini, bahkan nafas lo aja berguna buat banyak orang!" Abian menatap Gibran dengan datar perasaannya kacau melihat sang adik yang begitu ia sayangi berkata begitu.

"Gue iri sama lo kak, gue iri sama Abian!" Ucap Gibran.

Abian terdiam mematung melihat sang adik pergi meninggalkannya sendiri diruang tamu, rasa berkecamuk dalam dadanya yang begitu sesak. Gibran tidak tau apa-apa tentang dirinya selama ini.

"Lo yang paling beruntung, karena lo adalah harta berharga mama dan papa, tanpa lo tau, kalo gue tertekan hidup begini" ucap pelan Abian.

ABIAN ( tahap revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang