20

479 22 0
                                    

Hai gimana kabar kalian semua?
Jangan lupa untuk vote dan komentarnya, karena ini ending, kasih aku saran dan kritik kalian di setiap partnya.

Terimakasih atas perhatiannya, i love you.


H A P P Y - R E A D I N G ! ! ! !


















POV Gibran.

90 hari setelah Abian pergi..

Tiga bulan berjalan seiringnya waktu, kepergian Abian adalah rasa sakit yang paling dalam dikisah hidup perjalanan yang baru. Bayang Abian terus ada dan menemani disisi setiap hariku. Aku tersenyum, melihat makam Abian yang begitu rapih dan cantik, bunga yang aku taburi setiap hari.

Ada atau tidak adanya Abian, hidup harus tetap berjalan dengan baik. Abian tidak pernah mengajari arti lelah dan kalah. Sesekali mengalah tidak salah, yang salah adalah ketika salah tapi merasa benar. Itulah Abian Alfigan.

Aku berjalan menuju sekolah, mengendari motor Vespa milikku. Hari ini cukup cerah, kasus kekerasan yang di alami Abian sudah di urus oleh kepolisian yang dimana tersangkanya adalah Reno, dia dihukum pidana selama 10 tahun lamanya.

Sebenarnya berat, melaporkan ayahku sendiri untuk mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai apa yang di rasakan Abian, namun bagaimana lagi, aku harus mendapatkan keadilan untuk kakakku.

Tak lama aku tiba di sekolah, semua anak tersenyum padaku bahkan sesekali ada yang mengucapkan bela sungkawa atas kepergian Abian.

"Gibran" suara gadis cantik yang kini statusnya adalah pacarku, aku menoleh lalu tersenyum padanya.

"Kamu udah sarapan belum?"tanya Nea padaku sembari membetulkan dasi milikku.

"Udah, tadi bunda bikin nasi goreng pake telor ceplok. Rasanya enakeun!" Sahutku sambil tertawa.

"Bagus deh, aku suka kalo gak telat makan" ucapnya.

Aku dan Nea mencoba untuk saling percaya dan menyayangi satu sama lain, Abian bilang kalau Nea dekat denganku semua akan baik-baik saja dan benar saja itu sudah aku buktikan padannya. Walaupun kata Nea hatinya masih setengah untukku, tapi tidak masalah.

"Masih pagi kali, udah pacaran aja lo berdua" ledek Jafaro, kakak kelas yang menurutku agak rese.

"Lah biarin, emang lo kagak ada pacar" sahutku dengan ledekan kecil.

"Jangan gitu dong cil, lagi proses deketin Ara nih" jawabnya dengan ekspresi kesal.

Aku tertawa melihat itu, memang katanya Jafaro sedang ber-PDKT dengan kakak kelas yang satu lagi , Ara teman pacarku.

"Ah elo mentang-mentang udah pacaran sama Nea, sombong bener!" Sambung Rival.

"Iyalah, bangga banget" sahutku sambil merangkul Nea.

"Gue juga bisa kali, ya gak sayang?" Ucap Rival pada Zila dengan menggandeng tangannya.

Aku dan yang lain hanya memutarkan mata, dari awal aku kenal dengan makhluk ini. Memang sudah bucin dari lahir kayaknya, entahlah.

"Entar malem dateng kerumahnya, bang Mahesa ulang tahun" ajak Nea, aku mengangguk dengan semangat.

"Iya sayang, nanti malem aku kerumah kamu yah sama yang lain" jawabku lalu menggandeng tangannya.

"Gue sama si cantik mau kekantin dulu yah, duluan semuanya.." seruku pada mereka lalu menarik tangan Nea perlahan.

Sebenarnya aku tidak membawanya kekantin, namun keatap sekolah. Aku ingin berdua menikmati keindahan pagi bersamanya.

Aku menaiki tangga satu persatu bersama gadis cantikku. Ekspresinya agak bingung namun ia tetap diam saja.

Setelah sampai, aku menutup pintu atap lalu melepaskan genggaman yang aku eratkan pada Nea.

"Katanya mau kekantin kok jadi keatap?"tanyanya lugu. Aku suka.

Aku menoleh kearahnya lalu tersenyum, menatap matanya yang indah lalu membawanya duduk dekatku.

"Aku cinta sama kamu" bisikku.

Nea tersenyum lebar lalu menyenderkan kepalanya di bahuku, aku lega merasakan kehangatan pagi bersamanya.

"Aku juga, walaupun aku—"

"Belum bisa ngelupain Abian?" Potongku lalu tertawa renyah.

"Gapapa aku paham, ngelupain seseorang butuh waktu lama. Gapapa" ucapku.

Nea terdiam.

Aku menatap sudut atap, lalu berdiri menghampiri tiang penyangga.

"Cinta itu ikhlas, aku gak minta timbal balik rasa cinta kamu ke aku tapi yang jelas sekarang, jangan tinggalin aku. Karena aku butuh kamu" ucapku dalam pandangan kosong.

Nea menghampiriku dan memelukku dari belakang. Aku sedikit terkejut dengan ini, jantungku berdetak lebih cepat.

"Aku sayang sama kamu, aku bakal belajar lebih dari sekarang buat bisa jadi pacar yang seutuhnya buat kamu, jadi don't feel i don't love you" sahutnya.

Aku tersenyum lalu menoleh kearahnya dan kembali memeluknya.

"Jangan tinggalin aku, cukup Abian yang pergi. Kamu jangan!" Ucapku.

Aku melepaskan pelukannya lalu menangkap pipinya perlahan mendekat lalu aku merasakan bibir mungil itu saat ini.

Bibir kamu bertemu dan menjadikan ciuman pertamaku.

Sentuhan pertama kali yang ku berikan, ciuman pertama kali yang aku lakukan bersama Nea.

"stay here, we will walk together to be happy. Nea Avara." Ucapku.


" Ucapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Memilikimu seutuhnya adalah mimpi terindah dalam hidup. Aku terus menggenggam dan menemani disetiap detik kebahagiaan. Aku, mencintaimu."

— Gibran Alfigan.

888






ABIAN ( tahap revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang