"Leon, tungguin!" Ocha berusaha berlari mengejar Leon yang sudah naik ke motornya dan bersiap mengenakan helm.
"Kita naik motor?" tanya Ocha sambil mengernyitkan alisnya melihat motor Leon.
"Iya, kenapa? Lo gak mau?" sinis Leon.
"Bukan gitu, hanya saja ini pertama kalinya Ocha naik motor, soalnya Ocha kan selalu naik mobil." Ocha memang sejak dulu selalu naik mobil pribadi, kalau pun tidak naik mobil pribadi, dia pasti akan naik taksi.
"Kalau lo keberatan, sana berangkat naik taksi aja!" ketus Leon.
"Bukan keberatan, Ocha seneng kok bisa naik motor bareng Leon!" jawab Ocha antusias.
"Nih, pakai helm punya Tasya!" Ocha memberikan helm bogo berwarna pink itu pada Ocha.
"Ini gimana cara pakainya?" tanya Ocha kebingungan.
"Sumpah, lo bego banget, lo bisanya apa sih sebenernya?" pekik Leon sambil menghela napas kemudian membantu Ocha memakaikan helm di kepalanya dengan sedikit kasar.
"Bisanya ngejar cinta Leon dengan penuh perjuangan dan kesabaran. Awww—" pekik Ocha saat Leon memaksakan kepala Ocha dengan kasar masuk ke dalam helm.
"Sakit tahu, Leon! Pelan sedikit kenapa?" protes Ocha.
"Buruan naik!" rupanya Leon sama sekali tidak memperdulikan protes dari Ocha.
"Gimana cara naiknya?" Ocha mengamati motor ninja hitam milik Leon.
"Itu kan ada pijakannya, naiklah dengan berpijak di situ." Leon menghela napas lelah dalam menghadapi Ocha yang serba tidak bisa dalam banyak hal.
Ocha berusaha naik dengan susah payah sambil memegang bahu Leon, motor Leon pun sampai bergoyang-goyang menahan Ocha yang naik dengan kesusahan. Syukurlah pada akhirnya dia berhasil naik, Leon pun melajukan motornya dengan kecepatan standar. Tapi karena Ocha yang tidak pernah naik motor langsung ketakutan, dia takut jatuh. Akhirnya Ocha langsung berpegangan dengan kencang sekali, tapi sayangnya dia malah memeluk leher Leon saking paniknya. Nyaris saja mereka mengalami kecelakaan karena Leon tercekik. Seketika Leon langsung menepikan motornya.
"Uhuk ... uhuk ..." Leon terbatuk-batuk.
"Lo mau bunuh gue!" kesal Leon.
"Ocha takut jatuh, Ocha kan cuma pengin pegangan," lirih Ocha sedih.
"Tapi lo cekik gue! Kalau tadi gue mati atau kita tabrakan gimana?" bentak Leon kesal.
"M-maaf," cicit Ocha terbata.
"Huft, kalau mau pegangan mending lo pegang pinggang gue, ngerti?" Leon menghela napas gusar.
"Iya, ngerti." Ocha menjawab dengan lesu.
Akhirnya Leon menarik kedua tangan Ocha untuk memeluk dirinya dari belakang. Ocha merasa berdebar saat itu juga, Leon kemudian melajukan motornya dengan pelan. Ocha menikmati hembusan angin yang perlahan menerpa wajahnya dan menerbangkan rambut terurainya. Memeluk tubuh Leon dari belakang sambil menyandarikan tubuhnya bertumpu dari belakang Leon rasanya begitu nyaman dan mendebarkan untuk Ocha.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEOCHA
RomanceFollow sebelum baca! Ocha mencintai Leon sejak mereka masih kecil, gadis manja yang selalu mendapatkan semua keinginannya sejak kecil itu pantang menyerah dalam memperjuangkan cinta pertamanya. Walau penolakan dari Leon sudah tidak bisa dihitung lag...