Cerita ini sudah tamat di Karya Karsa: Wihelmina Miladi
Ocha menatap sekitarnya, ketika sadar bahwa ia sudah masuk ke dalam hutan terlalu dalam. Tapi rupanya di belakang Ocha ada Zaky yang sejak tadi mengikutinya.
"Zaky, kita kesasar ya?" tanya Ocha sambil celingak-celinguk menatap sekitar.
"Sepertinya, begitu. Ayo, kita cari jalan kembali." Zaky mengajak Ocha mencari jalan untuk kembali.
"Tapi kakiku sakit, boleh rehat sebentar, lagi pula aku rasanya ingin menenangkan diri." Ocha memutuskan untuk duduk di bawah pohon besar.
"Baiklah, aku juga ingin duduk sebentar." Zaky kemudian duduk di samping Ocha.
"Hiks, kenapa mereka menuduh Ocha terus, padahal bukan Ocha yang ngunciin Citra. Lebih sedih lagi Leon mau laporin itu sama wali kelas, dia pengin Ocha dihukum. Ternyata Leon sebenci itu sama Ocha, rasanya sakit banget!" tangisan Ocha pecah.
"Cha, orang yang berpotensi paling besar menyakiti kita adalah orang yang paling kita cintai. Rasa sakit yang ditorehkan akan lebih besar dibandingkan orang lain, itu semua karena rasa cinta yang begitu besar dalam hati." Zaky memberikan tissue pada Ocha untuk mengelap air matanya.
"Ocha gak nyangka akan sesakit hati ini, Ocha memberikan cinta yang begitu besar sejak dulu pada Leon. Tapi yang Ocha dapatkan hanya amarah, tolakan, dan kebencian dari Leon." Ocha mulai mencurahkan isi hatinya.
"Cha, menurutku, cinta itu adalah perasaan murni yang tidak bisa dipaksakan. Terkadang memang ada cinta yang hadir karena terbiasa, tapi ada juga yang tidak bisa mendapatkan cinta meskipun berusaha begitu keras. Semua tergantung hati, tapi menurutku cinta itu adalah hubungan timbal balik." Zaky menjeda ucapannya.
"Kalau tidak bisa timbal balik, itu namanya cinta searah, dan cinta searah itu begitu menyakitkan. Aku pernah merasakan perasaan yang sama sepertimu, itu terjadi sejak aku SMP. Saat itu aku begitu menyukai Diandra yang sekarang juga satu SMA, dia anak IPS. Itu loh yang sekarang pacaran sama mantan anak basket, si Gio temennya Leon." Zaky menceritakan masa lalunya, Ocha kaget bukan main mengetahui rahasia Zaky.
"Kami bertetangga, sejak SMP kami selalu berangkat dan pulang sekolah bareng. Sampai akhirnya di hatiku muncul perasaan aneh padanya, aku tidak berani mengungkapkan rasa itu karena takut persahabatan kami akan rusak. Sampai suatu hari saat semester awal kelas sebelas kemarin aku menembaknya, tapi dia tolak dengan alasan hanya menganggapku teman. Tapi aku tetap memberikan perhatian dan cinta padanya, sayangnya dia malah risih dan pergi menjauh. Sampai akhirnya dia berpacaran dengan Gio, saat itu rasanya sakit bukan main." Zaky menatap langit sambil menghela napasnya.
"Seperti kata orang, ikhlas itu bohong, yang sebenarnya adalah terpaksa lalu lama kelamaan akan terbiasa. Awal mulanya berat sekali untuk move on, apalagi setiap melihat Diandra sedang bersama Gio dan bermesraan. Rasanya sesak, perih, dan perasaan tidak nyaman lainnya yang terus menggerogoti dada. Tapi karena aku memaksakannya, lama kelamaan aku jadi terbiasa, semua perasaan itupun menjadi sirna. Setelah aku move on, aku jadi merasa lebih plong, lebih bebas, dan lebih bahagia tanpa rasa tersiksa oleh cinta satu arah." Zaky tersenyum lepas kala mengingat perjuangannya untuk merelakan.
"Benar apa kata Bu Silvia, tidak semua hal di dunia ini bisa kita miliki. Ada banyak realita yang tidak sejalan dengan harapan. Mungkin untuk Ocha yang sejak kecil selalu terbiasa mendapatkan semua hal, merelakan itu begitu sulit. Tapi aku yakin kalau Ocha bisa, awalnya memang akan berat dan sulit, tapi kalau sudah terbiasa, semua akan mudah." Ocha mencerna semua perkataan Zaky.
"Zaky hebat bisa move on, Ocha sekarang jadi mulai terbuka pikirannya karena Zaky. Ocha juga pengin move on, soalnya setelah dipikir-pikir rasanya capek banget terus berlari mengejar seseorang yang tidak pernah berbalik melihat usaha kita sama sekali." Kini pikiran Ocha sudah mulai terbuka.
"Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, sama seperti kejadian ini, berkat kejadian ini pikiran kamu jadi terbuka. Aku yakin gadis sebaik Ocha pantas mendapatkan seseorang yang mencintaimu, menghargaimu, dan mengertikan dirimu. Kamu layak untuk bahagia, Cha! Kamu layak dicintai balik oleh seseorang yang tepat. Jangan sia-siakan waktu, cinta, dan tenagamu hanya untuk seseorang yang tidak bisa menghargainya sama sekali. Aku yakin, di luar sana masih banyak lelaki baik yang bisa mencintaimu, membahagiakanmu, menghargaimu, serta memperlakukanmu dengan baik." Zaky tersenyum ke arah Ocha.
"Langkah pertama yang harus kamu ambil adalah berhenti. Kamu harus berhenti mengejar sesuatu yang hanya bisa memberikanmu luka. Seberat apapun prosesnya, aku yakin kamu bisa, kalau kamu perlu bantuan hubungi saja aku. Setelah kamu melepaskan semuanya, hidupmu pasti akan jauh lebih bahagia. Matamu akan lebih terbuka, selama ini kamu hanya terus menatap punggung Leon. Kamu tidak menyadari ada orang-orang yang ingin membahagiakanmu, atau bahkan ada laki-laki baik yang ingin mendapatkan cintamu." Zaky menepuk pundak Ocha untuk memberikan semangat.
"Kamu benar, terimakasih, Zaky!" pekik Ocha sambil tersenyum senang.
"Ocha akan melepaskan semua perasaan cinta Ocha yang selama ini Ocha berikan pada Leon. Ocha akan berusaha merelakan semuanya, Ocha ingin hidup lebih bebas dan bahagia. Ocha layak dihargai, Ocha layak mendapatkan timbal balik, mulai sekarang Ocha menyatakan bahwa Ocha sudah merelakan semuanya!" pekik Ocha penuh semangat.
"Ya, sudah, ayo kita cari jalan pulang." Zaky berdiri kemudian mengulurkan tangannnya pada Ocha.
"Ayo, tapi kaki Ocha kayanya terkilir deh, tadi gak sadar kalau kesandung. Sekarang baru kerasa sakitnya, kita jalan pelan-pelan aja, Zak!" pinta Ocha.
"Mau digendong?" tanya Zaky
"Gak deh, makasih, Ocha tahu Zaky juga pasti sedang lelah," ujar Ocha.
"Tapi aku kuat loh, Cha!" pekik Zaky.
"Tuntun Ocha aja," ujar Ocha.
Akhirnya dengan dituntun oleh Zaky, mereka berdua berjalan mencari jalan ke luar dari hutan.
"Zak, ada yang sadar kalau kita hilang gak ya?" tanya Ocha tiba-tiba.
"Kita udah pergi lama, pasti sih mereka sadar kalau kita gak ada. Cuma masalahnya, mereka tahu gak kalau kita masuk hutan. Duh, harusnya tadi aku titip pesan sama temen-temen kita. Semoga saja mereka mencari kita ke hutan ini," ujar Zaky penuh harap.
"Kalo mereka gak mau nyari gimana ya? Mereka kan lagi marah sama Ocha, atau malah mereka seneng Ocha menghilang?" lirih Ocha sedih.
"Cha, jangan bilang kaya gitu, kan masih ada Herman, Nunik, Mia, dan teman-teman digrup kita. Mereka pasti bakalan nyariin kok, kamu gak boleh sedih." Zaky kembali menyemangati Ocha yang terlihat murung.
"Iya, kamu benar. Lagi pula kalau seandarinya benar mereka tidak mencariku, tapi mereka pasti akan mencarimu!" ujar Ocha merasa lebih tenang.
"Hus, mereka pasti akan mencari kita berdua, kita pasti bisa ke luar dari hutan ini." Zaky memberikan semangat.
"Maaf ya, aku ngerepotin, harusnya tadi aku pikir panjang dulu sebelum asal main jalan ke sini. Saat itu aku begitu sedih, makanya aku tanpa sadar berjalan ke sini." Ocha merasa menyesal.
"Sudah, tidak apa-apa, aku paham kok," ujar Zaky.
Mereka terus berjalan mencari jalan ke luar dari hutan itu sebelum gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEOCHA
RomanceFollow sebelum baca! Ocha mencintai Leon sejak mereka masih kecil, gadis manja yang selalu mendapatkan semua keinginannya sejak kecil itu pantang menyerah dalam memperjuangkan cinta pertamanya. Walau penolakan dari Leon sudah tidak bisa dihitung lag...