Part-10 Kasihan Ocha

383 75 33
                                    

Ocha bersama kelompoknya yang dipimpin oleh Zaky mulai mendiskusikan tentang seragam, kapan mulai latihan, di mana tempat latihannya, dan persiapan lainnya. Begitu pula dengan kelompok Leon, mereka mendiskusikan hal yang sama.

"Teman-teman, gimana kalau nanti sepulang sekolah, kalian di rumah mulai membaca, memahami naskah, dan menghafalkan dialog kalian. Setelah itu besok pagi sepulang sekolah kita mulai latihan." Zaky memberikan arahan.

"Setuju, kita harus berusaha menampilkan yang terbaik. Selain untuk nilai, tapi juga untuk menyenangkan anak-anak panti asuhan. Oh iya, mengenai seragam gimana? Sekalian kita diskusikan mulai sekarang aja." Ocha juga ikut berperan aktif dalam berdiskusi.

"Masalah seragam alangkah baiknya kita cari yang murah, tapi layak pakai, toh cuma buat satu hari doang. Kalian mau nyewa atau bikin aja seragamnya?" tanya Zaky

"Kalo nyewa suka gak pas, lagian nyarinya susah. Kalau ada yang bisa bikin seragam dengan harga murah, mending bikin aja." Herman ternyata satu kelompok juga dengan Ocha, dia menjadi dukun dari wanita yang kelak akan membongkar rahasia Jaka Tarub dan menyebabkan Nawang Wulan memutuskan kembali ke kahyangan.

"Gaes, kebetulan mantan pembantu di rumah gue sekarang buka usaha jahit di rumah. Dia kompeten dan hasil jahitannya bagus, soalnya keluarga gue pernah dibikinin baju sama beliau. Harganya juga murah, kita tinggal bikin desain bajunya terus beli bahannya di toko kain milik salah satu kenalan gue, dijamin harganya murah." Bunga memberikan ide.

"Bagus tuh, kalau masalah kainnya biar Ocha yang beli buat kita semua, nanti temen-temen tinggal bayar jahitannya aja." Ocha memang biasa dermawan meskipun sikapnya koplak.

"Makasih, ya, Cha! Gak nyangka dapet sponsor." Nunik senang bisa satu kelompok dengan Ocha karena dia bisa menghemat biaya karena Nunik berasal dari keluarga yang kurang mampu, dia bisa bersekolah karena mendapatkan beasiswa. Kebetulan Nunik selalu masuk lima besar di kelasnya, dia juga beberapa kali sempat mewakili lomba membaca puisi dan mendapatkan juara.

"Makasih, Ocha!" pekik teman lainnya.

"Iya, sama-sama!" jawab Ocha riang.

"Kalau masalah desain baju, mama gue kan, fashion designer jadi biar nanti gue minta tolong buatin desainnya sama beliau, gratis deh!" pekik Mia ikut berkontribusi.

"Makasih, Mia!" ujar teman lainnya.

"Kalau masalah konsumsi buat latihan besok, biar nanti aku yang tanggung. Pokoknya kita harus bisa menampilkan yang terbaik." Zaky menjamin masalah konsumsi.

"Kalau gitu nanti masalah gambar latar belakang biar gue yang urus. Rencananya gue mau pakai kain panjang gitu dan digambar kaya latar set air terjun dan pedesaan, terus ada latar bergambar kondisi rumah juga." Herman yang sejak dulu suka menggambar dengan senang hati akan membuatnya.

"Nanti masalah gentong beras, gue pinjem punya nenek gue deh!" Nunik ikut berpartisipasi.

"Oke, jadi kita mulai eksekusi semuanya secepat mungkin karena kata bu guru kita akan melakukan tour ke panti asuhan yang ada di pedesaan gitu. Selain tampil menghibur mereka, kita juga bakal seru-seruan bareng sama anak panti di sana, kita juga bakal ngajarin mereka membaca dan menulis." Zaky memberikan bocoran yang ia dengar.

"Asyik dong, kita ke sana naik bus, atau apa?" tanya Mia

"Kurang tahu, apa mending kita usul sewa dua mobil bus kecil gitu buat dua kelompok. Soalnya kita kan bawa property juga, sekalian biar lebih luas gak sih? Kalau satu mobil dengan tiga puluh siswa, ditambah guru, dan property milik dua kelompok, kayanya bakalan sempit." Zaky memberikan usul.

"Hmm, bener juga," ujar Bunga.

"Pokoknya nanti kita usul buat beda mobil sama kelompok sebelah, ini bukan berarti kita terpecah belah, hanya saja biar lebih muat aja." Herman mendukung usulan Zaky.

LEOCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang