Part-13 Yang sabar, Cha

436 85 28
                                    

Cerita ini sudah tamat di Karya Karsa: Wihelmina Miladi

Pagi ini semua siswa-siwsi di kelas Ocha sudah bersiap pergi ke sebuah pedesaan di puncak. Mereka pergi dengan menggunakan dua bus yang ditumpangi oleh dua kelompok. Semua bawaan kelompok untuk anak panti sudah dikemas rapih bersama kostum dan property yang akan dipakai. Kebetulan kelompok mereka mendapatkan giliran pertama, barulah setelah itu giliran kelompok Leon.

"Dih, awas gaes, jangan deket-deket Ocha. Nanti bisa-bisa kita dikunci di gudang." Fika yang selama ini selalu menyinyiri Ocha langsung mulai memancing perdebatan, namun Ocha memilih untuk mengacuhkannya saja. Ocha ingin focus pada kelompoknya, dia ingin menampilkan yang terbaik untuk anak-anak di panti dan di desa ini yang kebetulan ikut menonton. Seketika ia membantu Zaky dan teman kelompoknya membagikan bingkisan dari mereka.

"Caper banget bagi-bagi makanan, paling juga Cuma buat cari simpati gara-gara ketahuan ngunciin Citra." Fika mulai panas, karena kelompoknya sama sekali tidak mempersiapkan apapun untuk dibagikan pada anak-anak di sana.

Bahkan kelompok Leon hanya bisa bengong melihat kelompok Zaky membagi-bagikan jajanan serta alat sekolah pada anak-anak di sana.

"Denger, ya, nenek lampir! Ini semua berawal dari idenya Ocha, dia udah ngusulin ini jauh sebelum ada insiden kemarin. Lagian kami percaya kalau bukan Ocha pelakunya, kami akan cari bukti untuk membersihkan nama baik Ocha!" ujar Bunga.

Kini kelompok Ocha bersiap tampil, mereka gotong royong menyiapkan setting tempat dan property. Kebetulan mereka semua sudah berdandan di bus tadi, mereka juga sudah mengenakan baju ala jaman dulu yang dibuat begitu bagus.

Drama pun dimulai, kelompok Ocha memainkan drama itu dengan begitu apik. Ekspresi setiap tokoh patut diacungi jempol, belum lagi akting mereka, tidak ada yang lupa dengan dialog sama sekali. Anak-anak senang sekali melihatnya, mereka sangat antusias. Berbeda dengan Leon, dia merasa dadanya bergemuruh menyaksikan setiap adegan Zaky dan Ocha. Keduanya terlihat sangat menjiwai, apalagi tatapan mereka yang begitu dalam, hal itu semakin membuat Leon kesal sendiri. Padahal Leon sama sekali tidak mengetahui apa penyebabnya, mengapa dia tiba-tiba merasa kesal.

Prokk.... Prokk.... Prok....

Terdengar tepuk tangan yang begitu meriah dari anak-anak serta pengurus panti dan beberapa warga yang menonton, termasuk Bu Silvia dan Pak Bonar yang merupakan guru pendamping. Mereka sangat suka penampilan dari kelompok Ocha, ternyata tidak sia-sia selama ini mereka totalitas dalam berlatih.

Sekarang giliran kelompok Leon yang tampil, Herman dan beberapa teman lain mencopoti property yang tadi mereka pakai. Kemudian digantikan dengan property dari kelompok Leon yang bisa ditebak semuanya beli.

"Leon, bukankah tindakan Ocha kemarin bisa disebut bullying? Dia harusnya dihukum dong sama pihak sekolah." Fika yang iri karena kelompok Ocha sejak awal datang tadi sangat menonjol dan mendapatkan apresiasi besar akhirnya mengompori Leon untuk menjatuhkan Ocha.

"Lo bener, dia memang harus dapat hukuman. Anak yang manja dan selalu dituruti kemuannya sejak kecil kaya dia sesekali harus dihukum atas apa yang dia perbuat. Agar dia sadar dan tidak berbuat seenaknya sendiri. Besok pagi gue sendiri yang akan melaporkan masalah ini sama wali kelas, biar dia dikasih hukuman yang membuatnya jera." Leon yang sejak tadi hatinya bergemuruh menyaksikan kemesraan Zaky dan Ocha tanpa sadar berkata-kata jahat yang pada akhirnya sangat melukai Ocha.

"Tega banget sih lo sama Ocha, dia gak salah, kita akan buktikan nanti. Bisa gak sih jangan bahas masalah ini di sini, sekarang. Jangan rusak suasana anak panti dengan mengungkit-ungkit hal yang belum jelas kebenarannya. Udah sana mending lo naik ke panggung, tampil yang bener!" ujar Zaky yang merasa geram pada sikap Leon.

"Kenapa lo segitunya membela dia? Lo suka sama dia? Kalian itu kenal deket belum lama, gue yang udah duluan mengenal Ocha sejak kita masih kecil. Sejak dulu dia memang semaunya sendiri, dia egois, dan dia selalu berusaha mendapatkan apapun yang dia mau dengan segala cara!" pekik Leon membuat air mata Ocha pecah.

"Justru gue miris sama pengetahuan lo tentang Ocha, harusnya lo yang jauh lebih tahu Ocha anak yang seperti apa dibandingkan gue yang baru deket belum lama ini. Gue aja bisa menilai kalau Ocha anak yang baik, meskipun sikapnya memang manja, kadang egois, frontal, dan seenaknya. Tapi gue percaya hatinya baik, gue percaya Ocha gak akan tega melakukan hal kejam pada temannya terlepas semarah apapun dia." Zaky terus membela Ocha, hal itu membuat Leon semakin geram.

"Udah, Zaky, kita ke sana aja." Dengan air mata yang mengalir, Ocha menarik tangan Zaky menjauh dari Leon.

Tentu saja hal itu membuat perasaan Leon semakin campur aduk yang dia sendiri tidak paham dengan perasaannya. Leon malah dengan sengaja menunjukan kemesraan saat berdansa dengan Citra.

Ocha yang merasa kesal pergi berjalan kearah hutan secara tidak sadar, dia hanya ingin menjauh dari semua hal yang menyakitinya. Dia hanya ingin menenangkan pikiran dan hatinya sejenak. Zaky tentu saja mengikuti ke mana Ocha pergi karena merasa khawatir. Sampai tanpa sadar mereka berada di dalam hutan dan tersesat.

Pertunjukan pun selesai, mereka mengemas kembali property yang dibawanya. Bunga sejak tadi berusaha menghubungi Ocha, tapi rupanya tidak bisa karena di hutan tidak ada signal. Sebuah pesan masuk ke ponsel milik Mia, itu dari temannya yang satu kelas dengan Heni, Gita, dan yang lainnya.

Selain mengirim pesan, sahabatnya itu juga mengirim rekaman video yang ia ambil secara diam-diam di sebuah Kafe yang memperlihatkan Heni sedang nongkrong bersama teman-temannya sambil berghibah. Pada intinya, kejadian kemarin adalah ulah Heni dan gengnya yang sengaja menjebak Ocha.

Seketika itu saat anak-anak sedang makan siang di dalam panti, Mia mengumpulkan teman-temannya. Dia ingin mengungkapkan kebenaran tentang Ocha, geram sekali Mia mendengar orang-orang yang mengata-ngatai Ocha seenaknya.

"Gaes, gue punya bukti kalau Ocha gak bersalah, gue akan kirim ke grup kelas yang gak ada wali kelasnya biar kalian semua bisa liat!" ujar Heni lantang, ia kemudian mengirim video itu ke grup WA kelas yang tidak ada wali kelasnya.

Semua tercengang melihat video itu, di sana terlihat Heni bersama teman-temannya sedang tertawa girang.

"Hebat lo, Hen. Sekali dayung, dua pulau terlampaui." Terdengar Gita memuji Heni.

"Iya, siapa yang sangka kalau Heni bisa ngasih pelajaran buat dua saingan cintanya secara bersamaan. Dia yang ngunciin Citra digudang karena geram ngeliat cewek baru itu keganjenan deketin Leon, tapi yang kena batunya dituduh sebagai tersangka malah Ocha." Salah satu teman lainnya menceritakan secara detail.

"Salah siapa mereka berani macam-macam sama gue, rasain dua-duanya kena imbas. Syukur deh gak ada yang percaya sama penjelasannya si Ocha, pokoknya kita harus terus memutar fakta biar Ocha yang disalahin." Heni terlihat begitu puas.

Seketika semua orang tercengang melihat dan mendengar percakapan di dalam video itu. Sebagian besar dari mereka merasa bersalah pada Ocha, sementara Fika dan temannya sama sekali tidak merasa bersalah karena mereka memang tidak suka pada Ocha.

"Kalian udah dengar sendiri kan faktanya, makanya kalau ada kejadian apapun jangan asal main tuduh. Setidaknya kasih kesempatan buat jelasin, kemarin kalian tega sekali menyudutkan Ocha sampai-sampai tidak memberikan kesempatan padanya untuk menjelaskan!" pekik Mia geram.

"Mia, sejak tadi Ocha sama Zaky gak ada, ponsel mereka juga gak bisa dihubungi." Bunga memberitahu Mia tentang hilangnya Ocha dan Zaky.

"Kayanya tadi gue lihat mereka masuk ke arah hutan deh!" ujar Tio, salah satu teman sekolah mereka.

Leon merasa marah pada dirinya sendiri, dia sudah begitu menyakiti Ocha. Leon berniat mencari Ocha ke hutan, namun dicegah oleh teman-temannya. Mereka tidak mau Leon ikut tersesat juga, jadinya mereka meminta bantuan warga sekitar untuk mencari. Anak-anak kelas juga ikut mencari dengan ditemani warga agar tidak tersasar atau hilang.

LEOCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang