Part-11 Leon semakin dekat dengan Citra

365 77 43
                                    

Baca selengkapnya sampai tamat di Karya Karsa cari saja Wihelmina Miladi lalu masuk ke bagian seri

Semakin hari Ocha semakin kesal melihat kedekatan antara Leon dan Citra, dia ingin sekali menghampiri mereka dan memisahkan keduanya. Tapi teman-temannya melarangnya, mereka menyadarkan Ocha akan statusnya yang bukan siapa-siapa Leon.

"Leon, masalah kostum udah jadi, nanti kita dan teman-teman yang lain mau ikut ngambil di butik tanteku gak? Sekalian dicoba, apakah sudah sesuai atau belum." Citra memang menjadi sponsor kostum dikelompok Leon karena kebetulan tantenya punya butik, dan sebagai anak baru anggaplah ini cara dia menarik hati teman-temannya.

"Hmm, boleh." Leon menjawab dengan santainya.

"Aku boleh nebeng lagi gak? Atau aku naik taksi aja, takut Ocha marah." Citra ragu-ragu meminta tebengan.

"Bareng aja, lagian dia gak ada hak buat marah!" ujar Leon membuat batin Ocha tersayat.

"Yuk, kita makan siang bareng di kantin sekalian diskusi masalah drama kali ini." Citra nampak sumringah mendengar jawaban dari Leon, dia bahkan mengajak Leon makan siang bersama di kantin dan lagi-lagi Leon sama sekali tidak menolak.

"Hiks, kenapa sih, sikap Leon beda banget kalo sama Ocha? Dia lembut banget sama Citra, tapi kalo sama Ocha bawaannya risih, marah-marah, dingin, dan ketus." Ocha menangis sendu, di sana ada Zaky, Bunga, Mia, dan Herman yang berusaha menenangkan Ocha.

"Sabar, Cha!" ujar Bunga menenangkan sahabatnya itu.

"Ocha, gue tuh sebenernya gak benci sama lo, cuma gue kadang geregetan aja liat tingkah lo. Please, deh, Cha! Lo itu cantik, meski kadang lemot, tapi kalo dalam pelajaran lo itu pinter kok. Ditambah lagi lo itu kaya, lo juga aslinya baik, gue yakin lo bisa dapetin cowok yang setara sama Leon. Bahkan cowok yang lebih baik dari segi sikap, maksudnya dia yang bisa menghargai elo, cinta sama lo, dan memperlakukan lo dengan baik." Mia memberikan nasehat.

"Tapi Mia, Ocha udah suka sama Leon sejak lama banget, Ocha rasanya susah kalau harus move on dari Leon." Tangisan Ocha pecah.

"Cha, cinta itu gak bisa dipaksa, gak semua cinta bisa tumbuh karena terbiasa. Lo pernah mikir gak kalau suatu saat Leon bakalan jatuh cinta sama cewek lain, bahkan mungkin sampai pacaran? Secara Leon kan ganteng, populer, keren, dan kaya. Kalau sampai itu terjadi, lo pasti bakal sakit hati banget, Cha. Denger, sesuatu yang berlebihan itu gak baik, gue gak mau nantinya lo akan semakin sakit karena cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi." Bunga ikut menasehati Ocha.

"Bener, Cha, kita gak mau lo nantinya sakit hati lebih parah lagi karena terlalu mencintai seseorang yang gak mencintai lo balik." Herman juga ikut menasehati Ocha.

"Cha, besok acara pentas seni, kita akan berangkat ke pedesaan. Kamu tahu kan drama yang akan kelompoknya Leon mainkan, Cinderella. Leon berperan sebagai pangerannya dan Citra jadi Cinderellanya, mereka pasti akan bermesraan di atas panggung. Kamu pasti tahu kalau dalam adegan itu ada acara dansanya, aku harap kamu mempersiapkan hatimu dan jangan sampai hal itu mempengaruhi penampilanmu nanti. Jangan sampai hal itu merusak niat baik kita untuk memberikan kebahagiaan pada anak-anak panti asuhan di desa." Zaky yang baru dekat dengan Ocha belakangan ini karena drama mereka, kini ikut menasehati Ocha.

"Iya, Ocha janji gak akan merusak penampilan kita." Ocha akan berusaha mengesampingkan antara urusan pribadi dan urusan sekolah. Dia tetap akan berusaha menampilkan yang terbaik serta menghibur anak-anak lain.

***

Bel tanda pulang berbunyi, sebagian besar siswa-siswi berhamburan ke luar gerbang untuk pulang. Tapi ada beberapa anak dari klub futsal yang sedang berlatih bersama guru olah raga di sekolah mereka.

"Cha, lo disuruh Pak Iman ngambilin bola buat futsal di gudang, nih kuncinya!" ujar seorang siswi bernama Gita yang merupakan salah satu teman Heni.

"Kenapa harus Ocha? Kenapa gak Gita aja?" tanya Ocha

"Soalnya gue buru-buru banget, udah ditungguin sama bokap di depan gerbang, bye!" jawab Gita sambil pergi meninggalkan Ocha.

"Duh, padahal Ocha bentar lagi mau pergi sama temen-temen buat ambil kostum, tinggal nunggin Zaky dulu yang lagi ada urusan bentar sama guru." Ocha menghela napasnya, tapi dia tetap pergi ke gudang untuk mengambilkan bola yang diminta guru olahraga yang mengajari klub futsal.

Saat Ocha semakin mendekati gudang, dia mendengar samar-samar suara teriakan minta tolong dari dalam. Itu suara perempuan, awalnya Ocha ngeri mendengarnya, dia pikir itu suara hantu yang merintih dari dalam gudang.

"Duh, itu hantu apa manusia sih? Ocha kan jadi ngeri. Mana di deket sini gak ada orang lewat, tahu gitu tadi Ocha samperin Bunga yang lagi jajan di depan sekolah buat nemenin Ocha." Ocha jadi ragu-ragu, apakah dia harus lari atau langsung membuka kunci gudang itu saja, siapa tahu itu orang yang terkunci di dalam.

"Tolong ... tolong!" pekik suara yang terdengar mulai serak.

"Siapa di sana, orang apa setan?" tanya Ocha, sempat-sempatnya ia menanyakan hal seperti itu.

"Tolong bukain, aku dikunciin sama orang di dalem, aku Citra anak kelas tiga IPA satu!" pekik suara itu, setelah didengarkan lagi rupanya benar itu suara Citra, tapi mengapa dia bisa terkunci di gudang? Siapa yang menguncinya? Ah, masa bodo, Ocha langsung buka saja kuncinya, kalau dia bukan Citra melainkan hantu yang menyamar, nanti Ocha langsung pingsan saja pikirnya.

Baru saja Ocha berjalan mendekati pintu gudang itu sambil bersiap membuka kunci yang berada di tangannya, tiba-tiba saja teman-temannya datang dengan berbondong-bondong.

"Lihat, Leon dan teman-teman semua, Ocha tega banget ngunciin Citra di gudang hanya karena rasa cemburu!" ujar Heni yang datang membawa teman-teman sekelas Ocha yang masih tersisa.

"Tolong!" teriak Citra dari dalam gudang sambil menggedor pintunya.

"Cha, tega banget lo ngelakuin ini!" bentak Leon murka saat melihat Ocha tengah berada di depan pintu gudang sambil memegang kunci, ditambah lagi suara Citra yang menggedor-gedor pintu dari dalam gudang sambil meminta tolong. Tentu saja hal itu memunculkan spekulasi bahwa Ocha yang menguncikan Citra di dalam.

"Tega banget lo, cemburu buta sampe segininya. Gue yang suka sama Leon aja gak pernah tuh bertindak jahat sama sesama perempuan yang suka sama Leon. Soalnya gue sadar kalau gue bukan siapa-siapanya Leon, jadi gue gak berhak marah sama cewek yang lagi deket sama dia." Heni ikut mengompori.

"Pantesan waktu itu dia pernah labrak Citra perkara cemburu, soalnya akhir-akhir ini Citra kan deket sama Leon. Mereka duduk bareng, belum lagi mau main drama bareng jadi pangeran dan putri, mereka sering menghabiskan waktu makan siang bareng buat latihan, pulang bareng buat ngurusin drama, bahkan boncengan." Salah satu teman sekelas Ocha yang waktu itu menghujatnya tentu saja kini menghujat Ocha lagi.

"Ini gak seperti yang kalian kira, Ocha juga gak tahu siapa yang ngunciin Citra di dalam. Tadi Ocha Cuma dititipi kunci dan disuruh ngambilin bola di gudang sama—" Ocha berusaha menjelaskan, namun segera dipotong oleh Heni.

"Halah, gak usah kebanyakan ngeles deh, semua orang udah tahu lo selama ini ngebet banget sama Leon!" ujar Heni.

"Sini kuncinya!" bentak Leon sambil merampas kunci ditangan Ocha dengan kasar.

Leon langsung membukakan pintu itu, seketika Citra langsung menjatuhkan diri dalam pelukan Leon.

"Hiks, aku takut banget, Leon. Aku fobia tempat sempit, tertutup, dan gelap!" ujar Citra sambil terisak dipelukan Leon, dia memang fobia dengan tempat gelap, sempit dan tertutup karena ini bukan pertama kalinya Citra dikunci di gudang. Sebenarnya alasan utama Citra pindah karena di sekolah lamanya dia kerap dibully oleh teman-temannya hanya karena dia cantik dan lelaki yang diincar temannya malah suka pada Citra.

"Sudah jangan takut, sudah aman." Leon berusaha menenangkan Citra dengan mengelus rambutnya pelan.

Sakit hati Ocha melihat semua ini, dia difitnah, tidak dipercayai oleh teman-temannya, bahkan Leon yang sangat Ocha butuhkan malah ikut menuduhnya. Ditambah lagi kini Leon memeluk Citra untuk menenangkannya, tepat di depan Ocha.

Tuh, kan, mending move on aja, Cha!
Leon ner bener.

Copyright © Wihelmina Miladi 11 Februari 2022

LEOCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang