Sudah tamat di Karya Karsa: Wihelmina Miladi, cari saja di bagian seri
"Jahat banget jadi cewek, belum jadi pacarnya aja udah kaya gitu, gimana kalo dia beneran jadian sama Leon. Bisa-bisa hidup Leon terkekang banget, ngobrol sama cewek lain aja kayanya Ocha bakalan ngelabrak cewek itu." Heni kembali mengompori.
"Iya, ngeri banget, jatuhnya obsesi gak sih? Katanya Ocha udah dari kecil ngejar-ngejar Leon terus, padahal selalu ditolak!" ujar salah satu cewek yang merupakan teman sekelas Ocha.
"Sumpah, bukan Ocha. Dengerin dulu penjelasan Ocha, tadi itu Gita ngasih kunci gudang sama Ocha. Dia nyuruh Ocha buat ambilin-"
"DIAM!" bentak Leon keras, hal itu mengagetkan semua orang termasuk Ocha.
"Leon, sumpah bukan Ocha, dengerin dulu." Suara tangisan Ocha terdengar begitu pilu saat semua orang menyudutkannya padahal mereka sama sekali tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Apalagi mereka sama sekali tidak mengijinkan Ocha untuk menjelaskan.
"Cha, gue muak banget sama sikap lo! Lama kelamaan lo jadi kaya monster mengerikan yang penuh obsesi tahu gak. Kenapa lo sampai tega melukai cewek yang deket sama gue? Padahal gue sama Citra gak ada hubungan apa-apa. Sumpah, kelakuan lo buat gue jijik, gue takut jadinya sama obsesi mengerikan lo itu!" sinis Leon begitu dalam sampai menyayat hati Ocha.
Ocha yang merasa tidak mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan sama sekali menjadi begitu terpuruk.
"Cukup! Kita harusnya dengerin dulu penjelasan dari Ocha. Kita gak boleh seenaknya menghakimi orang yang belum tentu dia bersalah. Gue yakin ini hanya kesalahpahaman, Ocha bukan tipe orang sejahat itu meskipun dia cemburu." Zaky mencoba melerai, meski dia dan Ocha baru akrab belakangan ini, tapi selama sekelas bareng dengan Ocha, dia tahu kalau Ocha adalah anak yang baik. Dia yakin Ocha tidak akan tega melakukan hal seperti ini.
"Penjelasan apa lagi sih, Zaky? Buktinya udah jelas di depan mata. Semua orang juga tahu selama ini Ocha seobsesi apa sama Leon, bahkan katanya kan terakhir kali Ocha ngelabrak Citra karena deket sama Leon. Lo kan baru kenal deket sama dia belum lama ini, kok bisa yakin banget kalau dia gak bersalah? Oh, atau, jangan-jangan lo suka sama dia. Kalian kan akhir-akhir ini deket, apalagi kalian akan memerankan tokoh Jaka Tarub dan Nawang Wulan. Jangan-jangan karena hal itu lo jadi cinta lokasi sama Ocha?" Heni semakin memanasi suasana.
"Sudahlah, Zaky, percuma juga kita mau jelasin kaya apa kalau mereka saja sama sekali gak memberikan Ocha kesempatan buat jelasin." Ocha yang masih terisak kemudian berlari pergi meninggalkan teman-temannya.
Seketika itu Zaky, Bunga, Herman, dan Nunik langsung berlari mengejar Ocha. Setelah Citra mulai tenang, Leon langsung menanyakan soal kejadian ini.
"Citra, apa benar Ocha yang ngunciin lo di gudang?" tanya Leon
"Aku gak tahu, tadi ada siswa yang minta diambilin bola di gudang, dia bilang gudangnya gak di kunci. Akhirnya aku pergi sendiri karena tidak ada teman yang bisa kuajak saat itu. Tapi saat aku masuk ke gudang itu, tiba-tiba pintunya terkunci dari luar. Tidak lama kemudian ada suara Ocha yang bertanya, aku yang panik dan ketakutan karena fobiaku, tidak bisa mendengar dengan jelas perkataan Ocha, tapi aku tetap berteriak minta tolong dengan menyebutkan namaku." Citra menjelaskan semuanya.
"Udah pasti itu Ocha, sengaja banget dia pasti!" Heni mulai mengompori yang lain untuk tetap menyalahkan Ocha, alhasil teman yang lain ikut menyalahkan Ocha.
***
"Hiks," Ocha terisak di taman belakang sekolahnya, tidak lama kemudian teman-teman Ocha sampai di sana.
"Cha,"
"Sumpah, bukan Ocha!" ujar Ocha sambil terisak.
"Aku percaya sama kamu, Cha. Bisa kamu ceritakan kejadian detailnya sama kami? Kami siap mendengarkan." Zaky berusaha menenangkan Ocha.
"Tadi pas Ocha lagi nunggu kalian di deket lapangan, tiba-tiba Gita dateng ngasihin kunci terus nyuruh Ocha ngambilin bola di gudang, katanya itu suruhan Pak Iman. Gita bilang dia tidak bisa karena ayahnya sudah menunggu di luar, akhirnya Ocha pergi sendirian ke sana. Tapi pas Ocha sampai, ada suara tangisan perempuan di dalam gudang. Awalnya Ocha takut dan ragu, itu suara manusia atau hantu. Karena Ocha gak tega kalau seandainya yang di dalam itu beneran manusia, akhirnya Ocha tanyain dia manusia apa hantu. Terus dia bilang kalau itu Citra, jadinya Ocha kaget setengah gak percaya, kok bisa Citra terkunci di gudang. Saat Ocha mau bukain pintunya, tiba-tiba kalian dateng dan salah paham." Panjang lebar Ocha menjelaskan.
"Ya, ampun, Ocha. Kasihan banget lo, maaf tadi gue gak belain lo. Gue juga bingung melihat kejadian barusan, maaf juga gue sempet meragukan lo." Bunga langsung memeluk Ocha.
"Gue yakin sih, pasti ada yang sengaja menjebak Ocha. Ini gak mungkin hanya kebetulan biasa, nanti gue bakal selidiki ini semua sampai pelaku sebenarnya tertangkap." Tidak disangka Mia bersedia menolong Ocha, tentu saja hal itu membuatnya terharu.
"Cha, lo tenang aja, kita akan selalu ada dipihak lo. Kita akan sediki sama-sama siapa dalang dibalik ini semua. Tapi gue harap lo jangan sampai terganggu karena masalah ini, inget besok kita akan pergi ke panti asuhan di desa buat memerankan drama." Herman menyemangati Ocha.
"Makasih ya, semuanya. Ocha tadi sedih banget karena semua orang memojokan Ocha tanpa mau mendengarkan penjelasan Ocha terlebih dahulu. Padahal bukan Ocha yang ngelakuin itu, Ocha gak akan sampai tega sebegitunya pada orang lain meskipun cemburu. Paling mentok Ocha marahin, tapi Ocha gak akan sekejam itu ngunciin orang di gudang!" ujar Ocha.
"Iya, Cha, aku sangat percaya padamu. Setelah selesai pementasan drama, besokannya saat di sekolah, kita akan cari tahu bareng-bareng tentang hal ini." Zaky sangat percaya pada Ocha.
Ocha senang dikelilingi teman-teman seperti mereka, meski hatinya benar-benar porak poranda karena Leon. Dia tidak menyangka Leon akan sebegitu bencinya pada Ocha. Padahal mereka mengenal sejak kecil, mereka sangat dekat, harusnya Leon yang paling tahu tentang Ocha. Tapi nyatanya kini Ocha sadar kalau lamanya waktu tidak menjamin kedekatan atau rasa percaya seseorang. Zaky saja yang baru kenal dekat dengan Ocha belum lama ini begitu percaya pada Ocha. Wajar saja sih, selama ini kan Ocha yang selalu berusaha mengerti Leon, memahami Leon, dan mengejar Leon.
"Persiapan udah hampir seratus persen, besok kita tinggal berangkat pakai bus milik bokap gue!" ujar Herman.
"KIta kumpul di sekolah, habis itu baru deh berangkat bareng ke kampung." Zaky menjelaskan.
"Pokoknya nanti kita cuekin aja orang-orang yang suka asal menilai itu, jangan sampai mood kita jadi hancur." Zaky berinisiatif untuk mengirim pesan secara personal pada anggota kelompoknya, dia ingin agar mereka tidak ikut-ikutan menghujat Ocha. Ini semua demi kelangsungan dan kelancaran drama besok, atas bujukan dari Zaky akhirnya kelompoknya yang lain setuju, lagi pula mereka tidak yakin kalau Ocha pelakunya. Karena selama beberapa hari dekat dengan Ocha, mereka yakin kalau Ocha adalah gadis yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEOCHA
RomanceFollow sebelum baca! Ocha mencintai Leon sejak mereka masih kecil, gadis manja yang selalu mendapatkan semua keinginannya sejak kecil itu pantang menyerah dalam memperjuangkan cinta pertamanya. Walau penolakan dari Leon sudah tidak bisa dihitung lag...