Chapter 6 : Sekolah baru (3) •Ekstra Apa?•
Setelah beberapa hari menjalani masa orientasi siswa, sekolah akhirnya mulai kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
Tobio menatap papan tulis dengan malas. Pensil berada di antara mulut dan hidung, kepala diletakkan di meja. Ia menghela napas, "Haaaa...."
Dirinya sungguh bosan.
Untunglah dia duduk di kursi belakang dekat dengan jendela. Jadi guru tidak terlalu memperhatikan dirinya jika sedang tidak mendengarkan. Tobio mengangkat kepala lalu menoleh ke samping. Kedua matanya terpejam merasakan angin semilir menerpa wajah.
Hatinya terasa damai.
Ia lalu meletakkan kembali kepala ke meja. Matanya perlahan menutup. Tak lama setelah itu, rasa kantuk mulai menyerang. Tepat saat akan menuju alam mimpi, Goshiki berbalik dan memanggil namanya.
"Oi, Kageyama.."
Tobio membuka matanya dengan terpaksa. Alisnya menukik tajam menatap Goshiki. "Paan?!"
"Aih," Goshiki memperlihatkan deretan gigi putihnya, seperti orang tidak bersalah. "Jangan emosian seperti itu Kageyama-kun~"
"Uruse.."
"Ohiya, kau mau mengambil ekstrakulikuler apa?"
Dahi Tobio berkerut, "Bukankah tidak wajib?"
"Emang."
"Yaudah aku tidak ikut."
"Ehh?!!!" Teriak Goshiki terkejut yang langsung di hadiahi pelototan tajam oleh guru. Dirinya meringis meminta maaf karena menganggu kelas, kemudian melanjutkan omongan, "Ku kira kau akan mengikuti ekstra voli!" Bisiknya dengan mendekatkan wajah pada Tobio.
"Kenapa aku harus ikut ekstra itu?"
Mata Goshiki berkedip-kedip, "Bukankah kau seorang setter?"
Badan Tobio tersentak, ternyata Goshiki tahu. Tunggu.. bukankah akan aneh jika Goshiki tidak tahu? Secara dia adalah pemain voli seperti dirinya dulu sewaktu SMP.
Wajah Tobio menggelap. Jika Goshiki tahu dirinya adalah setter, otomatis dia juga tahu jika dia adalah seorang Raja Tir-- Tangan langsung mengepal hebat. Rahangnya mengeras. Jangan bilang.. Goshiki sengaja berteman dengannya agar dapat mengolok-olok dirinya di belakang punggung?
.... Jika itu benar, maka..
"Memang kenapa kalau aku setter?" Nadanya mencekam, matanya langsung menatap dingin pada Goshiki. "Bukan berarti aku harus lanjut ikut ektra--"
"Kau sangat keren bung!!!" Teriak Goshiki dengan pancaran mata menunjukkan ketakjuban. "Aku melihat pertandinganmu dulu waktu melawan SMP Yukigaoka! Saat itu juga aku langsung mengidolakanmu!! Kau sangat keren!!"
"Huh?" Mata Tobio langsung berkedip-kedip bingung. Pikirannya menjadi kosong. Mengidolakan? Idola? Apa dia salah dengar?
Tobio berdehem, membuka mulut dengan ragu, "Kau.. sungguh-sungguh?"
"Hm?" Kepala Goshiki sedikit miring. "Apanya yang sungguh-sungguh?"
"Yang kau ucapkan tadi..."
"Yang?"
Tobio mendecakkan lidah, merasa terganggu. "Yang kau bilang bahwa kau mengidolakanku!"
"Ohhh! Aku memang mengidolakanmu!" Goshiki menggebrak meja. Badannya mendekat membuat Tobio sedikit mundur. "Apa kau perlu bukti? Ingat saat kau mengoper bola pada temanmu berambut seperti lobak itu? Aku yang berteriak paling keras disana! Kau sangat cepat dan percaya diri!!! Aku bahkan sampai menganga melihatnya! Kau benar-benar--"
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Mine, Only! - Soulmate AU
FanfictionSebuah takdir untuk saling terikat, tapi dengan paksa dirusak. Sebuah garis benang merah yang saling terhubung dengan paksa diputuskan. Takdir.. Tak ada seorangpun di dunia ini yang berani menentang takdir. Mereka hanya berani mengubahnya, tapi tida...