Chapter 1 : Kembali Pulang ke 'Rumah'
"Tobio-sama?"
"Hm?"
"Bagaimana perasaan anda?"
Tobio menoleh menatap depan kaca mobil sopirnya. Dia dengan malas menjawab, "tak ada yang istimewa."
"Bukankah ini sudah hampir satu tahun anda belum menginjakkan kaki di Jepang?"
"Lalu?" Tobio mengangkat sebelah alisnya.
"Apa anda tidak merasa nostalgia?"
Kageyama mendengus, dia kembali menatap jalanan dengan satu tangan menopang dagu. "Jangan bercanda, Takashi-san."
Orang yang disebut bernama Takashi terkekeh. "Saya tidak pernah bercanda, Tobio-sama."
Tobio menghela napas. Tatapan matanya berubah sedikit sendu mengamati kendaraan yang lalu lalang. Dia lalu melirik Takashi, seperti ragu-ragu untuk bertanya. "Ne.. Takashi-san."
"Hai?"
"Apa menurutmu tak masalah aku kembali kesini?"
"Maksud Tobio-sama?"
Tobio menatap Takashi sebentar. Mengedipkan mata beberapa kali, kemudian menggeleng perlahan. "Tidak ada, lupakan."
Mengetahui bagaimana perasaan tuannya, pria berambut pirang berumur sekitar 28 tahun itu mencoba untuk menghibur. "Bukankah setelah menetap disini Tobio-sama akan tinggal dengan anak dari saudara Pak boss?"
"Ah benar!" Tobio tiba-tiba menjadi sedikit bersemangat. Tubuhnya bersandar pada kursi, dan satu kaki disilangkan. "Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Aih.. bagaimana keadaan dia sekarang?"
"Sama seperti Tobio-sama, pasti juga menunggu untuk bertemu Tobio-sama."
Mengingat bagaimana sifat sepupunya, Tobio mencibir, "kau tau sendiri bagaimana sifatnya itu Takashi-san, pasti dengan muka juteknya dia bakal bilang.." Tobio menukikkan alisnya, kemudian berdehem. "Ehem.. 'oh masih ingat buat pulang ternyata, kenapa tidak sekalian tinggal di Italia ? Hidup enak 'kan disana? Masih ingat punya sepupu disini?' Seperti itu Takashi-san! Hahahaha!"
Mendengar Tobio tertawa, Takashi tersenyum hangat. "Ya, benar."
Tobio mengelap pinggiran matanya, akibat tawa yang berlebihan. Dia lalu duduk kembali dengan tenang. "Ngomong-ngomong aku belum liat foto apartemen yang Ayah kirimkan, apa bagus?"
"Apa menurut Tobio-sama Pak boss bakal mencarikan apartemen yang jelek? Tentu yang terbagus berkualitas paling tinggi Tobio-sama!"
"Kenapa malah kau yang bersemangat, Takashi-san?" Tanya Tobio dengan mata menyipit menatap Takashi melalui kaca. Dia lalu menghela napas, tahu bahwa ayahnya itu pasti akan membelikan yang tidak hanya sekedar apartemen biasa.
Takashi berdehem, lalu fokus kembali ke jalanan. "Ehem.. perasaan Tobio-sama saja."
"Bilang aja kau senang karena akhirnya bisa jauh dari Ayah."
"Ehh~?! Kenapa Tobio-sama bilang begitu! Saya tidak pernah merasa tidak senang--"
"Ayah selalu menyuruhmu untuk membersihkan rumah 'kan Takashi-san? Makanya kau sekarang senang bisa pergi jauh dari Ayah?" Tanya Tobio dengan menaikkan satu alisnya menatap Takashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Mine, Only! - Soulmate AU
Fiksi PenggemarSebuah takdir untuk saling terikat, tapi dengan paksa dirusak. Sebuah garis benang merah yang saling terhubung dengan paksa diputuskan. Takdir.. Tak ada seorangpun di dunia ini yang berani menentang takdir. Mereka hanya berani mengubahnya, tapi tida...