18. menghindar

322 49 8
                                    

Chapter 18 : menghindar

"Kau yakin tidak mau ke kantin, Kageyama?" Tanya Goshiki. Ia berdiri di samping Tobio sambil menusuk-nusuk kepalanya yang sudah tenggelam di antara kedua tangan di atas meja.

Dia merasa Tobio sejak pagi bersikap aneh. Pagi tadi saat anak itu masuk ke dalam kelas, ia lari terbirit-birit seperti sehabis dikejar anjing liar. Biasanya ketika pelajaran di mulai, Tobio akan tidur lalu bangun saat bel berdering. Anehnya, tadi begitu pelajaran berlangsung Tobio tidak bertindak demikian. Dia tetap dalam posisi duduk tegak, memperhatikan guru menjelaskan. Membuat Goshiki yang duduk tepat di belakang terheran-heran.

Lalu, sekarang, saat istirahat di mulai, tumben sekali Tobio tidak mau diajak ke kantin. Biasanya jika soal makan, anak itu paling bersemangat.

Goshiki kembali menusuk kepala Tobio. "Kau beneran tidak mau ke kantin?" Tanyanya sekali lagi mencoba membujuk.

Tobio lama-lama kesal kepalanya terus saja diganggu. Dia langsung menampar tangan Goshiki tanpa merubah posisi untuk melihatnya, lalu menggerutu, "jangan ganggu! Aku mau tidur!"

"Tapi kantin katanya lagi diskon roti isi kari," bujuk Goshiki sekali lagi.

Tapi Tobio sudah meneguhkan hati untuk tidak ke kantin hari ini. Dia menggeleng, mengibas-ngibaskan tangan seakan sedang mengusir kucing. "Sana pergi."

Goshiki menyerah. Perutnya juga sudah mulai keroncongan. Ia akhirnya pergi meninggalkan Tobio sendirian di kelas.

Merasa bahwa Goshiki sudah menjauh, Tobio mengangkat wajah, melirik ke arah pintu keluar. Melihat tidak ada orang disana, ia menghembuskan napas lega. Ada alasan tertentu mengapa Tobio tidak ingin diajak ke kantin.

Dia sedang menghindari seseorang. Siapa lagi orang itu jika bukan Ushijima?

Sejak insiden terakhir kali, Tobio merasa malu setengah mati setelah dirinya sadar belum mematikan telepon tepat sehabis ia selesai. Ingin rasanya bumi menelannya, hingga ia dapat langsung menghilang dari peredaran. Namun, hal tersebut adalah perbuatan yang mustahil. Meskipun hal memalukan sudah terjadi, aktivitasnya akan tetap berjalan dengan normal. Untuk itu, ia perlu melakukan sesuatu.

Pagi tadi, Tobio berangkat sekolah seperti biasa bersama sepupunya. Namun saat sudah memasuki area sekolah, ia menjadi waspada dan berjalan di belakang Kenjiro layaknya anak kecil ketakutan, memperhatikan sekitar. Feeling-nya mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan Ushijima jika tidak berhati-hati.

Dan benar saja, baru juga Tobio mencoba bernapas lega, ia malah melihat sesosok pria jakung berjaket ungu putih berjalan tidak jauh dari dirinya berada. Belum sempat Tobio memberitahu Kenjiro untuk diam, anak itu sudah terlebih dulu menyapa Ushijima. Memori di dalam kamar itu langsung teringat dan membuat wajahnya memerah karena malu. Tanpa ba-bi-bu, Tobio berlari secepat kilat melewati Ushijima masuk ke dalam gedung kelas. Membuat Kenjiro melongo di tempat.

"Tadi itu cuma beruntung.." gumam Tobio. Ia masih dapat menyelamatkan wajahnya dengan langsung berlari tanpa menyapa. Tapi, bagaimana dengan situasi lain? Belum tentu Tobio dapat menghindari Ushijima lagi.

Entahlah, Tobio juga bingung. Perutnya keroncongan sekarang. Ia sangat lapar karena tadi pagi Kenjiro malas untuk membuat sarapan. Dia ingin makan, tapi juga tidak mau jika harus datang ke kantin. Dia tahu betul bahwa Ushijima akan ada disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He's Mine, Only! - Soulmate AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang