7. Hal Yang Seharusnya tidak terjadi

807 98 33
                                    

Chapter 7 : Hal Yang Seharusnya Tidak Terjadi

Tobio tersedak. Mulutnya terbatuk hebat, hingga air mata keluar di pinggiran pelupuk mata. Kenjiro yang melihat itu langsung cekatan mengambilkan air minum.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Tobio menerima gelas itu. Punggungnya diusap dengan lembut oleh sepupunya. Setelah minum, mulutnya terengah-tengah. Hampir saja dia mati akibat tersedak Soba.

'Kan sangat tidak elit jika dirinya diberitakan meninggal karena kecelakaan tersedak Soba di kedai warung akibat panggilan seseorang yang menyesatkan.

Bisa-bisa ayahnya yang di Italia mengamuk dan memporak porandakan Jepang. Hingga dirinya harus bangun kembali dari peti mati hanya untuk menenangkan ayahnya.

.... Amit-amit.

Oke, dia menjadi alay sekarang.

Tobio menatap nyalang oknum yang hampir membuat dirinya menjadi berita utama Jepang-Italia tersebut. "Jangan memanggilku secara tiba-tiba seperti itu Goshiki!"

Goshiki nyengir seperti orang tidak bersalah. "Aku kira salah orang tadi."

Tobio memutar mata dengan malas. "Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya kemudian mengambil tempura udang.

Goshiki duduk di depan mereka, "Masih perlu ditanyakan?"

".... maksudku, kau tinggal di asrama. Seharusnya masih ada makanan di kantin untuk makan malam."

"Lagi malas sama menunya, jadi keluar aja cari makanan."

"Oh.." Tobio mengangguk-anggukkan kepala dengan mata masih fokus pada makanan.

Tempura udangnya terlalu enak! Lain kali dia harus minta Kenjiro untuk memesan double. Bagi Tobio, satu pesanan itu kurang. Kenjiro yang melihat tingkah Tobio itu kemudian meletakkan tempura udang terakhir ke dalam mangkoknya.

"Kalau begitu aku pergi dulu." Goshiki berdiri.

"Eh?" Kepala Tobio sedikit miring, mendongak menatap temannya, "Tapi kau belum makan?"

"Bungkus. Teman sekamarku juga nitip soalnya."

"Ohh.." Tobio kemudian melirik pada teman Goshiki yang berdiri di sebelahnya. Dia lalu menghendikkan bahu, mungkin teman sekamarnya lebih dari satu. "Oke, sampai ketemu besok di sekolah kalau gitu."

"Siap!" Goshiki mengacungkan jempol, lalu berjalan menuju kasir.

"Kau terlihat dekat dengannya, Tobi." Ucap Kenjiro tiba-tiba yang sejak tadi diam-diam memperhatikan interaksi mereka.

"Dengan Goshiki?"

"Hmm.."

"Kenapa? Kau cemburu?"

"Gila apa."

Tobio tertawa pelan, tangannya memukul lengan sepupunya bercanda. Yang dipukul hanya menerima dengan mendengus.

"Kalau kau cemburu bilang aja, Kenjiro-san~"

Mulut Kenjiro berkedut mendengar nada yang digunakan Tobio, "....sepertinya otak Tobio-sama perlu dicuci kembali."

He's Mine, Only! - Soulmate AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang