21

111 23 0
                                    

"Kalau ada apa-apa, kamu boleh cerita ke aku. Aku dengerin kok."






























"Udah tenang?"

Changkyun ngusap puncak kepala Jooheon sambil senyum kecil. Jooheon yang sekarang keliatan banget kayak anak-anak yang balonnya lepas dari genggaman.

Bukannya ngejawab, Jooheon malah langsung meluk Changkyun dan nyamain posisinya.

"Kamu kalo lagi gini kayak anak kecil tau gak?" Ledek Changkyun.

"Biarin." Jooheon ngeratin pelukannya bikin Changkyun ketawa pelan terus bales meluk Jooheon sambil nepuk-nepuk pelan punggung yang lebih tua.

"Masih pusing?"

"Hm... Dikit."

"Makan ya. Terus minum obat."

Jooheon mundurin badannya dan natap Changkyun. "Suapin ya?"

"Manja banget sih." Kata Changkyun sambil nyubit hidungnya Jooheon. "Ya udah, ayo makan."

Changkyun ambil nampan yang ada di atas nakas, ngaduk buburnya bentar sebelum disuapin ke Jooheon. Butuh waktu lumayan lama buat habisin semangkuk bubur karena Jooheon bener-bener kayak anak kecil sekarang, manjanya minta ampun.

"Sekarang minum obat, abis gitu tidur ya." Kata Changkyun setelah buburnya. Changkyun naruh mangkok kosong sama nampannya di atas nakas terus bantuin Jooheon buat minum obat dan terakhir Jooheon nyuruh Changkyun buat ikut tidur di sebelahnya. Begitu Changkyun baringan di sebelahnya, Jooheon langsung meluk yang lebih muda.

"Kyun."

"Hm?"

"Jangan sama Jinyoung."

"Kenapa emangnya?" Goda Changkyun.

"Ya pokoknya jangan sama Jinyoung."

"Iya, tapi kenapa aku gak boleh sama Jinyoung?"

"Pokoknya jangan!"

"Eh?" Changkyun kira Jooheon bakalan ngambek tapi ini malah... "Iya, iya jangan nangis lagi. Ntar kepalanya pusing."

"Janji ya?"

"Tapi kalo aku gak sama Jinyoung terus aku sama siapa?" Changkyun ini, udah tahu Jooheon lagi mewekan, malah sengaja digodain lagi.

"Sama aku aja."

"Dih. Gak mau ah. Kamu tukang marah-marah. Gak sabaran. Emosian."

"Janji aku bakal berubah." Jooheon ambil tangannya Changkyun terus digenggam erat. "Asalkan kamu selalu sama aku."

Changkyun senyum manis terus satu tangannya ngusap pipi Jooheon. "Iya, iya. Aku bakal sama kamu terus. Selamanya."

Jawaban Changkyun ngebuat Jooheon bernafas lega. Jooheon juga senyum lebar sampe matanya gak keliatan. "Makasih ya Kyun. Makasih karena masih bertahan walaupun selama ini aku udah jahat ke kamu dan selalu nyakitin kamu. Makasih karena kamu tetep jaga hati kamu buat aku. Aku minta maaf buat semuanya. Aku-"

Jooheon kaget waktu Changkyun malah ngecup bibirnya. "K-Kyun."

"Kamu gak perlu minta maaf karena semua tindakan aku kemarin adalah pilihan aku sendiri, kamu gak salah apapun. Dan lagi, dari awal hati aku emang cuma buat kamu. Bukan buat Jinyoung, atau siapapun itu. Jadi kamu gak perlu khawatir tentang itu asalkan kamu percaya sama aku."

Jooheon ngangguk cepet. "Aku percaya sama kamu Kyun."

Changkyun senyum lagi. "Udah, sekarang tidur ya. Besok kan Sabtu, gak ada kuliah. Istirahat di rumah aja."

"Heum... Temenin ya."

"Iya, iya. Dah tidur yuk."

Changkyun nyandarin kepalanya di dada Jooheon, tangannya juga melingkar di pinggang Jooheon begitu juga sebaliknya. Jooheon nyandarin dagunya di puncak kepala Changkyun dan tangannya melingkar di pinggang Changkyun.

"I love you, Im Changkyun."

Changkyun yang tadinya udah mejamin mata pun buka matanya lagi terus senyum manis banget. Sayang aja Jooheon gak liat, coba aja kalo Jooheon liat, bisa gemes lah dia.

"Hm... I love you too, Lee Jooheon."

Dan akhirnya mereka berdua tidur sambil meluk satu sama lain dan senyuman mereka sama sekali gak luntur dari bibir mereka.

Bucin MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang