22.1

35 7 0
                                    

"Yang tadi itu adek kamu?"

Changkyun ngangguk. "Adek tiri aku."

"Sejak kapan?"

Jadi Jooheon lagi kunjungan ke rumah pacar, maklum weekend kan dan tadi ketemu sama Wonwoo yang lagi mau pergi kencan juga sama pacarnya.

Sekarang ini Changkyun sama Jooheon lagi rebahan di kamar Changkyun. Gak rebahan juga sih, posisinya Jooheon lagi duduk sandaran ke kepala kasurnya Changkyun, nah Changkyun nya duduk di antara kakinya Jooheon, sandaran ke Jooheon. Paham kan?

"Hmm... Kamu inget gak waktu kita putus dulu?"

Jooheon ngangguk. Ya kali lupa, Jooheon aja mutusinnya caranya kejam banget, di depan semua murid.

"Malem sebelum kita putus, mama sama papa mutusin buat cerai."

Astaga, fakta apa lagi ini?

Changkyun lagi bersedih dan waktu itu dengan teganya Jooheon mutusin dia?

Tangan Jooheon yang melingkar di perut Changkyun itu makin erat bikin Changkyun senyum kecil.

"Papa sama mama bilang udah gak ada yang bisa dipertahanin di antara mereka. Dan jalan satu-satunya ya mereka harus pisah karena hubungan mereka makin gak sehat. Papa sibuk sama kesibukannya, mama juga gitu sampe jarang pulang. Kalaupun sempet pulang, kerjaan mereka cuma berantem terus. Jadinya mereka berdua sepakat buat pisah."

"Waktu itu aku dikasih pilihan, ikut papa atau mama. Tapi mama langsung nolak waktu itu dan bilang kalau aku mending ikut sama papa."

Satu kecupan mendarat di pelipis Changkyun. "Kalau gak kuat, gapapa gak usah dilanjutin."

"Gapapa kok." Changkyun senyum sambil nautin tangannya sama tangan Jooheon. "Setahun kemudian, papa mutusin buat nikah sama mami. Mami itu janda karena suaminya meninggal karena kecelakaan. Awalnya aku takut, karena di cerita-cerita yang aku baca, semua mama tiri itu kan jahat. Ternyata enggak. Mami baik banget. Sayang sama aku kayak mami sayang sama Wonwoo bahkan mungkin mami lebih sayang sama aku daripada mama kandung aku sendiri dan aku bersyukur bisa ngerasain keluarga yang utuh lagi."

"Maafin aku."

"Hng? Kenapa minta maaf?" Tanya Changkyun sambil noleh ke samping buat liat wajahnya Jooheon.

"Ya, aku udah jahat sama kamu disaat kamu lagi ada masalah seberat itu."

"Gapapa kok~" Changkyun ketawa pelan. "Tau gak? Waktu kamu bilang supaya aku berhenti ngejar-ngejar kamu? Wonwoo marahin aku. Bukannya serem ya, tapi dia malah gemesin tau gak?"

"Kenapa Wonwoo marahin kamu?"

"Hehe~ aku suka ngebut-ngebutan di jalan sepi kalau lagi stress, dan pas malem itu, ada kucing lewat waktu aku ngebut. Akhirnya aku banting setir. Untungnya sih gak ada masalah serius. Tapi Wonwoo marah dan ngancem mau bakar ban mobil aku kalau aku ngulangin lagi gara-gara waktu itu aku dapet luka. Nih."

Changkyun angkat poninya dan nunjukkin bekas luka yang kecil banget di jidatnya. Jooheon pun ngelusin bekas luka itu terus dikecup lembut.

"Jangan diulangin lagi ya. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Aku juga janji gak bakalan bikin kamu stres lagi mulai dari sekarang."

Lagi-lagi Jooheon ngecup pelipisnya Changkyun, berulang-ulang terus turun ke pipi, ke leher, ke bahu, balik lagi ke pelipis sampe si manis ketawa kegelian.

"Udah ih, geli! Jooheon!"

Jooheon ketawa pelan terus ngecup sekali lagi pelipis Changkyun dan yang terakhir di puncak kepala Changkyun.

"Makasih ya Kyun. Buat perjuangan kamu selama ini, karena bertahan dengan semua sifat jelek aku. Dan aku juga minta maaf karena terus-terusan nyakitin kamu dulu, maaf karena telat sadar sama perasaan aku sendiri." Jooheon mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Changkyun. "Gak lagi-lagi aku ninggalin kamu. Aku sayang banget sama kamu."

Changkyun ngelus tangan Jooheon yang ngelingkar di perutnya. "Iya, jangan tinggalin aku lagi ya. Aku juga sayang banget sama kamu."

Mereka berdua akhirnya ngobrol banyak hal, tentang kuliah, tentang apapun itu. Jooheon juga tanya banyak ke Changkyun, apa yang Changkyun suka dan gak suka, apa yang mau Changkyun lakuin nanti setelah lulus kuliah dan banyak hal lain sampe akhirnya mereka berdua malah ketiduran.

Wonwoo ngetuk pintu tapi gak ada sahutan, akhirnya dia buka pelan-pelan pintunya karena dia mau pamitan pergi.

"Lah?  Tidur?" Gumam Wonwoo terus senyum kecil liat Changkyun yang tidurnya pules banget di pelukan Jooheon. "Ya udah deh. Selamat tidur kak."

Bucin MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang