Hai, selamat membaca. Saya harap kalian menyukai cerita saya....
---
Zera terbangun dari tidurnya. Ia menyibakan selimut, sambil sesekali mengucek mata. Pagi ini adalah hal yang tak biasa bagi gadis yang sudah lama berlibur di London. Kebiasaan Zera ketika di London adalah menghabiskan sebagian waktunya untuk bangun siang.Ini hari pertama dirinya masuk sekolah, dimana setelah satu bulan mengurus surat kepindahan.
Zera menguap, "Hoammm."
Ia meraih handphone yang terletak di atas laci. Jam masih menunjukan pukul 5 pagi, mungkin akan Zera habiskan untuk membaca novel sekitar 15 menit.
Sambil menunggu Leny yang sedang membuatkan sarapan, Zera bergegas untuk mandi. Berendam di bathtub adalah kegiatan yang membuat badanya lebih segar.
Selesai mandi, Zera menyiapkan seragam sekolahnya, memakai make up, dan memasukan buku-bukunya ke dalam tas. Zera adalah gadis yang selalu mendadak jika ingin melakukan sesuatu. Mungkin sebagian pelajar akan mempersiapkan keperluan sekolahnya di malam hari sebelum tidur. Namun, Zera terlalu malas menggunakan waktu malamnya untuk mempersiapkan hal semacam itu. Dirinya lebih baik membaca novel sambil mendengarkan musik.
Adakah yang memiliki kebiasaan seperti Zera?
Zera turun dari lantai atas, menghampiri Leny yang sedang memasak telur mata sapi kesukaanya. Gadis itu tersenyum pada Leny.
"Wah, enak banget baunya Mah," ucapnya.
Leny menoleh, sambil terkikik geli. "Iyadong, kan biar anak mamah semangat sekolahnya. Apalagi hari pertama kamu masuk ke Sma."
Zera menggut-manggut paham. "Papah mana?"
"Masih tidur, Papah berangkat siang katanya Ze," jawab Leny.
"Yaudah dimakan dulu sarapanya, ntar kesiangan loh." Leny memberikan piring yang sudah terisi oleh lauk.
"Mau papah anter hmm?" Zera menoleh. Suara berat dari Papahnya mengagetkan keduanya. Andra masih memejamkan sebelah matanya, menahan kantuk.
"Emang mau? Lagian Papah belum mandi juga. Ntar lama lagi," sambung Zera.
"Papah mandi dulu, bentaran kok. Kan gadis kesayangan papa hari ini pertama masuk sekolah. Biar papa yang anterin ya?"
Zera hanya mengangguk. Sambil menunggu Andra mandi, ia mulai sarapan dengan Leny tanpa memperdulikan Andra. Sungguh sangat tidak ramah.
"Mah, Zera berangkat dulu ya!" Setelah bersalaman pada Leny, gadis itu langsung masuk ke dalam mobil.
Leny mengangguk, sambil memberikan senyuman hangatnya. "Ati-ati ya Ze. Semangat sekolahnya sayang."
"Mah, papah mau anterin Zera ya. Jangan kemana-kemana," pamitnya. Andra mencium kening istrinya.
"Iya Pah, ati-ati ya."
"Oke Mah."
---
Sesampainya di depan gerbang. Andra sudah pulang, tersisa Zera yang masih mematung sambil melihat sekitar.
"Wah gede banget ni sekolah. Beda kaya sekolah gue dulu." Gadis itu terus berjalan, tanpa melihat sekitar.
Tiba-tiba dari arah berlawanan, ia menabrak seseorang. Saat mendongak, Zera dibuat kaget.
"L-lo!?" teriaknya. Semua pasang mata mengarah padanya.
Cowok itu menaikan sebelah alisnya, dengan raut wajah tanpa ekspresi.
Zera semakin melebarkan matanya. "Lo kan yang di bandara itu!? Demi apa!?"
Sedangkan cowok yang berada di depanya masih tetap bergeming menatap Zera.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAL
Jugendliteratur[ HIGHEST RANK IN 2021-2022 ] #1-lovesma #1-badboy #1-rajawali #1-kenyataan