15- UNGKAPAN RASA

2.8K 214 13
                                        

Happy Reading!♥️

"Perempuan bukan objek untuk disakiti, kalo lo berani nyakitin apalagi sampe bikin dia nangis. Sama aja lo brengsek!"

_______________________________________________

Seorang cewek sedang asik berjalan di trotoar. Ia sedang membenarkan seragam sekolah nya dan mengibas ngibaskan rok nya. Zera kembali berjalan lurus dan tampak dari jauh ia melihat 4 anak laki-laki.

Matanya membelakak kaget kala ternyata cowok tersebut berjalan ke arahnya, ia hendak berbalik arah namun kalah cepat ia di hadang oleh empat laki-laki yang berwajah sangar. Salah satunya ia kenal cowok tersebut.

"Mau kemana neng kok buru-buru banget si?" tanya seorang cowok yang berbadan kurus.

"Kayanya bakal asik nih kalo kita main dulu." Seringaian muncul di wajah ketua geng Cobra. Yaaa Jordi namanya.

Zera sudah memasangkan wajah yang panik, memori masa lalunya kembali berputar. Keringat mulai bercucuran di wajahnya, tanganya gemetar dan langkahnya perlahan mundur. Ia takut dengan tatapan cowok yang berada di depanya.

Perlahan juga, Jordi memajukan langkahnya diikuti kedua temanya yang mulai mendekati Zera. Seketika tanganya mecengkram tangan Zera dengan kuat, tatapanya mulai tajam dan rahangnya mengeras seperti ingin menerkam mangsanya.

"Lepasin Jordi gue udah ngga ada apa-apa sama lo lagi!" sentak Zera, namun seluruh badanya gemetar dan refleks mundur.

Bukannya melepaskan cengkraman, Jordi justru malah semakin mengeratkan tanganya hingga Zera meringis kesakitan. Matanya mulai berkaca-kaca dan bibirnya gemetar.

"Kenapa lo hindarin gue Zera!" tekan Jordi, di setiap kata-katanya. Namun Zera tidak menjawab hingga membuat cowok tersebut menggeram marah.

Kini wajahnya mulai mendekat hingga hembusan napas menerpa wajah Zera. Ia mencengkram rahang Zera untuk menghadap ke arahnya tak lama ia menampar pipi Zera.

Plakkk

Bunyinya nyaring hingga pipi Zera memanas. Ia sudah tidak bisa menahan sesak di dadanya, matanya mulai mengeluarkan butiran bening dan menjatuhkanya. Ia menangis.

"KALO LO GA JAUHIN GUE! GUE GA BAKAL KASAR ANJING!" bentak Jordi, dengan nada yang meninggi dan matanya yang sangat tajam menatap figur gadis yang ada di depanya.

Bughh

Tendangan kuat mengenai rahang kanan Jordi hingga cowok itu tersungkur jauh. Tak mau kalah, teman Jordi pun mulai melawan cowok tersebut namun nahas semuanya dikalahkan oleh satu cowok itu.

Jordi menatap cowok tersebut dengan senyum smirk nya. "Dateng juga lo bangsat," batinya. Ia langsung berdiri dan menghampiri Reval.

"Gue gaada urusan sama lo, mending pergi aja," ujarnya ketus yang diabaikan Reval.

Kini tatapan Reval tak kalah bengis. Ia menatap lawanya bak ingin menelan secara hidup-hidup orang tersebut. Rahangnya mulai mengeras, tak lama kemudian ia melayangkan tinjuan yang membabi buta, kini matanya diselimuti dengan kemarahan ia tidak peduli lawanya akan sekarat bahkan mati. Sebelum itu Reval menendang kuat perut Jordi keras membuat cowok itu mengerang kesakitan.

"Lo ada hubungan apa sama cewek murahan itu!?" Jordi menatap Zera dengan remeh.

Bugh

"Jaga mulut kotor lo bangsat!" desis Reval kala ia terlanjur emosi.

"Perempuan bukan objek untuk disakiti. Kalo lo berani nyakitin apalagi sampe bikin dia nangis sama aja lo brengsek!!" tambahnya lagi.

Bugh

REVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang