Happy reading guys!
🐣🐣🐣
Gema menyenderkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Dia Memejamkan matanya, tapi tak tidur. Hanya menikmati kenikmatan rebahan setelah selesai beraktivitas. Nyaman sekali. Ditambah diluar hujan, perpaduan suasana yang menenangkan.
"Bang, nggak ganti baju dulu?" Suara lembut Bunda terdengar dari sampingnya membuatnya membuka matanya.
Dia menjatuhkan kepalanya di pangkuan wanita itu. Membuat Bunda mengelus surai hitam milik Gema. "Kenapa? Ada masalah?"
Gema menggeleng. "Nggak, Bun. Cuma lagi capek aja."
"Bun, rasanya suka sama orang itu gimana, sih?" Tanya Gema tiba-tiba.
"Kalo cuma sebatas suka, kita nggak bisa ngerasain apa-apa, lah. Kan, kita cuma kagum sama hal-hal yang ada di dia. Jadi rasanya biasa aja, beda lagi kalo sayang," jawab Bunda sambil menatap Gema.
"Emang bedanya suka sama sayang apaan? Bukannya sama aja? Cuma namanya aja beda. Ya, kan?" Gema bangkit dari posisi tidurnya, berganti duduk bersila sambil menghadap ke arah Bunda.
"Beda, Bang. Kalo sayang itu satu tingkat lebih tinggi daripada suka. Kalo misalkan diibaratin main Game, itu udah naik level. Kamu bisa ngerasain bahagia kalo lihat dia lagi bahagia, tapi kamu juga ikut ngerasa sedih kalo dia lagi sedih." Bunda menatap bingung Gema yang mengangguk-anggukkan kepalanya, seolah mencerna dengan baik perkataannya tadi. Tidak biasanya putranya ini menanyakan hal-hal berbau cinta seperti sekarang.
"Kenapa emangnya? Abang lagi suka sama cewek, ya?" Tanya Bunda membuat Gema terdiam sejenak.
"Enggak. Cuma kepo aja, haha," ujarnya seraya terkekeh membuat Bunda geleng-geleng kepala.
"Bang Gema! Susu coklat gue di kulkas manaa?!" Teriak Rean yang tampak keluar dari dapur.
"Loh, kok abang?" Dia menunjuk dirinya sendiri kala Rean berkacak pinggang di depannya.
"Lah, kemarin kan Rean nitip Abangg pas mau ke cafe!"
Gema menepuk dahinya pelan, lalu menyengir lebar ke arah Rean. "Gue lupa," ucapnya pelan.
Karena mengantar Manda kemarin, dia jadi melupakan pesanan Rean.
"Yahh Abang mahh." Rean merengek kecewa, dan mendudukkan dirinya di samping Bunda.
"Nggak apa-apa, nanti kalo hujannya udah reda beli," ucap Bunda menenangkan.
Tiba-tiba ponsel Gema berdering, menampilkan nama Manda di sana. Gema menggeser tombol hijau dan berjalan sedikit menjauh dari Bunda dan Rean.
"Kenapa?" Tanyanya namun yang terdengar hanya isakan dari seberang sana, hal itu membuat Gema sedikit khawatir.
"Man?"
Duarrr!
"Tolong gue..."
Gema terkejut, diluar hujan ditambah dengan petir yang saling bersahutan. Dia mematikan sambungan teleponnya dengan Manda lalu mengambil jaket biru miliknya yang tersampir di sofa dan memakainya.
Bunda dan Rean menatap Gema bingung. "Mau kemana, Bang?" Tanya Rean.
"Mau nyamperin temen," jawabnya.
"Hujan, loh, Bang diluar." Bunda menatap khawatir ke arah Gema.
"Bun, mobil Ayah dirumah, nggak?"
"Tadi dibawa. Kamu pakai punya Bunda aja. Bentar, ya." Bunda masuk ke kamarnya sebentar untuk mengambil kunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA || Winwin
Teen Fiction"Gue itu awal dari segala dukanya." -Gema Raditya. #2 in jurnalistik *** Bagaimana jika dahulu saling mengenal, namun sekarang tidak lagi? Bukan, ini bukan tentang yang dulunya saling peduli dan menyukai, tapi sekarang menjadi asing. Itu salah be...