Enjoy guys!
🐣🐣🐣
Esoknya, pagi-pagi sekali.
Menjelang subuh, Gema memutuskan untuk pulang diantar oleh Farrel. Jangan ditanya Devan, anak itu pasti masih molor.
Gema mengendap-endap masuk ke rumah agar tak ketahuan oleh orang rumah. Setidaknya mereka taunya Gema pulang semalam, jika dirinya berada di kamar sejak pagi. Entahlah, kenapa dia jadi seribet ini.
Dia hanya tidak mau membuat khawatir Ayah dan Bunda.
Dengan tudung hoodie hitam milik Devan yang tengah menutupi kepalanya, cowok itu memindahkan tangga dan mengarahkannya tepat pada balkon kamarnya.
Kaki jenjangnya perlahan menaiki anak tangga satu persatu hingga sampai pada balkon. Gema mengembuskan napasnya kala kakinya sudah memijak pada lantai kamarnya. Pandangannya yang tengah menunduk sontak mendongak kala melihat sepasang kaki seseorang berada di depannya.
Dia terkejut karena pemilik kaki itu adalah-
"Ayah ngapain di sini? Lagi nyari tikus yang lagi kejar-kerajan, ya?" ucapnya sembari cengengesan.
Gema menelan salivanya dengan susah payah saat menyadari tatapan datar yang dilemparkan sang Ayah.
Ayah melingkarkan tangannya di depan dada membuat Gema menunduk. "Maaf-"
"Kamu kalau ada masalah bisa nggak nggak usah masang muka baik-baik aja?"
Kepalanya mendongak, "lah? Kan, Gema emang nggak kenapa-kenapa, Yah," ucapnya seraya terkekeh pelan.
Netranya melirik ke arah lain, tidak mau bertatap dengan netra Ayah. Gema tau arah pembicaraannya akan ke mana.
"Ayah ini masih malem, loh. Gema tadi begadang di rumah Devan, jadi mau-"
"Gema."
Suara lembut namun tegas itu perlahan membuat Gema menunduk dalam.
"Sampai kapan mau lari terus?"
"Yah..."
"Gunanya kami di sini itu apa kalau kamu aja setiap sedih selalu kamu pendam sendiri terus nyembunyiin diri?" Ayah menatap cowok berhoodie hitam itu dengan sorot sendu. Mau seberapa keras pun dia mengabaikan kenangan milik sang Adik barang hanya sedetik, Gema selalu mengingatkan dia kembali pada sosok lugu dengan senyum teduh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA || Winwin
Teen Fiction"Gue itu awal dari segala dukanya." -Gema Raditya. #2 in jurnalistik *** Bagaimana jika dahulu saling mengenal, namun sekarang tidak lagi? Bukan, ini bukan tentang yang dulunya saling peduli dan menyukai, tapi sekarang menjadi asing. Itu salah be...