ALDEN| 41

131 12 0
                                    

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AUTHOR POV

Motor Alden terlebih dulu melewati garis finis dan Gio kedua. Mereka semua memarkirkan motor berjejer lalu turun. Kiara menghampiri inti StarHigt.

Gio kaget karena kehadiran Kiara.

'Dia kan cewe yang waktu itu' batin Gio.

Alden menepuk pundak Gio dua kali. "Kalau ga bisa kalahin gue, jangan sok-sokan mau ngalahin gue. Ibaratnya lu semut gue gajah." kata Alden meledek.

"Sialan, cabut" umpat Gio lalu menyuruh anggota nya pergi dari arena.

"HU GOBLOK, KETUA GENG KOK LETOY." teriak Ucup mengejek Gio.

"Gue pulang duluan yah," pamit Raka.
"Anterin Kiara pulang, Al," lanjut nya.

Alden mengangguk antusias.

"Gue juga pulang duluan," kini giliran Alvin yang pamit.

"Kita juga" Adit dan Ucup pun pulang bersamaan.

"Mau pulang?" Ajak Alden kepada Kiara.

"Terserah kak,"

"Yaudah, yuk" cowok itu menggenggam tangan Kiara erat.

Kiara merasa aneh sama Alden akhir akhir ini, kadang ia merasa jauh dengan Alden, padahal Alden selalu bersama nya.

Genggaman tangan Alden makin mengeratkan, ia tak mau melepaskan tangan genggama nya.

"Kak, tunggu" pintah Kiara.

Alden menengok ke belakang menatap Kiara dalam "Hm?"

"Kak Aden kenapa?" tanya Kiara hati hati.

"Kenapa apa nya? Aku gakpapa." ujar Alden lalu mengusap puncak kepala Kiara. "Yaudah ayo naik," perintah Alden.

****

Raka duduk di balkon rumah nya sambil menghisap sebatang rokok.
"Besok udah mau bagi rapot aja, tapi lagi lagi gue ngambil sendiri," adu Raka.

"Coba mama sama papa ada, pasti mereka yang ngambil rapot gue,"

Cowok itu membuang rokok nya lalu menginjak nya, "Tuhan, kangen mama sama papa. Kalau di kasih kesempatan aku cuman mau mereka kembali."

"Dah lah tidur, percuma juga, lagian mereka udah jadi Setan."

Raka pun beranjak untuk ke tempat tidur, emang Mood Raka itu benar bener cepat berubah.

****

"Kak, kok kesini?" tanya Kiara pada Alden.

"Mau turun gak Lo?"

"Eh iya, tunggu." Kiara mengejar Alden.

Mereka berdua berada di taman bermain yang sudah sepi karena dah terlalu malam. Kedua nya duduk di bangku taman. Alden membaringkan kepalanya di paha Kiara.

"Kenapa kak?"

"Ga boleh?"

"Boleh, tap---

---diem gue males ngomong" kata Alden memotong ucapan Kiara.

Hening kedua nya.

"Ra?" panggil Alden.

Kiara mengelus-elus rambut Alden dengan halus. "Kenapa kak?"

"K-kalo gue akhiri hubungan kita, Lo marah?" tanya Alden pada Kiara membuat Kiara kaget.

"Kalo itu mau kak Alden, aku bisa apa kak?"

"Kita udahan yah." ucap Alden membuat Kiara langsung lemas.

"K-kak? Kenapa?" sebisa mungkin Kiara menahan tangis.

"Maaf, Ra. Lo tau kan, Lo cuman bahan gabutan gue." alibi Alden.

"Brengsek Lo kak!!" Kiara bangun dan langsung berlari menjauh dari Alden.

Alden hanya duduk diem memperhatikan Kiara. Gadis itu berlari sampai mendapatkan taksi.

"Pak, taksi." Kiara mengayunkan tangan ke atas untuk memanggil nya.

Kalau di tanya Kiara tangis atau gak, yah pasti dia nangis tapi ia harus bisa menahan nya, ia tidak mau semua orang menanyakan kenapa dirinya.

****

Saat sudah sampai, Kiara benar benar sendiri. Bunda nya sedang berada di Bandung karena pekerjaan selama 2 Minggu. Pembantu rumah nya sedang mengambil Cuti karena anak nya sedang sakit.

"Gue benar benar sendiri sekarang,"

Ia membanting tubuhnya ke kasur "Lo brengsek kak, gue benci"

"Lo kira gue bakal nangis?"

"YA IYAH LAH BEGO!!!"

"HUWAAAA BUNDA KAK ALDEN TEGA...." Kiara nangis sekenceng kenceng nya.

"Kenapa pada ninggalin Ara sih?!!!"

"Kalian semua pembohong besar."

"Gue benci Lo semua" ia menangis sambil berteriak misterius.


ALDEN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang