Mata pensil tumpul itu menari dengan lihainya di atas kertas , garis-garis kasar tergambar di sana.
Sesekali dia menghapus atau mencoret jika karakter yang ia gambar tak sesuai. Meremas kertas lantas melempar asal.
“Argghhh… stress lama-lama, mending ngopi dulu bentaran deh.” Dia beranjak dari kursi, melangkahkan tungkai menuju dapur.
“Kak Day, mau kemana?” di ruang tengah obsidian nya menangkap sosok gadis menggemaskan entah sedang apa, tapi yang pasti televisi menyala itu tidak ditonton sang gadis.
“Eh Yeseo, kok masih di sini? Ga pulang?” Dia menyempatkan untuk menepuk lembut puncak kepala gadis Kang.
“Engga kak, aku mau nginep di sini aja, boleh kan Kak Day?”
Yang dipanggil Day terkekeh kecil di meja pantri, dia menyeduh kopi seraya memperhatikan gadis itu.
“Emang nanti Bunda mu ga bakal nyariin?”
“Yeseo udah bilang kok ke Bunda kalo mau nginep di tempat nya Kak Dayeon.”
Aroma kopi menyeruak, membuat kepalanya sedikit ringan. Setelah selesai dengan membuat kopi, Dayeon menghampiri Yeseo.
Duduk di samping gadis itu dan memperhatikan apa yang sedang dikerjakan nya.
“Lho, kamu lagi bikin karakter Kapten Shen?” meraih kertas sketsa Yeseo, dia memperhatikan detail gambar yang sesuai dengan deskripsi pada light novel nya.
“Iya, gimana kak? Udah mirip kan?” tanya Yeseo, raut wajahnya penuh akan pengharapan.
Sudut bibir si Kim terangkat, tatapannya beralih pada gadis yang terpaut dua tahun lebih muda darinya.
“As expected, gambaran kamu emang yang terbaik.”
Bukan sekadar pujian manis, tapi skill yang dimiliki gadis Kang itu memang patut diacungi.
Yeseo tersenyum lebar, ada rasa bangga setelah mendapat pujian dari sang kakak.
“Kalo gitu, aku lanjut bikin karakter Detektif Kawaguchi nya. Biar ntar Kak Day bisa ngembangin plotnya.” Dia mengambil kertas sketsa lainnya, mulai menggambarkan karakter sesuai dengan deskripsi yang ada.
Dayeon memperhatikan Yeseo. Gadis itu terlihat serius dengan pekerjaan nya.
“Ini udah malem lho, kamu ga mau tidur? Gambarnya besok lagi aja.” Menyesap kopi yang tadi ia buat.
Menggeleng kecil, Yeseo lebih memilih kembali menggambar. Namun detik berikut nya ia berhenti, menatap Dayeon, “Kak, bukannya kakak mau bikin spin-off dari light novel ini?”
Dia terdiam sejenak, pertanyaan Yeseo membuatnya berpikir. Ditatap cangkir berisi kopi yang tinggal beberapa teguk lagi.
“Eumm… masih rencana sih. Tapi kakak lagi ngembangin karakter nya, nanti bakal dibikin versi komik.” Yang lebih muda mengangguk.
Kali ini suasana ruang tengah kembali sunyi, keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing—Yeseo, menggambar dan Dayeon melamun.
Cukup lama keheningan menemani mereka, suara ujung mata pensil yang bergesekan dengan kertas tak terdengar, disusul suara menguap kecil dari Yeseo menyudahi lamunan Dayeon.
“Tidur sana, udah nguap gitu.” Gadis Kang mengangguk seraya membereskan peralatan gambar.
“Kak Day, aku tidur duluan ya.”
“Iya, jangan lupa pake selimut.” Diusap nya lembut puncak kepala Yeseo sebelum gadis itu pergi ke kamar Dayeon.
Kini tinggal dia sendiri. Irisnya tertuju pada rak buku berisi beberapa buku karya nya. Disana ada beberapa judul light novel dan volume komik.
KAMU SEDANG MEMBACA
MVSK -Chaeda-
FanfictionDayeon pikir dia sudah gila, Ia pikir ini hanya imajinasi nya saja, Anggap saja Dayeon gila, namun kenyataan memanglah segila itu. Tapi siapa sangka jika karakter yang ia ciptakan ternyata hidup di dunia nyata. 📸 "Ini memang sudah gila, tapi jang...