14. 🍓

43 12 0
                                    

.
.

Juan kini sedang duduk di parkiran seperti biasanya. Ia akan menunggu Hana dan ingin melihat bagaimana dia menyikapinya hari ini.

Bahkan juan berangkat sangat pagi karena ingin mengetahui apa yang akan Hana lakukan padanya. "Mungkin aku ditampar," tuturnya dengan membayangkan bagaimana jika Hana sampai di parkiran ini.

Tak lama dari kejauhan terlihat Hana yang berjalan namun tidak menghampirinya. Hana berjalan menuju kelasnya tanpa menghiraukan juan yang terduduk sendiri di parkiran. Juan hanya mengedikkan bahunya acuh melihat itu.

"Aku gak masalah kamu marah. Karena emang udah seharusnya kayak gini kan," ucap juan seolah tak peduli namun hatinya sedikit sakit melihat itu.

Juan pun melangkahkan kakinya ingin menuju kelas. Namun ditengah perjalanan ia berpapasan dengan raksa. Juan menyeringai kecil ketika Raksa menghentikan langkahnya.

Juan sedikit mendekatinya dan berbisik. "Aera milikku. Jauhi dia sebelum kamu menyesal," bisiknya pada Raksa.

Namun Raksa hanya memasang wajah dinginnya. "Aera milikmu? Tapi dia masih mau aku ajakin kencan nanti sore," sarkah Raksa dengan smirknya.

Mendengar itu juan mengepalkan tangannya kuat dengan rahang yang mengeras. "Jauhi dia sebelum kamu menyesal," ancamnya.

Raksa kembali tersenyum mendengar penuturan tersebut. "Menyesal karena nanti aku akan mati?"

Juan menatapnya dengan tajam dan hanya dibalasi senyuman remeh oleh raksa.

"Aku suka berurusan dengan pembunuh. Aku kira aku salah lihat waktu malam itu. Tapi ternyata dugaan ku benar. Lain kali cari tempat yang gak mungkin ada orang kalau mau membunuh," tutur raksa yang semakin membuat jaun mengeraskan rahangnya.

Namun didetik selanjutnya juan tersenyum remeh padanya. "Lain kali aku akan hati-hati. Terimakasih atas sarannya," jawab juan sebelum pergi meninggalkan raksa yang tengah memikirkan sesuatu.

"Aera.. aku khawatir sama kamu," lirihnya yang masih menatap kepergian juan.

Setelahnya raksa pun meninggalkan koridor dengan rasa khawatir terhadap Aera. Ia khawatir jika suatu saat nanti Aera akan terluka karena juan.

'dia benar-benar sakit mental'

***

Aera yang sedang duduk dikelasnya pun terkejut ketika juan dengan wajah amarahnya datang yang membuat Aera sedikit takut melihat itu.

"Ehm. Juan.. kamu kenapa?" Tanya Aera dengan hati-hati.

"Batalkan kencannya," desis juan dengan mata yang penuh dengan kilatan amarah.

"Haa kencan? Kencan apa?" Tanya Aera yang tak mengerti dengan apa yang juan maksud.

Mendengar itu juan melemaskan bahunya. Ia mengatur kembali nafasnya yang sempat tidak terkontrol. "Raksa gak ngajakin kamu kencan?" Juan kembali menanyakan hal yang membuat Aera bingung.

"Aku baru sampai di kelas. Aku belum ketemu Raksa hari ini," tutur Aera dengan memasang wajah bingung.

Setelah itu juan pergi meninggalkan kelas Aera menyisakan perempuan yang sedang kebingungan dengan pertanyaan juan.

"Apa apaan sih dia. Mungkin dia salah makan hari ini," lirihnya seraya menatap aneh pada pintu kelas yang sebelumnya dilewati oleh juan disana.

***


Sesampainya di kelas, Juan mencari cari botol minum milik gio dan segera meneguk nya hingga hampir habis. Sedangkan yang punya botol hanya pasrah ketika air minum miliknya tersisa setengah.

Strawberry || My psycho loves ice cream ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang