.
.Aera kini sedang menemani sang ayah menyiram tanaman dihalaman belakang. "Aera juga mau nyiram ayah," pintanya pada sang ayah.
"Aera mau? Tunggu sebentar ya," ucap Jordan seraya memberikan selang pada Aera.
Aera pun menerimanya dengan senang. Dengan penuh telaten ia menyirami bagian yang belum disiram oleh ayahnya.
Sedangkan Jordan sudah masuk ke dapur untuk menyeduh kopi dan membiarkan Aera menyelesaikan pekerjaan nya.
"Heh! suutt," ayahnya memanggil Aera dari pintu yang masih memegang gelas dan juga sendok.
"Ih apa sih ayah. kok suit suit," herannya dengan terkekeh.
"Itu.. didepan ada Juan. Samperin dulu sana," tutur ayahnya meminta Aera agar menemuinya.
"Juan? Ngapain dia kesini"
"Ya gak tau. Samperin dulu sana"
"Iya ayah"
Kemudian Aera mendorong sendiri kursi rodanya lewat bagian samping rumahnya.
Juan? Ada apalagi dia kesini. Bukankah sudah jelas jika dirinya meminta agar jangan dulu berteman. Bagi Aera ini terlalu bahaya. Ia sangat takut jika tenggelam pada pesona Juan.
Aera sangat ingin jika Juan mengerti akan keadaannya. Menjadi perempuan yang mencintai kekasih sahabatnya adalah hal yang sangat tak etis.
Aera sampai di depan rumahnya dan terlihat Juan yang sedang duduk di kursi terasnya. Mungkin Juan belum menyadari kehadiran Aera karena posisinya berada dibelakang juan.
"Ck! Lama banget sih. Perlu ya dandan dulu sebelum ketemu aku," celetuk Juan yang masih belum menyadari keberadaan Aera.
Sedangkan Aera sudah geram dengan celetukannya. Ia bahkan tidak pernah ada niatan terlihat cantik depannya. Jadi untuk apa susah payah dandan hanya untuk menemuinya.
"Pengin deh aku teriak biar dia keluar"
"Sok jual mahal banget"
"Padahal datang kesini cuma mau ngasih buah doang"
"Aera mati kali ya. Apa udah lupa jalan ke luar rumah"
"Perasaan dia belum tua deh. Udah pikun aja," Juan terus mengoceh hingga memaki Aera tanpa disadari orang yang ada dibelakangnya sudah sedari tadi menahan kesal dengan setiap ucapannya.
"Untung ada ayahnya. Ka--
"Kalo gak ada emang kenapa!!" Sulut Aera yang sudah tidak tahan dengan ocehan Juan.
Sedangkan Juan tersentak melihat Aera yang mendadak ada dibelakangnya. "Sejak kapan disitu?" Tanya Juan tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Dari tadi ngatain aku bukannya minta maaf malah ngegas!"
"Tapi aku gak merasa bersalah. Salah sendiri lama"
"Kamu tuh ya!!"
"Apa," tantang Juan seraya menunggu apa yang akan dilakukan Aera selanjutnya.
Aera menarik nafasnya dalam-dalam menahan emosinya karena tidak ingin ayahnya mendengar perdebatannya dengan Juan. "Mau ngapain kesini?" Tanyanya to the poin.
"Cuma mau ngasih ini. Tadi niatnya mau beli anggur, tapi gak tau kenapa itu tiba-tiba ada di troliku. Gak sengaja keangkut mungkin," ucapnya seraya menunjukkan bingkisan buah strawberry didalamnya.
"Makasih"
"Makasih doang?"
"Maunya?"
"Gak papa. Gak jadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry || My psycho loves ice cream ✔️
Fanfic"Kisahnya tak pasti. Hanya berawal dari dia yang menyukai strawberry.. hingga akhirnya lebih memilih pergi karena dibenci.." MAAF_ -Apa arti strawberry bagimu? -sesuatu yang berharga. -bukankah itu sesuatu yang kau benci? -hem. sesuatu berharga yang...