07. 🍓

41 17 2
                                    

.
.

Plakk
Plak..

Pukulan demi pukulan terus didapatkan oleh Nana yang kini hanya bisa meringkuk dan tak berhenti meminta maaf.

"Udah!! CUKUP!!! JANGAN SAKITI PUTRAKU LAGI!!" Teriak Eren seraya memeluk erat putranya yang hanya bisa menangis dan meminta maaf.

"Ayah sudah memperingatkan mu untuk belajar!! Kenapa nilainya masih jelek!!" Bentak Allan dengan nafas yang memburu.

"Kamu gila ya? Anak kita bisa mati kalau kamu siksa terus seperti ini!!"

"Biarkan dia mati!! Aku tidak ingin memiliki anak bodoh seperti dia!!!"

"CUKUP!!! Sekarang juga aku mau kita cerai!!"

.
.
.

Juan terbangun dengan nafas terengah mengingat kembali perkelahian orang tuanya dan siksaan dari sang ayah. Bahkan keringat bercucuran membasahi keningnya. Kemudian ia mengusap wajahnya dengan gusar. Lagi dan lagi juan harus bermimpi buruk.

"Arrgh!!"

"Berhenti datang dalam mimpiku bodoh!" Desisnya yang masih saja terngiang akan mimpi buruknya.

Kini juan tengah memandang ponselnya yang terdapat banyak pesan yang dikirimkan oleh Hana. Bahkan belum ada satu pesanpun yang ia balas.

Juan kembali mengucek matanya malas, ingin sekali ia membolos hari ini karena tidak ingin melihat Hana kecewa ulah juan sendiri yang mengabaikan pesannya.

Ddrttt
Drrrt..

Ponselnya berdering dan tertera nama Hana disana, tanpa berpikir panjang juan dengan segera mengangkanya.

"Na.."

Suara lembut diseberang sana membuat juan merasa bersalah karena tidak mengecek ponsel sebelum ia tertidur tadi malam.

"Maaf"

"kenapa minta maaf?"

"Aku tadi malam tidur lebih awal, gak tau kalau kamu ngirim pesan sebanyak itu"

"Itu gak masalah buat aku. Aku udah biasa."

Hana mengatakan seolah dirinya baik baik saja namun suaranya terdengar sendu, hal itu semakin membuat juan merasa bersalah.

"Ayo kita jalan hari ini. Setelah pulang sekolah kita langsung jalan. Kemanapun kamu mau"

Terdengar suara tawa kecil diseberang sana.

"Kamu gak sibuk?"

"Gak. Ayo kita jalan"

"Ya. Sampai jumpa nanti"

"Hm"

Juan memutuskan sambungan teleponnya dan segera bergegas untuk bersiap sekolah.



***


"Ayah.. kapan Aera terapi lagi?" Tanya Aera disela-sela waktu sarapan.

Strawberry || My psycho loves ice cream ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang