09. 🍓

33 13 2
                                    

.
.

Pagi ini Juan benar-benar tidak mendapatkan pesan dari Hana. Ada apa dengan kekasihnya itu. Apa kah juan membuat kesalahan hingga membuatnya tersinggung. Namun juan sangat mengingat dengan jelas bahwa ia sendiri tidak membuat kesalahan kemarin.

Arrggh!!

Juan mengerang frustasi. Namun ia tahan niatnya untuk menghubungi hana terlebih dahulu karena memang ia adalah tipe laki-laki yang gengsian.

"Kamu kenapa sih Han?"

"Biasanya juga ngabarin aku. Yaa walaupun aku gak langsung bales pesan kamu tapi seenggaknya kan aku tetep bales," lirih Juan seraya mengusap bingkai foto Hana yang sedang memegang piala ketika menang saat olimpiade sains.

"Ah udah lah. Ngapain repot-repot dipikirin. Entar juga ketemu disekolah," celetuknya kemudian bergegas melangkah menuju toilet untuk membersihkan diri.

Setelah selesai dengan urusan mandinya kini Juan kembali mengecek layar ponselnya yang ternyata belum ada notifikasi masuk dari Hana.

Juan tak ingin mengambil pusing untuk urusan itu. Ia hanya akan memikirkan ingin membuat apa untuk sarapannya pagi ini.

Kini Juan sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya dan mungkin hanya dasi yang belum ia pasang untuk menyempurnakan atributnya.

Dengan perlahan ia menuruni anak tangga seraya menimang nimang langsung ke sekolah atau sarapan sejenak. Karena ia anak yang ingin tetap kuat dan sehat maka juan akan memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu.

Hem sedari ia berpikir dan termenung di depan lemari pendingin karena ingin mencoba memasak untuk sarapannya. namun pada akhirnya ia hanya mengambil roti tawar dan selai. Sangat repot jika menyiapkan makanan sebelum sekolah, pikirnya.

"Selai coklat lebih enak daripada strawberry"

Satu hal yang Juan benci ketika sedang sarapan seperti ini. Tubuhnya mungkin terlihat tenang dengan kunyahan roti dimulutnya. Namun berbeda dengan matanya yang melirik lirik kesetiap sudut dapur mencari sosok yang dahulu selalu repot menyiapkan makanan untuknya.

Bahkan Juan selalu menangis ketika sang bunda memaksanya agar tidak pernah melewatkan sarapan. Baginya saat dulu itu makan adalah hal yang menyiksanya. Namun berbeda saat sekarang. Sekarang bahkan ia harus masak sendiri agar tidak kelaparan.

"Aku benci bunda," gumamnya.

"Bunda tidak ingin lagi memasakkan sesuatu untukku"

"Padahal kalau bunda masak, Juan akan makan tanpa diperintah"

Juan kembali memasukkan roti kedalam mulutnya hingga dua lapis roti sudah habis dimakannya.

"Juan pamit sekolah bunda.." celetuknya seraya bergegas mengambil dasi dan tasnya yang berada di kursi kosong disebelah Juan.

Sebelum Juan menyalakan mesin motornya ia kembali mengecek ponselnya dan benar benar tidak ada tanda Hana yang memberikan kabar. Ia pun hanya mengedikkan bahunya acuh, mungkin Hana hanya sedang tidak ingin, pikirnya.


***

Aera dan Jordan baru saja mengeluarkan mobilnya dari bagasi dan hendak menuju kejalan utama. Namun sebelum itu sebuah motor melaju kencang didepannya.

Strawberry || My psycho loves ice cream ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang