05. 🍓

49 15 3
                                    

.
.

Aera kini tengah terduduk di depan meja riasnya dengan seragam yang sudah rapi ia kenakan. Wajahnya ia tenggelamkan pada lipatan tangannya sambil sesekali menguap.

"Sepertinya aku bangun terlalu pagi," bagaimana Aera tak mengantuk ketika sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya. Aera bangun sangat pagi bahkan saat ini hari masih terlihat gelap.

Mungkin niatnya agar tidak kesiangan seperti kemarin, namun ini sangat pagi Aera.. bahkan ketika dirinya yang sudah bersiap sedangkan ayahnya baru saja terbangun dari tidurnya.

Tangannya kemudian mengutak-atik ponselnya untuk sekedar menonton YouTube atau menarik ulur beranda instagramnya agar rasa kantuknya hilang.

Ketika tak sengaja membuka chat instagramnya ternyata ada satu pesan yang meminta ia untuk membacanya.

||Na juan_
Hei strawberry

Aera mengernyit. "Tau darimana dia nama Instagram ku," Aera malas membalasi pesan tersebut.

Baginya juan adalah seorang yang susah ditebak kepribadiannya. Jika dia membalasi takut nanti salah dimata juan dan berujung nyawanya menjadi ancaman.

Rasa kantuk kembali melanda dirinya. Rasanya ingin ia putar kembali waktu agar menyetel alarm pada jam yang tepat.

Matanya kembali melirik arloji ditangannya, masih pukul 05:30 kemudian ia mulai bergerak untuk turun kelantai dasar.

Bisa dilihat sekarang ayahnya sedang sibuk memasak untuk membuat sarapan. Aera hanya tersenyum ketika menatap punggung ayahnya, entah kenapa dirinya ingin menangis.

Ayahnya rela bangun sepagi ini untuk dirinya, rela memasak walau masih terlihat jika sang ayah masih mengantuk. Ayah adalah satu-satunya lelaki yang membuatnya kuat. Terlihat pula ayahnya yang tersenyum setelah menyicipi hasil masakannya, pasti rasanya sangat enak.

Aera tak ingin menyapanya. Dia masih ingin melihat ayahnya yang selalu tersenyum ketika masakannya sudah siap disajikan.

Ketika tak sengaja mencium aroma masakan ayahnya tiba-tiba Aera teringat dengan mendiang ibunya. Aroma masakannya persis seperti buatan ibunya dulu. Sudahlah, kini Aera tak bisa lagi menahan air matanya. Dia mengawali paginya dengan tangisan yang hanya diketahui oleh dirinya.

Ketika sang ayah menyadari keberadaannya, dengan cepat Aera menghapus air matanya dengan senyuman tipis.

"Loh, Aera sudah bangun dan bersiap? Ini masih pagi," tutur Jordan dengan heran.

Aera pun hanya tersenyum kikuk. "Hehe iya ayah, takut nanti telat lagi."

Ayahnya mengangguk paham. "Kemari, ini adalah makanan kesukaanmu bukan? Coba cicipi"

Aera mendekat ke arah meja makan dan mengiris kecil ayam balado hasil masakan ayahnya. Matanya terpejam meresapi rasanya. "Ini benar-benar enak ayah," seraya mengacungkan jari jempolnya.

"Benarkah? Syukurlah kalau Aera suka"

Tiba-tiba saja ayahnya tertawa tanpa sebab dan hal itu membuat Aera begidik ngeri. "Ayah kenapa?"

"Oh tidak apa-apa, hanya saja melihatmu bangun sepagi ini dengan persiapan sekolah yang sudah lengkap membuat ayah sedikit mengingat kejadian kemarin"

Strawberry || My psycho loves ice cream ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang