7- Gosip atau Fakta

1K 187 137
                                    

HAI HAI HAI GES, ❤️❤️

APA KABAR GES? 

PASTI BAIK KAN? SUDAH KUDUGA :)

OKE GES, SELAMAT MEMBACA... MEMBACA NYA PAKE MATA JANGAN PAKE HATI YAA~~ 

GAK KELIHATAN KALAU PAKE HATI:(

Walau masih shock dengan apa yang dia lihat barusan. Embun berusaha meyakinkan dirinya jika itu bukan apa-apa. Karena Dinda juga terlihat sangat kacau.

Embun pun memberanikan dirinya untuk melanjutkan langkahnya.

"Nabil Wijayanto, Nabila Wijayanto!" panggil salah satu perawat yang sedang bertugas disana.

Hal itu membuat Langkah Embun lagi-lagi terhenti. Dia melihat ke arah Ali dan Ila yang masih duduk manis dengan mata yang sebentar lagi akan menyebrang ke alam mimipi.

Dengan berat hati Embun memlih kedua ponakannya itu daripada menemui Rendy dan Dinda.

Dia bisa menanyakannya pas hari senin nanti, pikir Embun. Embun pun membawa kedua ponakannya itu ke dalam ruangan dimana mereka akan diperiksa Kesehatannya.

Sedangkan Rendy mengajak Dinda entah kemana. Dan Iqbal ditinggal sendirian.

"Sendiri lagi gue."

~||~

Rendy mengajak Dinda ke taman belakang Rumah Sakit. Rendy memberikan Dinda air mineral dan bekal yang dia bawa dari rumahnya.

"Ini, lo makan dulu," Dinda mengangguk lemah, dan memakan bekal dari Rendy.

Rendy memandang iba Dinda yang sedang makan. "Makasih, lo udah bantu gue dari kemarin. Sekarang lo pulang aja, entar Embun liat kita. Dia bisa salah paham."

"Ngapain Embun ke Rumah Sakit?" serang Rendy.

"Yaaa... siapa yang tau. Ini kan rumah sakit milik keluarga Wijayanto."

Rendy menghela nafas berat. "Udah lo gak usah khawatir. Sekarang yang penting itu kondisi elo. Bagaimana lo bisa jaga nyokap lo dengan kondisi seperti ini?"

Dinda terdiam lalu kembali melahap bekal dari Rendy. Rendy kembali mengingat kejadian kemarin.

Kemarin...

"Rumah lo dimana?" tanya Rendy.

Dinda menggeleng. "Tolong anterin gue ke Rumah Sakit." Jawab Dinda.

Rendy mengerutkan keningnya tidak mengerti. Namun karena melihat Dinda yang sudah sangat gemetar. Rendy melajukan mobilnya ke tempat yang diinginkan Dinda.

Untungnya hari ini jalanan sangat sepi. Hal itu membuat Rendy lebih cepat sampai ditujuan.

Setelah sampai ditujuan Dinda langsung keluar. Bahkan dia sampai melupakan tasnya dimobil Rendy. Rendy sudah memanggilnya tetap saja Dinda tidak mendengarnya.

Setelah banyak pertimbangan. Rendy memutuskan untuk menyusul Dinda ke dalam Rumah Sakit.

"Dinda!"

Kaki Dinda sudah tidak mampu lagi untuk menampung berat tubuhnya dan terjatuh begitu saja setelah diberitahu kondisi sang Ibu.

"Dinda!!"

Rendy berlari menghampiri Dinda. Rendy membantu Dinda untuk duduk dikursi yang ada disana. "Lo kenapa?"

Tatapan mata Dinda kosong. Perlahan air mata keluar dari pelupuk matanya yang cantik.

UR: ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang