26- Liburan

824 101 263
                                    

HAI HAI HAI GES❤️🌼🌼

APA KABAR HARI INI?

SELALU JAGA KESEHATAN YAA🌼🌼

INGAT KALIAN TIDAK PUNYA AYANK:)

TAPI KALAU PUNYA YAAA... SELAMAT:)

HAPPY READING YA GESS🌼

Disinilah Embun berada di dalam kamar nya.

Embun duduk dengan bertekuk lutut dihadapan teman-temanya yang sedari tadi memojokkannya.

"Boleh izin ke kamar mandi, nggak?"

Embun kembali memberanikan dirinya untuk bersuara.

"Nggak boleh!" jawab mereka serempak.

Bahkan Alvin tidak diperbolehkan untuk menolong Embun. Embun hanya bisa memajukan bibirnya dan menatap nanar sosok Alvin yang ditahan oleh Iqbal.

"Sampai kapan nih selesai? Kaki gue pegal tau!" protes Embun.

"Kenapa lo rahasiakan?" tanya Rendy mewakili yang lain.

"Gue nggak rahasiakan," elak Embun.

"Terus apa? Sembunyikan?" sindir Alya.

"Nggak ada yang tanya, ngapain gue kasih tau." Balas Embun tanpa rasa berdosa.

Seketika beberapa pasang mata kembali menatapnya dengan tatapan setajam silet.

Bulu kuduk Embun berdiri mendapati tatapan dari teman-temannya.

"Embun apa gara-gara gue?" tanya Dinda hati-hati.

"Hah? Kenapa jadi gara-gara lo?"

"Terus kenapa lo pindah?" serang Dandi.

Embun memejamkan matanya, menarik napas sedalam mungkin sebelum menjelaskan kepada teman-teman nya.

"Gue emang dari dulu pengen sekolah di Prancis untuk mengasah kemampuan gue." jujur Embun.

"Jadi lo bakal tinggalin kita semua? Tinggaln Alvin?"

"Gue cuman pindah ke Prancis, bukan mau meninggal!"

"Jadi lo bakal LDR gitu?" tanya Dinda yang masih takjub.

Iqbal yang sedari tadi memilih diam beralih menatap Alvin, terpancar dari tatapan Iqbal dia meminta penjelasan atas ucapan 'pacar' nya.

Alvin menarik napas panjang lalu menghempas tangan Iqbal yang sedari tadi menahannya.

"Gue setuju kalau Embun mau sekolah di Prancis." Ujar Alvin sangat yakin.

"Embun!!"

Semua mata beralih menatap Iqbal yang tiba-tiba ngegas. Embun saja sampai teranjak kaget akibat bentakan Iqbal.

"Apa?"

Iqbal mengusap gusar wajahnya. Lalu memilih untuk keluar mencari udara segar.

Setelah itu, Rendy bangun dari duduknya dan menghampiri Embun. Rendy menepuk pundak Embun.

"Congrats!" ucapnya tulus lalu pergi menyusul Iqbal yang masih emosi.

Tentu saja Rendy tahu betul jika sekolah di Prancis adalah cita-cita Embun sejak dulu. Bagaimana bisa dia menahan sahabat nya untuk mengejar cita-cita.

Dandi memejamkan matanya mencoba untuk menyingkirkan emosinya. Dia kemudian berdiri menghampiri Embun.

"Maafkan gue, Mbun. Tadi gue nggak bisa kontrol emosi gue."

UR: ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang