43- Sebuah Pilihan

1.2K 106 432
                                    

HAI HAI HAI GESS❤️🌼❤️

APA KABAR??

SENENG NGGAK AKU UPDATE HARI INI?

HARUS SENENG SIH:)

OH IYA GES CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR KETZEH INI. JADI TOKOH, LATAR, KEJADIAN SEMUANYA MURNI HASIL HALU YA GESSS:)

HAPPY READING GESS❤️🌼❤️

Embun sangat terkejut dengan keberadaan sang Ayah, namun dengan cepat dia mengendalikan raut wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Embun sangat terkejut dengan keberadaan sang Ayah, namun dengan cepat dia mengendalikan raut wajahnya. Dan berjalan dengan ringan, menghampiri sang Ayah.

Embun menghampiri Pak Wijayanto seolah tidak terjadi apa-apa.

"Selamat malam Ayahnya Embun yang paling ganteng sejagat raya," sapa Embun lalu memeluk Pak Wijayanto.

Pak Wijayanto yang tadinya sedang emosi perlahan luluh dengan sikap Embun.

Pak Wijayanto lalu menarik napas panjang sebelum melepaskan pelukan Embun.

"Coba Ayah liat wajah kamu,"

Pak Wijayanto menarik dagu Embun lalu meneliti setiap sudut wajah Embun yang dipenuhi luka.

Pak Wijayanto memejamkan matanya sebentar, mengatur napasnya yang tidak beraturan.

"Ayah, Embun gapapa kok," ucap Embun menenangkan.

"Iya, yah. Dokter juga sudah melakukan tes sama Embun. Semoga saja nggak ada yang terluka parah." celetuk Rhea.

Pak Wijayanto kembali menatap Embun yang tidak berhenti tersenyum ke arahnya.

Pak Wijayanto selalu teringat sang istri jika melihat senyum Embun yang begitu mirip dengan mendiang istrinya.

"Kamu mirip banget sama Bunda kamu pas lagi senyum,"

Senyum Embun menghilang seketika mendengarnya, "Maaf Yah, Embun ingatin Ayah sama Bunda," lirih Embun.

"Kenapa minta maaf? Ayah suka lihat senyum kamu,"

"Tapi senyum Embun mirip—"

"Ayah suka lihatnya. Kamu harus bahagia terus sayang,"

Pak Wijayanto menarik Embun ke dalam pelukannya.

Jujur hati Embun terasa sangat hangat mendengar ucapan tulus Pak Wijayanto.

Namun bisakah dirinya bahagia? Selama ini setiap dirinya baru saja bahagia, takdir malah memberikannya sesuatu yang membuatnya harus melepaskan kebahagiaan itu.

"Ayah tau kan? Embun sayaaaang banget sama Ayah," ucap Embun tiba-tiba dengan penuh penekanan pada kata 'sayang'.

"Iya tau. Ayah juga sayaaaaang banget sama kamu,"

UR: ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang