29- Where is She?

737 105 241
                                    

HAI HAI HAI GESS❤️🌼❤️

APA KABAR?

SUDAH SIAP BACA KISAH EMBUN DAN ALVIN?

SELAMAT MEMBACA YA GESS❤️🌼

"AAAKKHHH!!!"

Alya melempar HP nya ke sembarang arah sampai HP itu tidak berbentuk lagi.

Sudah seminggu lebih Embun memblokir nomor nya. Tidak hanya nomor nya saja, semua nomor teman-teman nya pun ikut diblokir Embun.

Embun benar-benar menghilang, seperti ditelan bumi.

Sudah berbagai cara dipakai mereka, namun tetap saja tidak ada kabar dari Embun.

Alya bahkan pernah meminjam HP Ayahnya untuk menghubungi Embun, namun setelah mendengar suara Alya, Embun langsung memblokir nomor kakak nya itu.

Entah apa yang terjadi dengan Embun, entah dimana dia berada, dan bersama dengan siapa. Tidak ada yang tahu.

Tidak sampai disitu, Embun juga memblokir teman-teman nya di segala sosial media milik nya.

Alya kembali membenamkan wajahnya di antara kedua tangan. Lagi-lagi air matanya tidak mampu dibendungnya.

Iqbal yang sejak tadi duduk disamping Alya hanya bisa menyemangati Alya dengan berbagai candaan yang tidak lucu sama sekali.

"Udah Al, mungkin Embun lagi butuh waktu," ujar Iqbal menenangkan Alya yang masih terisak.

"Sampai kapan, Bal? Ini udah seminggu lebih loh,"

"Kasih waktu Embun, dia juga butuh waktu, Al."

"Tapi sampai kapan?"

"Nggak tahu, kita tunggu aja sampai dia siap, ya,"

Iqbal merapikan poni tipis Alya yang berantakan dengan sangat lembut.

Ketiga teman nya tidak bersuara sedikit pun. Bukannya tidak peduli lagi dengan Embun.

Namun mereka sama frustasi nya dengan Alya. Menunggu tanpa tahu kapan semua ini selesai, sangatlah tidak enak. Tidak percaya? Cobain aja.

"Alvin gimana?" tanya Dandi.

Iqbal menggeleng lemah. "Terakhir kali gue lihat, dia masih sama aja,"

"Sudah seminggu dia nggak masuk sekolah," celetuk Dinda.

Mereka semua saling bertatapan, sedetik kemudian mereka menghela napas berat. Masalah kali ini cukup rumit untuk diselesaikan.

Seorang laki-laki yang baru saja masuk ke dalam kantin tidak sengaja menginjak sebuah HP, laki-laki itu mengambil nya. Untung saja di casing itu tertulis besar nama pemilik HP itu.

"Alya?" laki-laki itu mengernyitkan kening nya.

Mereka berlima sontak berbalik mendengar nama Alya disebut. Ditambah lagi dengan suara laki-laki itu sama sekali tidak asing di telinga mereka.

"ALVIN?!"

Kaget? Tentu saja. Demi langit, bumi dan seisinya mereka merasa seperti melihat sosok arwah.

Alvin tersenyum lebar, menyapa teman-temannya itu.

"Kangen? Oh jelas. Abang Alvin nih bos!"

Mereka masih tetap terdiam dengan mulut terbuka lebar. Alvin berdecak pelan melihat reaksi teman-temannya.

"Nih HP lo,"

Akhirnya mereka tersadarkan saat Alvin menyodorkan HP Alya yang layarnya sudah retak. Alya masih diam menatap HP itu.

UR: ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang