35- Keputusan Alvin

849 101 344
                                    

HAI HAI GESS~~❤️🌼❤️

APA KABAR LAGI??

HARUS SEHAT TERUS YAA~~❤️❤️

BTW HAPPY READING GESS❤️🌼❤️

Otak Embun berputar mencari cara agar bisa kabur dari hadapan Alvin, tapi tetap saja otak nya buntu tidak bisa mencari jawaban yang tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Otak Embun berputar mencari cara agar bisa kabur dari hadapan Alvin, tapi tetap saja otak nya buntu tidak bisa mencari jawaban yang tepat.

Karena memang tidak ada jawaban yang tepat untuk pertemuan ini.

"Embun,"

Alvin berjalan selangkah lebih dekat dengan Embun.

Yang didekati malah semakin mundur. Hati dan fisik Embun belum siap untuk menemui Alvin dengan kondisi seperti ini.

Alvin tidak menyerah dia terus berusaha mendekati Embun dengan hati yang semakin tercabik-cabik dengan kondisi Embun saat ini.

"Embun, kamu kenapa bisa seperti ini?"

Alvin terdengar sedikit tidak tega melihat kondisi Embun.

Wajah yang sudah sangat pucat dan infus di tangan kirinya.

Bahkan tangan kanan nya menunjukkan jika infus yang ada di tangan kirinya bukanlah infus pertama yang Embun dapatkan. Apa yang terjadi dengan Embun selama ini?

Embun menyuruh Alvin untuk berhenti dengan isyarat tangan nya. Embun kemudian berusaha mengatur napas nya yang sudah tidak beraturan sejak bertemu dengan Ana.

"Maaf, Vin. Aku belum siap ketemu kamu dengan kondisi seperti ini,"

Setelah mengatakan hal itu, Embun berbalik dan berlari sekencang mungkin dengan menyeret tiang infus miliknya.

Alvin yang tadinya hendak beranjak menghentikan Embun segera dicegat dengan Ana.

"Jangan," larang Ana.

"Lepasin gue, Na," peringat Alvin.

"Lo nggak dengar yang Kak Embun bilang?"

"Gue nggak peduli!"

Alvin menghempas tangan Ana cukup keras. Lalu kembali berjalan mengikuti Embun.

"Kasih Kak Embun waktu!"

~||~

Embun berlari sekencang mungkin saat keluar dari lift, ia lalu masuk dengan tergesa-gesa ke dalam ruangannya dan mengunci pintu itu.

Ketiga Kakak nya bahkan dibuat kebingungan oleh sikap Embun.

Embun masih berdiri dengan bersandar pada pintu ruangan nya sambil mengatur napas yang tersenggal-senggal.

Fajar berdiri dan menghampiri Embun yang masih terlihat seperti habis dikejar setan.

"Lo kenapa?" tanya Fajar sambil menatap manik Embun.

UR: ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang