9- Nilai Penentu

956 154 138
                                    

HAI HAI HAI GES❤️

KALIAN PASTI KANGEN KAN?

UTUTUTU IYA AKU JUGA CIELAH:)

UDAH AH LANGSUNG BACA AJA~~

INGAT BACANYA PAKE MATA:)

Tiga Tahun lalu, saat Rendy dan Embun berada dikelas 1 SMP....

"Rendy, lo pulang bareng siapa?"

Suara Embun memecahkan konsentrasi Rendy yang tengah menikmati angin sepoi-sepoi di taman SMP mereka.

"Naik bus."

Mulut Embun membulat sempurna.

"Embuuun!!" panggil Iqbal tiba-tiba.

"Apa?" tanya Embun.

"Nggak, gue cuma mau bilang lo keren banget tadi." Ucap Iqbal lalu memberikan Embun kedua jempolnya.

"Oh, makasih?"

Embun juga tidak tahu harus membalas Iqbal seperti apa.

"Gue juga mau minta maaf. Gue seminggu ini sibuk ngurusin olimpiade, gue jadi lupa sama lo. Gue janji mulai sekarang gue nggak bakal ninggalin lo lagi!"

Embun tersenyum lalu berdiri dan memegang kedua pundak Iqbal.

"Gapapa, Bal. Sekarang gue nggak sendirian lagi," Embun tersenyum penuh arti.

Akhirnya keluarganya sudah dapat menganggapnya sebagai bagian dari keluarga mereka.

Bahkan kemarin saat dirinya hampir di DO karena perkelahiannya dengan Mitha. Sang Ayah datang untuk pertama kalinya dan membela dirinya.

"Tapi kalau bisa gak usah bantu gue. Gue mau berjuang sendiri, supaya mereka takutnya sama gue bukan lo."

"Lo yakin?" tanya Iqbal.

Embun mengangguk mengiyakan.

Sudah cukup enam tahun dia diperlakukan semena-mena oleh Mitha and the geng.

Dia harus membuat semua orang takut kepadanya agar tidak ada lagi yang bisa yang bisa bertindak seenaknya kepada dirinya.

"Gue pulang dulu," pamit Rendy lalu pergi meninggalkan Embun dan Iqbal begitu saja.

"Lo pulang naik apa?!" tanya Iqbal sedikit berteriak.

Tapi tidak dijawab oleh Rendy.

"Bus." Jawab Embun.

"Bus lagi? Ada ada apa dengan dia dan bus? Perasaan akhir-akhir ini dia naik bus mulu." Embun mengendikkan bahunya tidak ambil pusing.

Bus yang Rendy naiki sekarang tengah berhenti di halte dekat rumahnya. namun Rendy lagi-lagi tidak turun dan tetap duduk ditempatnya.

Sudah dua minggu dia seperti ini. Dia memilih untuk turun di pemberhentian selanjutnya. Bukan tanpa alasan, Rendy melakukan ini hanya demi melihat seorang gadis yang dia sukai.

Seorang gadis mungil yang tidak pernah melepaskan buku matematika dari tangannya.

Bahkan saat pulang sekolah pun. Gadis itu masih berusaha untuk menyelesaikan soal-soal dibukunya itu. Pintu bus terbuka dan menampakkan sosok gadis itu.

Gadis itu masuk dan langsung saja duduk disamping Rendy. Rendy bisa merasakan jika jantungnya terhenti untuk sementara saat gadis itu duduk disampingnya.

UR: ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang