10- Kesempatan Terakhir

947 145 179
                                    

HAI HAI HAI GES❤️❤️

APA KABAR? BAIK? NGGAK?

YAUDAH BACA AJA DULU DIJAMIN PASTI MEMBAIK :)

"Pantai?" tanya Rendy, memastikan.

Embun mengangguk dengan cepat. "Lo yakin gak mau pergi ke tempat yang lain?"

Embun kembali mengangguk.

"Kita main-main di pantai terus pergi makan, dan pulang pas malam."

Rendy terkekeh mendengarnya, ia lalu mengangguk.

"Oke. Tapi emang lo dibolehkan pulang malam?"

"Gampang mah itu!"

~||~

Embun berjalan menuju depan pagar sekolahnya dengan hati yang dipenuhi oleh bunga dan kupu-kupu. Dia berhasil mendapatkan nilai yang cukup tinggi.

Bukan, sangat tinggi untuk ukuran Embun! Hari ini Rendy tidak bisa mengantarnya pulang karena harus latihan basket.

"Kenapa lo?"

Suara itu membuat semua fantasi dan bayangan yang ada di kepala Embun hilang begitu saja.

"Eh, mamang ojek nongkrong disini lagi?" cibir Embun.

"Iya nih. Nungguin kamu buat diantar ke pelaminan."

"Maaf nih mang. Saya gak level sama mamang ojek," ledek Embun. "Lo ngapain sering banget nongkrong disini sih?"

"Kan, aku nungguin kamu sayang."

Embun merasa isi perutnya ingin keluar mendengar gombalan basi Angkasa.

"Gak usah nyari mangsa disini. Anak Arunika udah pada tau sisi busuk lo itu!"

"Wah bagus. Berarti kamu mau nerima aku apa adanya dong."

Tangan Angkasa terulur ingin mengelus pipi Embun. Namun dengan cepat Embun menepisnya.

Embun memilih untuk pergi meninggalkan bajingan itu disana. Bicara dengannya cukup menguras tenaga.

"Lo kenal Dinda?"

Pertanyaan itu membuat Embun menghentikan langkahnya.

"Kalau gue tau kenapa?" tanya Embun dengan santai.

"Enggak kenapa kenapa kok sayang. Aku cuma mau titip salam ke mantanku itu, sama bilangin kalau Angkasa kangen banget sama dia."

Embun menatap Angkasa dengan tatapan datar. Ia cukup mengenal seorang Angkasa.

Embun merasa keberadaan Angkasa disini bukan untuk Dinda.

"Lo cari Mitha?"

Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Embun.

Angkasa tertawa mendengar pertanyaan Embun yang menurutnya lucu.

"Ngapain gue cari cewek yang udah gue pake? Gue kesini buat nyari cewek baru buat dipake," Angkasa perlahan mendekati Embun.

Angkasa menyisipkan beberapa helai rambut milik Embun.

Embun bukannya takut dia malah menatap mata Angkasa tanpa rasa takut sedikit pun, dia berusaha mencari sesuatu disana.

Embun mendengkus geli. "Mitha punya bukti perbuatan lo?"

"Sialan! Dasar perempuan brengsek!"

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kiri Embun.

"Lo yang brengsek!"

Bukannya teriak minta tolong. Embun malah kembali menantang seekor singa yang bisa menerkamnya kapan saja.

UR: ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang