36- Luka

916 86 441
                                    

HAI HAI HAI GESS~~️🌼

APA KABAR???

UDAH SEMINGGU KITA NGGAK KETEMU:(

KANGEN BANGET LOHH:(

BTW MAAF YAA UDAH HIATUS SELAMA SEMINGGU:( 

TUGAS BANYAK BANGET GESS:( APA LAGI SUDAH MAU GANTI SEMESTER HUHU:(

BTW HAPPY READING GESS~~️🌼❤️

Iqbal mencoba menahan emosi nya agar tidak menghajar Alvin saat ini juga, tapi suara rintihan Embun yang kesakitan membuat emosi nya terpancing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iqbal mencoba menahan emosi nya agar tidak menghajar Alvin saat ini juga, tapi suara rintihan Embun yang kesakitan membuat emosi nya terpancing.

Iqbal membalik tubuh Alvin lalu mencengkram kerah baju nya.

"Lo ngomong apa lagi sama Embun? Hah?!"

Alvin tidak membalas perbuatan Iqbal, dia tahu diri jika semua ini adalah salahnya.

Mata Alvin terus memperhatikan Embun yang sedang kesakitan di dalam.

"ANJING LO!"

Iqbal meluncurkan pukulan pada Alvin.

Alvin tetap diam, menerima semua caci maki dan pukulan dari Iqbal.

Rendy yang tadinya sangat ketakutan melihat kondisi Embun, langsung tersadar dan melerai kedua temannya itu.

"Bal, sadar! Ini bukan salah siapa-siapa!"

"Dia pasti ngomong sesuatu ke Embun, Ren! Makanya kondisi Embun kayak gini!"

"Alvin gak tau apa-apa soal penyakit Embun! Jadi di sini nggak ada yang salah!"

Iqbal menjambak rambut nya sendiri dengan frustasi.

Yang dikatakan Rendy ada benarnya. tapi saat ini yang Iqbal perlukan adalah sebuah pelampiasan.

Disaat yang bersamaan seorang perawat laki-laki datang dengan membawa alat pacu jantung.

Mereka kembali terfokus dengan Embun yang berada di dalam ruangan.

Benar saja, tubuh Embun sudah tidak bergerak lagi, dan suara rintihannya pun hilang.

Disaat itu juga keadaan langsung menegang. Alvin berjalan hendak masuk langsung namun dihentikan oleh Dandi.

"Kalau lo masuk, lo cuman bakal ganggu kerjaan para dokter!"

Alvin mengerti, dan memilih untuk patuh kali ini. Lagi-lagi seperti ini, dirinya hanya menjadi penonton tanpa bisa melakukan apa-apa.

Melihat seseorang yang kita sayang sedang kesakitan tanpa bisa melakukan apa-apa, sangatlah menyiksa!

"Tuhan aku menyesal sudah menyakiti nya, tapi aku mohon jangan bawa dia dulu. Izinkan aku mencintai nya sekali lagi, aku mohon."

~||~

UR: ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang