21- Pacaran Yuk!

1K 109 200
                                    

HAI HAI HAI GES❤️

APA KABAR HARI SENIN NYA?

IH HARI SENIN KALI INI BERTEPATAN DENGAN HARI VALENTINE:(

NGGAK PEDULI SIH, TAPI YAUDAH LAH:)

HAPPY READING GES❤️

Orang-orang yang ada disana malah semakin terkejut mendengar jawaban dari Embun yang blak-blakan itu.

"Ke-kenapa?" tanya Alvin.

"Lo ngajakin gue pacaran atau ngajakin gue tawuran?" cibir Embun. "Nggak ada romantis-romantisnya."

"WOY KALIAN MAU BERKELAHI ATAU PACARAN?!" tanya Iqbal dari pinggir lapangan.

"Pacaran." Jawab Alvin santai. Alvin lalu berjalan selangkah lebih dekat pada Embun.

"Yaudah, sebentar malam ikut gue." Ajak Alvin.

"Kemana?"

"Nembak lo".

Jantung Embun kembali dibuat tidak karuan didalam sana. Untung saja tidak copot.

"EMBUN!! ALVIN!! APA-APAAN INI?!"

~||~

Embun dan Alvin berjalan menuju kelas setelah hampir satu jam diceramahi oleh Pak Hendra dan Pak Yanto. Canggung, hal itu yang dirasakan oleh kedua nya setelah kejadian di lapangan tadi.

"Lo—" lagi-lagi mereka bersamaan memulai sebuah percakapan. Membuat keadaan bertambah canggung.

"Lo duluan."

"Nggak jadi. Lo duluan aja."

Embun menggigit bibir bawahnya lalu melirik Alvin disampingnya. Dia memejamkan mata sebentar lalu menarik napas dalam-dalam.

"Nggak cocok tau! Kita gak cocok canggung kek gini!!" protes Embun.

"Yaa... mau gimana lagi". Lirih Alvin. Alvin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Mata Embun membulat sempurna mendapati luka disiku Alvin. Sepertinya akibat berkelahi tadi. Alvin mengikuti arah mata Embun yang sedang menatap luka nya dengan ekspresi tidak enak dipandang.

"G-gak sakit kok— Anj—" Alvin memekik kesakitan karena Embun tiba-tiba menekan lukanya.

"Katanya nggak sakit." Cibir Embun.

"Yaa nggak ditekan juga, bego!!"

Embun menghela nafas Panjang. Dia lalu menarik tangan Alvin yang satu, dan membawa nya ke UKS sekolah yang sedang kosong.

Embun menyuruh Alvin duduk di atas salah satu ranjang yang ada disana. Sementara dia sedang mengambil kotak obat lalu kembali ke Alvin yang sedang duduk dengan cantik.

"Tangan lo."

Satu suara Embun itu dapat membuat nyali Alvin menciut. Dia pun mengulurkan tangannya yang luka itu dengan pasrah. Embun mengambil tangan Alvin lalu membersihkannya menggunakan alcohol. Hal itu membuat Alvin meringis karena lukanya terasa perih.

"Tahan bentar."

Embun kembali mengobati luka Alvin dan membalutnya dengan rapi. Setelah itu Embun hanya menatap Alvin tanpa bersuara sedikit pun. Sedangkan yang ditatap memilih untuk tunduk saja.

"Gue nggak suka liat lo berantem kayak tadi."

"Gue juga nggak suka liat lo direndahin kayak tadi." Balas Alvin.

Embun mendecak kesal membuat Alvin kembali menundukkan kepalanya.

"Kan gak perlu berantem juga." Embun mengelus pelan luka Alvin yang sudah diperban dengan rapi. "Gue nggak suka liat lo sakit."

UR: ONE DAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang