H,G! | 2. Yang Mulia Ratu Es Kelas III A

750 127 18
                                    

Saka berjalan kembali ke kelasnya yang terletak dua blok dari ruang BK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saka berjalan kembali ke kelasnya yang terletak dua blok dari ruang BK.

Jadi sebenarnya, tadi itu pelajaran seni oleh pak Loey. Kelas III A, diperintahkan untuk mengikuti beliau keliling taman sekolah untuk mencari object lukisan bertema alam.

Namun karena cuacanya terlalu terik dan menyengat ditambah jarak ruang kelas dengan taman yang jauh, mereka harus melewati lapangan sepak bola, lapangan basket serta lapangan indoor serta beberapa gedung praktek biologi untuk mencapai taman sekolah.

Saking teriknya sampai tidak bisa lagi di tolerir oleh tubuh Saka yang dari awal selesai apel terus berada di kelas ber AC full, melewati jam makan siangnya untuk membaca dan memahami materi untuk kelas tambahan matematika sepulang sekolah.

Akibatnya, ketika terpaan sinar matahari yang bukan main panasnya hanya bisa pasrah saat ia merasa mual, sesak, pusing, berkunang-kunang, dan badannya mulai gemetar.

Saka yang mulai kehilangan kendali tubuh saat itu, langsung menggenggam lengan Hugo dan meminta pemuda berkulit eksotis itu mengantarnya ke Jenny.

Duh... Saka yakin kejadian saat ia hilang kesadaran itu dramatis sekali. Hiii.. Saka jadi geli sendiri. Untung saja Saka tidak ingat. Jadi ia tidak berlu cringing setiap ingatan itu tiba-tiba terlintas seperti banyak kejadian memalukan yang pernah terjadi di masa lalu.

Saka menggeser pintu cat orange di hadapannya lalu masuk ke ruangan tempat semula ia membaca, yakni ruang seni 2D.

Sreeeg!!

Begitu suara derit pintu geser dibuka, otomatis Saka berdiri kaku saat ia menjadi pusat atensi dari seluruh penghuni kelas. Seketika suasana kelas menjadi hening. Pergerakan tangan siswa-siswi yang sedang melukis terhenti di udara.

Saka melihat mata mereka mengerjap beberapakali sebelum Hugo berteriak sambil menghambur dalam pelukan siswa yang berdiri kaku itu. "Sakaaaa!!!!!"

Saka yang alergi drama dan mudah terinfeksi cringe, segera saja mencoba memberontak dari belitan tangan Hugo.

Sayang sekali, bukannya lepas, Rain, Sam, James, Yorick dan Seth sudah ikut mengerubunginya bagai semut ketemu lelehan eskrim dengan pelukan erat.

Saka menggeliat mencoba melepaskan diri dari sahabatnya yang cosplay jadi cicak. "Lepasin, ga?! Woy, ih! Malu sama pak Loey." Saka memberontak keras sampai bekas jahitan di perutnya terasa ngilu. Bekas operasi itu sudah lama kering. Hanya saja, phantom pain nya masih sering Saka rasakan sesekali.

Karena rontaan Saka cukup membuat perut enam pemuda itu sakit, belitan teletubbies itu pun terlepas secara paksa. "Bapak gue nggak ada, Ka. Dia di panggil Ibunda ratu di rumah karena ada urusan." Ujar Rain.

"Siap-siap aja, Rain. Ga lama lagi lo bakal dapet adik." Kali ini Yorick yang membuka suara dengan ledekan penuh makna. Pria yang lahir di German itu terlihat kacau dengan cat air membentuk pola abstrak di wajah.

Hello, goodbye!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang