"Eh? Papa ketinggalan apa ini? Kok udah gandengan tangan aja?!" Seruan heboh Zafran mengambil atensi seluruh manusia yang berada di halaman belakang rumahnya.
"Lho? Ash? Saka? Pah, itu beneran Iris sama Saka, kan? Jangan-jangan hantu yang suka cosplay!" Seru Sam tak kalah heboh.
Lalu Yorick berlari mendekati Saka dan Iris. Jari telunjuknya terangkat untuk menusuk hidung Saka memastikan kalau di hadapannya ini manusia dan tidak tembus-
"Eh? Beneran lho! Nyata ini!" Yorick berseru. Tangannya merangkum (=mengunyel-unyel) wajah Saka untuk menjahili. Baru saja tangannya hendak mencari korban baru yakni gadis di samping sahabatnya, ia tiba-tiba terhenti. "Nyata ini mah! Fix no debat! Ga ada setan yang berani cosplay jadi yang mulia ratu es kelas III A. Aduh!"
Yorick langsung kabur saat punggungnya di hadiahi satu pukulan oleh di ratu es.
"Sam, adek lo ga kesambet kan, ya? Duh Ma.... Kan udah Abang bilang, maghrib itu jamnya makhluk halus keliaran! Kenapa Saka dibiarin pergi sendirian?" Kini Mikael yang berseru heboh sambil menoel-noel pipi sang adik.
"Aduh, Bang Saka... Itu Kak Iris ga bakal ada yang bawa lari kok! Erat amat pegangannya kayak pasangan kawin lari!"
Iris memejamkan matanya malu saat mendengar seruan Andy diikuti oleh tawa dua puluh dua puluh orang lain termasuk Ayah Saka dan Ayah Hugo.
"Ciee!!"
Saka dibuat kian gemas saat tanpa sadar Iris menyembunyikan wajah dibalik punggungnya.
Astaga... Saka bisa panjang umur kalau begini terus. Aamiiin!
"Mama!! Mama Ros!! Liat deh! Itu si bungsu bawa calon mantu!" Kini Hugo yang jalan tergopoh-gopoh menggandeng istri Zafran.
"Hah?! Mantu?!" Tak hanya Rosabelle tapi Jenny juga ikut keluar untuk melihat sumber kehebohan di belakang.
"Pelan-pelan, Go! Kasian Mama Saka. Jangan di seret!" Peringat Jhonny.
"Iris?!" Seru Rosabelle.
Ibu dua anak itu sampai harus mengucek matanya untuk memastikan siapa yang putra bungsunya gandeng. "Calon menantunya Mama?!"
Iris memberanikan diri mengintip dari balik punggung lebar Saka.
Melihat Rosabelle yang kini berjalan kearahnya dengan mata berkaca-kaca membuat Iris tanpa sadar ikut haru.
Keluarga dewangga adalah sumber kehangatan sinar mentari versi manusia untuk Iris. Tak hanya Saka, Rosabelle, wanita yang merengkuhnya pertama kali setelah sekian lama.
"Tante?" Sapa Iris gugup.
Namun bukannya menjawab, Rosabelle malah memeluk Iris erat sambil tersedu. "Mama punya salah, nak? Kenapa Iris gapernah dateng kesini lagi?" Ia empat tidak bisa tidur karena memikirkan kesalahan apa yang mungkin ia lakukan hingga Iris menjauh pergi.
"Mama gapunya salah. Iris aja yang sok sibuk sendiri." Iris menahan diri untuk tidak menangis.
Ia tak mau adegan mengharu biru terjadi saat ini.
Nanti saja. Ketika tubuhnya sudah sepenuh Iris tertimbun tanah dalam peti mati.
Disisi lain, Saka kembali dilanda sakit perut yang parah. Ini berbahaya. Terlalu banyak orang disini. Mencoba tak menunjukkan sedikitpun sakit yang mendera, Saka berjalan mendekati sang Ayah yang nampaknya mulai menyadari putranya kesulitan bernafas.
Zafran segera bergegas menuju putra bungsunya, namun terlambat.
Saka sudah jatuh tersungkur ke rerumputan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, goodbye!
Romance"Aku ingin hidup." -Taksaka Giovano "Aku ingin mati." -Iris