"Aku turut berduka cita" Itu lah kata kata yang setiap orang katakan padaku.
"Allie sangat menyayangimu" Ucap James mengaggetkanku, aku tersenyum dan mengangguk.
Di setiap kali aku memikirkan Aninston, aku hanya selalu berfikir bahwa diri nya masih ada didekatku. Entah mengapa seperti itu.
"Biarkan aku masuk!" Terdengar ada kegaduhan di luar sana, aku ingin melihatnya, suara orang itu benar benar mirip dengan suara Ratu.
"Kau ingin kemana? Kita akan memulai acara doa nya" Ucap Williams, aku segera menhampiri Williams dan mengurungkan niatku untuk ke luar memeriksa kegaduhan.
Aku di apit oleh kakak kakakku, ayahku dan opahku, mereka bisa terus terusan tersenyum tapi tidak denganku, aku menekuk wajahku.
"Apa kau melihat wanita yang selalu menjaga ku di rumah sakit Williams?" Tanyaku dengan berbisik.
"Tidak, wanita seperti nya pasti lebih memilih pesta dengan teman teman nya di banding berduka seperti ini" Balas nya.
"Jangan sembarangan memberi pendapat" Jawabku, Williams hanya mengangkat bahu nya, jika ada Aninston dia pasti sudah mengelus ngelus punggungku agar aku bersabar.
"Kau tau Pamela, sudah banyak orang yang meninggal karna dirimu" Bisik kakak ku Rein, aku hanya terdiam mendengar nya. Apa yang dia bilang benar, Ibuku, Novi, sekarang Aninston, mereka semua meninggalkanku sendirian dan.. Pasti juga karnaku.
"Jangan mengatakan hal yang tidak tidak!" Bela James, aku tercengang melihat sikap nya belakangan ini, dia berbeda, setelah belasan tahun aku tak merasakan dia adalah kakak ku, kini aku bisa merasakan itu lagi.
Aku merasa James sedikit berubah dan mulai menunjukan rasa peduli nya kepadaku, entah mengapa, mungkin dia hanya kasihan kepadaku.
Rein terkekeh lalu pergi entah kemana.
"Kau ingin tau dimana pacarmu berada? Dia ada di luar sana tadi, Williams menyuruh security untuk tidak mengizinkan nya masuk" Ucap James.
"Mengapa?" Tanyaku dingin.
"Entah, yang harus kau tau, Williams tak suka dengan hubungan kalian berdua, banyak sekali rintangan yang harus pacarmu lewati untuk menjagamu di rumah sakit, tapi dia tidak pernah menyerah untuk menemuimu" Jawab nya, darahku mengalir cepat membuat kepalaku sakit, astaga ini benar benar sangat mengejutkanku, aku merasa monster kecil yang sudah lama bisa ku kontrol mulai ingin menguasaiku lagi.
"Tenang lah, jangan terlalu murka seperti itu, Aninston tak akan senang jika melihatmu berubah lagi" Ucap James dengan mengelus punggungku, dalam hitungan detik emosiku langsung berubah menjadi ide yang briliant.
"Terimakasih, aku sudah tau apa yang akan aku lakukan" Jawabku dengan menyerigai lalu mecari Rein untuk melancarkan misiku.
"Mengapa kau sangat membenciku?" Tanyaku kepada Rein.
"Haha, apa yang sedang kau bicarakan? Mengapa kau berani sekali mengajakku berbicara, aku tak membencimu tapi sangat sangat membencimu" Balas nya.
"Karna apa?"
"Karna kau selalu merampas semua kebahagiaanku, Mama, Papa, Opah, semua kau ambil dan malah kau sia sia kan!" Desis nya.
"Aku tak bermaksud untuk seperti itu, aku masih kecil pada saat Ibuku meninggal, aku ingin mencari nya, aku selalu ingin bertemu dengan nya dan dia selalu memarahiku jika aku berbuat nakal dan karna alasan itu lah aku menjadi anak yang nakal, kau tak pernah kehilangan Mama, Papa atau Opahmu, aku yang tersiksa saat menerima semua kenyataan kalau Ibuku sudah tak ada, aku yang tersiksa karna Nicolas tak ingin mengurusku, aku yang tersiksa saat Williams tak bisa membelaku" Jawabku.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your King And You're My Queen (gxg). COMPLETED.
RomanceRatu Karenina sosok gadis yang sedikit liar dan agresif namun selama dia berpacaran dia masih belum mengerti apa-apa tentang apa arti nya jatuh cinta dan sekaligus bagaimana rasa nya, sampai sosok gadis tomboy bernama Meidi Pamela merubah semua ting...