What the hell?

19.5K 784 4
                                    

Meidi (Pov)

Entah baru berapa jam aku tidur. Aku terbangun karna mendengar suara vany di telfon teman nya, entah siapa. Bagaimana bisa ada orang yang telfon pagi pagi seperti ini. Tak tau malu fikirku

Kepalaku rasa nya sakit sekali karna insiden perkelahianku bersama vany, entah ada setan apa yang merasuki tubuh nya sehingga bisa menjadi seperti sosok gadis kecil yang ngambek sama papah nya karna sibuk kerja

Aku dan vany adalah partner kerja dan benar benar hanya sebatas partner kerja, sebener nya aku gak suka bila partnerku vany tapi apa boleh buat kemauan papahku saat ini memang tak di hindari lagi jadi ku terima saja dan akhir nya aku menjadi dekat dengan vany, dekat seperti kekasih tapi menurut kami itu hanya just for fun

Dan sampai akhir nya kejadian malam tadi benar benar merubah segalanya, vany benar benar seksi tadi malam dia terlihat elegant dan begitu manja tapi mengingat dia anti LGBT sedangkan aku terang terangan mengakui bahwa aku seorang lesbian jadi aku tak mengubris tingkah laku nya semalam

*FLASHBACK*

Hari ini vany membuatku kaget, sifat nya begitu manis. Mengingat dia tak sedang di pengaruhi alkohol aku menjadi bingung ada apa dengan nya

"Di, gimana sama khenza?" aku menatap nya sebentar namun aku langsung menatap serius ke laptop ku lagi "Hhm, baik baik aja kok" jawabku enteng

"Terus khenza sama pacar nya gimana?" Deg! Jantungku rasa nya berhenti untuk beberapa detik rasa nya sakit sekali ketika dia mengucapkan itu, namun aku tetap mempertahankan ekspresiku untuk tetap tenang "Everythings fine vany" aku menjawab dengan suara sedikit gemetar namun ku usahakan untuk tidak seperti emosi

Aku orang yang tempramental dan sensitif, sedikit hal kecil yg bisa membuatku marah aku akan marah sejadi jadi nya bahkan aku bisa emosi untuk berhari hari, jika ada hal kecil yang membuatku sakit hati aku akan sakit dan menjadi rapuh serapuh rapuh nya dan mungkin bisa berbulan bulan atau bahkan bertahun tahun

Aku juga orang yang tak suka berisik, aku suka ketenangan, Aku tak suka banyak bicara karna aku tak suka suaraku, Aku tak suka tersenyum karna aku tak suka senyumanku banyak hal yang tak ku suka, mungkin cerita ini akan tamat dengan hal yang aku tak suka doang bila aku menceritakan semua hal yang tak ku suka

Vany yang sudah pindah duduk dari kursi ke tempat tidur untuk duduk di sampingku, kini sekarang bersender di tanganku dan sedikit menggangguku namun aku tak menegurnya karna aku tau pasti dia bosan

"Van, ini cara bikin brosur kaya gini gimana?" Aku memecahkan keheningan namun dia tetap diam saja, ku kira dia tidur tapi dugaan ku salah dan aku menengoknya mengangkat kepala nya "Ini gimana oon?" dia tersenyum

"Dih malah senyum senyum bego nih anak nih" aku mulai mencoba mengejeknya supaya dia mau memberitau apa yang ingin aku tau "Begoan lu lah masa kaya gini aja nanya sama orang yang lebih bego" Aku tertawa terbahak bahak

Aku senang bila mendengar sarkastik nya, aku dan dia punya kesamaan kami mempunyai sifat sarkastik yang sama, kami berdua pun tak pernah tersinggung bila mendengar ocehan pedas dari satu sama lain

"Yeh, kan gue cuma pura pura bego buat ngetest seberapa bego nya elu oneng" Senyumku terus mengembang, oh tunggu ini bukan senyuman tapi cengiran haha wajah vany selalu lucu jika aku mengejeknya

"Ish nyebelin banget sih, gini nih caranya" Aku masih nyengir melihat dia mendengus kesal karna mengajariku cara membuat brosur. Di sela sela membuat brosur dia sering menoleh kepadaku itu membuat jarak wajah kami dekat sekali

"Gak usah nengok nengok juga bisa kan van? Gak risih emang sama gue, gue gak normal loh kalo gue gak kuat iman gimana?" Vany hanya diam, pipi nya memerah tak ada protes nya yang judes keluar, dia semakin aneh saja fikirku

I'm Your King And You're My Queen (gxg). COMPLETED.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang