Chapter 11

34.8K 2.1K 9
                                    


"Kenapa selama ini aku tidak tau kalau kamu punya anak selain Vano?" tanya Bima pada Alex yang sekarang duduk bersebelahan dengannya.

Acara yang digelar telah usai dan mereka memilih untuk berbincang di taman belakang rumah Bima.

"Lalu apa maksud kamu mengatakan pada kami untuk menikahi putriku sedangkan ternyata itu untuk putramu?" tanya Bima lagi.

Alex terkekeh kecil dan mengulum senyum tipis.

"Aku sengaja melakukan itu, sebenarnya Gio sudah memendam rasa cukup lama pada Ifa, hanya saja ia tidak sempat bertemu denganmu karena terlalu sibuk. Maka aku ambil keputusan untuk mengatakan padamu jika aku yang menikahi Ifa, dan itu benar menikahi Ifa dengan putraku," jawab Alex lagi.

Setelah mereka banyak berbincang mengenai hubungan Gio dan Ifa.
Sedangkan Amira, ia menyimpan rasa tidak suka pada semua yang terjadi hari ini. Rencana yang sudah susun sejak lama ternyata sirna dengan bergantinya orang yang menjadi suami Ifa.

Tujuannya menikahkan Ifyma dengan Alex adalah agar ia bisa menguasai kekayaan Alex secara perlahan. Namun, ternyata itu semua hanya angan bagi Amira.

***

Sementara Ifa tengah diapit oleh Vita dan Raya di kamar gadis itu. Duduk bertiga di samping ranjang Ifa sambil menatap penuh tanya pada gadis cantik itu.

Ifa sudah mengganti pakaiannya dengan dress putih selutut. Rambutnya kembali ia gerai seperti biasa.

"Fa, kamu harus cerita dengan jelas sama kita tentang suami kamu tadi,"
todong Vita langsung, bahkan tanpa basa-basi.

"Iya Fa. Kamu bilang yang bakal nikah sama kamu itu Om Alex, tapi kok bisa jadi Gio, sih?" tanya Gita dengan nada lebih santai dari Raya.

Ifa menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan perlahan.
Ia lakukan berulang kali.

"Jangankan kalian, aku aja nggak aja nggak ngerti sama semuanya. Aku bahkan baru tau tadi kalau ternyata Kak Gio itu adalah anak dari Om Alex," kata Ifa.

"Kak? Berarti kamu udah kenal atau ... kalian saling kenal?" tanya Vita lagi.

Raya dan Vita mengikuti pergerakan Ifa yang kini bersandar kepala ranjang dan memposisikan dirinya tepat berada di atas ranjang.

"Aku pernah ketemu dia sekali. Waktu itu aku habis pulang dari pasar dan ditahan sama preman jalanan. Dia datang dan nolong aku, dan nganter aku pulang juga dia. Waktu itu dia sempat minta ponsel aku...,"

"Buat apa? Dia kan orang kaya!" cekutuk Raya langsung saking antusiasnya.

"Buat nyimpen nomor dia, dan yang anehnya waktu itu dia kasih nama kontaknya di ponsel aku bukan Gio tapi...," Ifa menggantungkan omongannya sembari menatap pada Raya dan Vita secara bergantian.

"Tapi apa Fa? Ih jangan buat kita makin penasaran napa!" sahut Raya geregetan. Bagi Raya sangat sulit mengendalikan sifat penasaran.

"Takdirku, masa dia buat nama kontaknya itu di ponsel aku," kata Ifa.

Vuta dan Raya sontak membulatkan matanya dan memasang ekspresi yang sangat sesuai dengan apa yang ada di benak Ifa. Terlihat lucu sekaligus aneh kedua sahabatnya ini.

"Kamu serius? Kok dia bisa jadi sok tau gitu bilang dia itu takdir kamu Fa," ucap Vita.

Ifa hanya mengedikan bahunya tanda tidak tau harus menjawab apa.

"Hem ... berarti dia tau tentang kamu sebelumnya," tebak Raya yang juga menurut Ifa benar.

"Terus kenapa dia nggak langsung bilang ya waktu itu kalo Om Alex papanya?" ujar Ifa lagi.

"Kasih kejutan kali Fa, dan berhasil tau. Jangankan kamu, kita aja terkejut tiba-tiba ada pangeran tampan rupawan yang duduk di sebelah bidadari cantik ini," goda Raya sambil mencolek dagu Ifa. Tapi berusaha Ifa tepis pelan.

"Apa sih Ray," ucap Ifa tapi wajahnya tiba-tiba bersemu tanda malu.

"Ciee, itu namanya rezeki anak sholeha. Eh aku mau dong Fa," kata Vita.

"Mau apa? Nikah?" tanya Ifs langsung.

"Mau satu yang kaya suami kamu," kata Vuta dan menampilkan cengirannnya.

"Cari dong Vit jangan mimpi mulu!" sahut Raya sambil mengambil ponsel Ifa dan membukanya sesuka hati. Tentu saja dibiarkan oleh Ifa, bagi mereka sahabat bebas terhadap barang pribadi mereka termasuk ponsel.

"Takdirku, wihhh beneran nih nama kontaknya," pekik Raya.

"Udah tau, kan Ifa udah cerita tadi," jawab Vita dengan sedikit ketus.

Raya mendekik padanya sedangkan Ifa mengulum senyum.

"Eh Fa gimana rasanya nikah sama orang yang kamu nggak kenal sama sekali?" tanya Vita membuyarkan senyum Ifa.

"Hem, gimana ya. Nggak tau sih yang jelas sedih karena harus pisah dari papa," jawab Ifa seadanya.

"Sekarang sih kamu bisa bilang begitu tapi nggak tau nanti kalo udah lama pasti kalian bakal saling jatuh cinta, masa iya kamu nggak punya perasaan sama orang seganteng Kak Gio, Fa?" kata Vita.

"Iya Fa. Kalian cocok deh. Kak Gio ganteng kayak Arjuna dan kamu juga cantik, banget malah," lanjut Raya.

"Arjuna siapa?" tanya Ifa.

Ia merasa tidak pernah kenal dengan pria bernama Arjuna. Jangan tanyakan Ifa pernah nonton tv atau tidak. Jawabannya pasti tidak.

"Ck, Arjuna itu satpam rumah aku Fa!" jawab Via dengan sebal.

"Oh jadi satpam rumah kamu namanya Arjuna? Kok tega sih nyamain sama Kak Gio. Padahal beda jauh loh, Kak Rio kan ganteng ya," kata Ifa bingung.

Raya menatap geram pada Ifa. Tumben sahabatnya ini jadi linglung seperti ini.
Begitu pun dengan Vita.

"Ya ampun Ifa yang cantik. Arjuna aja kamu nggak tau, dia itu sosok yang selalu disebut-sebut sebagai pangeran tampan tiada tara, tau!" geram Raya pada Ifa.

"Bagi orang-orang sih itu. Kalau bagi Ifa,  Kak Gio yang paling tampan. Ya nggak Fa?" tanya Vita sambil menaik turunkan alisnya pada Ifa.

Ifa yang sadar tengah digoda oleh Vuta pun mengambil bantal dan melemparnya begitu saja pada Vita.

Kamu Milikku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang