21. CEMBURU

16 13 13
                                    

Pulang sekolah,  Arham sudah berada di depan gerbang sekolah Albab. Sebagian siswa berjalan keluar dan sebagian lagi menuju tempat parkir sepeda motor dan mobil.

"Al,  gue sama Vinky duluan ya," Deffan melambaikan tangan perpisahan.

"Oke,  next besok gue lihat pekerjaan rumah loe yang tadi." sergah Albab.

"Hahah yang ada gue nyotek loe!" Cengir Deffan.

Perlahan mobil Vinky menjauh dari hadapan Albab.

Ketika Disa hampir dekat dengan Albab,  kebetulan juga ada Olif yang berjalan menuju kearahnya.

"Olif!"

Olif celingak-celinguk mencari sosok pemanggil namanya.

"Albab, gue gak lagi mimpi kan?" batin Olif.

"Balik bareng gue yuk, mau?"

Disa sesaat melihat kearah Albab tapi Albab tak sedikitpun menatap Disa.

"Disa!" Arham mengetahui keberadaan Disa saat ini.

Disa tersenyum sesaat, kakinya melaju kearah Arham berada.

Disamping Disa,  Albab memboncengkan Olif untuk mengantarkan pulang,  sedangkan Arham akan ikut naik angkutan umum bersama Disa.

"Loe tumben ajak gue pulang bareng,  loe gak kesambet kan?" Dalam perjalanan Olif bertanya.

"Enggak lah,  ngapain juga kesambet." Albab melihat kearah sepion, melihat senyum Olif yang mengembang karena ini pertama kalinya Olif membonceng pria idamannya.

"Thank ya Al,  gue seneng hari ini."  Tangan Olif melingkar di pinggang Albab.

"Oke,  sama-sama."

"Arah rumah loe mana?" Lanjut Albab lagi.

"Kanan,  terus masuk perumahan cendana." Olif menyandarkan kepalanya dipundak Albab.

Meski Albab sedikit geli tapi mau tak mau ia harus merelakan tubuhnya itu untuk dipeluk Olif, karena dibelakang Albab adalah mobil angkutan umum yang disana juga terdapat Disa dan Arham.

Dengan sengaja Albab memelankan laju motornya hingga Disa bisa melihat dengan jelas pelukan Olif di pinggang Albab.

Deg...

Jantung Disa berdetak kencang seakan terhantam batu besar, saat melihat Albab begitu mesra bersama Olif.

"Kenapa hati aku merasa sakit?" Disa bertanya dalam lubuk hati paling dalam.

"Dis kita makan ya sekalian, mau?" Arham merangkul Disa.

"Em,  iya sekalian ada yang mau Disa bicarakan," Disa terlihat sangat kaku sekarang.

"Kenapa?" pandangan Arham banyak tanda tanya dalam pikirannya sudah mulai memikirkan apa yang akan Disa katakan.

Arham dan Disa turun disebuah cafe, disana Arham memesan nasi dengan lauk ayam bakar,  minuman segar pun tak lupa ia pesan,  Arham memesan jus buah naga dan Disa memesan jus alpukat kesukaannya.

Hari mungkin akan menjadi sejarah bagi Disa,  karena pria yang berada di depannya adalah pria yang membuatnya nyaman tapi tak begitu merasakan cinta.

"Kak Arham benar suka sama Disa?" Disa menghentikan suapan nasi dalam mulutnya.

Arham menatap lekat mata Disa, ia harus memutar jawaban dalam hati dan pikiran.

"Iya,  gue suka sama kamu, kenapa?" Arham menyuapkan lagi ayam bakar miliknya ke mulutnya sendiri.

"Tapi kenapa Disa gak begitu yakin," Disa bertenti berucap.

PRAHARA CINTA ALBAB (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang