35. ALBAB SADAR

12 13 3
                                    

Hari senin pagi, Arham dengan cepat menuju sekolah karena ia tak ingin terlambat lagi seperti akhir-akhir ini. Arham berencana juga menjemput Bianka, karena Bianka sudah menshare log lokasi rumahnya, entah kenapa hati Arham berdetak kencang saat ia mengingat wajah Bianka.

Arham berhenti di lampu merah, saat ia membuka kaca mobil, di sampingnya ada mantan kekasihnya, lebih tepatnya mantan kekasih kontrak, Arham hanya melirikkan mata sesaat, ingin rasanya ia cepat pergi dari tempatnya, Naura bersama pria yang kini menjadi mantan sahabat Arham, ia memutuskan hubungan persahabatan karena di anggap Arham adalah penyebab luka wanita yang ia cintai selama ini.

Lampu kembali hijau, dengan kecepetan penuh Arham membelah jalanan kota Jogja pagi ini.

"Oh, jadi mereka sudah jadian?" pekik Arham, ia bicara sendiri.

"Ah, sudahlah itu gak penting, yang gue tahu dia hanyalah masalalu, bukan untuk gue perjuangkan melainkan untuk gue lupakan!" hati Arham menjawab.

Sekitar 15 menit dari lampu merah, kini perumahan Asri, tempat tinggal Bianka sudah terlihat di depan mata Arham. Arham masuk untuk mencari keberadaan Bianka.

Terlihat seorang berdiri di depan, tepi jalan, Arham bisa menebak kalau itu adalah Bianka.

Arham menyembunyikan klakson hingga Bianka pun menoleh ke arah sumber suara.

Bianka berjalan menuju mobil yang berada tak jauh dari tempat ia berdiri.

"Berangkat?" Arham membuka kaca mobil.

"Iya, gue kira loe gak bakal dateng," Bianka memapakkan duduknya di samping Arham.

"Dateng lah, masa enggak, loe berdiri dari tadi, itu belakang loe tadi rumah loe?" Arham mulai menjalankan mobilnya, sembari terus bertanya.

"Iya, kapan-kapan loe main lah, bisa?" Bianka menatap ke wajah Arham yang teduh.

"Ham?" panggil Bianka lirih.

"Hmmm, kenapa?" Arham menautkan keningnya saat ia menoleh Bianka.

"Mmm, kalau gue bilang sesuatu, loe marah gak?" tanya Bianka ragu.

"Ngomong aja, gue gak gigit kok,"  tangan Arham mengacak pelan rambut Bianka.

"Bisa aja loe, kalau gue bilang, gue suka sama loe, loe percaya gak?" Bianka menaikkan kedua alisnya.

"Suka sama gue ya, terlihat sih dari mata loe," Arham mengendipkan satu matanya saat melihat wanita di sampingnya sudah nampak merah di pipinya.

"Loe, loe tolak gue?" Bianka menarik tangan kiri Arham.

"Loe harus tahu, pria di samping loe ini, pria bejat, jahat, dan buaya, loe mau sama cowok kayak gitu?" Arham memalingkan wajahnya ke samping jendela mobil.

Arah rumah Bianka dan sekolah hanya berkisar 30 km, kini Arham menghentikan laju mobil karena sudah di depan sekolah Bianka.

"Gue gak masalah, mau bejat, mau apa lah itu, tapi gue suka, Ham." Bianka turun, setelah mengatakan apa yang ada di hatinya.

"Gue bakal ceritakan semuanya pulang sekolah nanti, loe gak perlu mikirin gue terlalu dalam, karena gue takut loe akan menyesal." Arham melambaikan tangan, ia melihat raut wajah Bianka yang memang serius mengatakan semua itu, tapi Arham ragu karena ia juga masih mengharapkan Disa.

Sampai di kelas, Bianka terus saja memikirkan apa yang akan Arham katakan, ia tak mampu menahan rasa penasarannya.

Sedangkan Arham, ia takut jika ia membalas cinta Bianka, sesuatu akan terjadi lagi, ia tak ingin masalalu Arham kembali, dimana Arham tak pernah serius dalam menjalani hubungan.

PRAHARA CINTA ALBAB (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang