25. TRAGEDI

24 14 41
                                    

Jika itu pilihanmu maka kamu berhak bersamanya selamanya, tapi jangan biarkan aku sendiri dalam keterpurukan.

Arham Aska P

Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu, dan aku akan menjagamu disisa napas hidupku.

Albab Aska P

Biarkan aku memilih dengan hati, bukan dengan mataku, biarkan aku menemani saat terpenting dalam hidupmu.

Utami Pradisa

🐦🐦

Kabar burung tentang jadiannya,  Albab dan Disa sudah menjuru ke seantero sekolah, siswi yang mengharapkan Albab menjadi kekasihnya pun sudah merasa kehilangan percaya dirinya.

Kini Albab berjalan berdampingan dengan Disa, pulang sekolah ini Albab yang akan mengantarkan Disa sampai rumah.

"Huwohooo... Hooo... Aku sakit hati, heheh, Albab tunggu!" Vinky berteriak sembari melambaikan tangan pada Albab.

"Ini lagi apa sih bocah!" Albab berhenti ditengah koridor.

"Gue denger-denger loe jadian,  jadian sama siapa?" Vinky belum menyadari ada Disa di samping Albab.

"Sama ini," Albab menunjuk arah Disa berdiri.

"Waw, beneran jadian?" mata Vinky membulat, bibirnya membentuk huruf O.

"Sejak istirahat tadi bukan?" Vinky menaruh telunjukkan dipipi kanan.

"Iya sejak tadi, kenapa, ohh ya mana Deffan?" Albab celingak-celinguk mencari sosok Deffan.

"Masih di toilet kali,  tadi sih bilangnya gitu," Vinky menoleh kebelakang.

"Ohh ya udah ayo kalau mau ke parkiran dulu, bareng gue sama Disa." Albab menawarkan.

"Ah, enggak nanti ganggu lagi, kalian kan baru jadian heheh." Goda Vinky.

Membuat Disa tersipu malu,  ia menundukkan kepalanya.

"Ya terus kalau baru jadian gak boleh jalan bareng loe gitu?" sewot Albab.

"Hahaha,  ya boleh siapa bilang gak boleh,  tapi kasihan Deffan lah kalau gue tinggal,  sana kalau duluan aja." Vinky memutuskan duduk di kursi koridor kelas sepuluh menunggu Deffan.

Cuaca sore ini sangat tidak mendukung, hujan rintik mulai turun ketika Albab melajukan motornya keluar gerbang.

"Dis kamu pakai mantel aku aja." Albab mengeluarkan jas hujan dari jok motor, mengenakkannya di tubuh Disa.

Dari kejauhan Arham melihat tindakan itu, ia memutuskan naik angkutan umum yang menuju kerumah papahnya.

"Makasih kak." Ucap Disa, sembari tersenyum.

Albab hanya mengenakkan jas biru seragamnya,  ia mementingkan lebih dulu Disa dibanding kesehatannya sendiri.

"Bilang sayang kek, udah jadian juga masih kakak adekan aja." Goda Albab.

"Apa sih, belum boleh ah." Disa menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Ciee malu-malu tapi mau, haahaa." Albab tertawa renyah membuat Disa manyun sesenti.

PRAHARA CINTA ALBAB (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang