34. MERASA NYAMAN

11 9 7
                                    

Hari berlalu begitu cepat, hingga kebersamaan Disa dan Arham begitu semakin melekat, rasa nyaman yang Arham berikan membuat Disa seakan hendak berpaling, tapi hatinya tetap ingin Albab yang mengisi ruang di dalamnya. Kini malam minggu sudah tiba, malam dimana semua remaja saling memadu kasih, duduk di pinggir taman dengan lampu-lampu terpancar dimana-mana, Disa sudah bersama Arham duduk di sebuah ayunan, di temani dua jagung bakar di tangan kanannya.

Sesekali Disa menatap bintang yang berhambur di gelapnya malam.

"Sebenernya, loe sama Albab udah jadian belum sih?" Arham menghentikan kunyahannya lalu bertanya.

"Ha emmm, itu ya, Kak Albab sih bilang suka sama Disa, Disa kan juga udah beri tahu kakak kalau Disa juga suka sama Kak Albab, kenapa kok tanya begitu?" Disa menoleh melihat raut wajah Arham yang dingin. Tatapannya menyejukkan dan membuat Disa ingin berlama-lama memandangnya.

"Ini udah malam, yuk kita pulang aja, kasian mamah nunggu di rumah sakit sendiri," Arham memalingkan pembicaraannya.

"Iya, makasih buat malam ini ya kak, Disa seneng," Disa masuk ke mobil Arham, setelah Arham duduk di kursi kemudi.

"Iya sama-sama." Arham tersipu.

Dreettt... Dreettt... Suara ponsel Arham bergetar, Disa melirik ke arah ponsel Arham berada, karena ponsel Arham di letakkan di samping duduknya.

"Siapa kak?"tanya Disa penasaran.

"Siapa ya, penasaran ya?" goda Arham, ia enggan memberi tahu dari siapa pesan itu, karena pesan itu bukanlah dari Silvi ataupun Deffan dan Vinky melainkan Bianka.

Arham tak membalas cepat, ia lebih fokus ke pengemudinya, karena semakin malam, semakin ramai jalanan kota Jogja, tak jarang kemacetan pun terjadi.

Selang beberapa jam, Arham sudah sampai di pelataran rumah Disa.

"Makasih ya kak sekali lagi, kakak mau mampir dulu?" sembari keluar, Disa bertanya.

"Enggak, terimakasih, loe cepet tidur besok kan sekolah, salam buat tante Ratna, gue pulang ya,Bay." Arham melambaikan tangan perpisahan, begitu juga Disa membalas lambaian itu.

Arham pulang ke rumah lebih dulu, ia akan membawa beberapa baju ganti untuk Silvi dan Zaskia, kebetulan juga Arham bisa mandi malam ini.

Jarak antara rumah Disa dan Arham hanya berjarak sekitar 50 km, dengan kecapatan tinggi Arham melaju, ia ingin segera membuka pesan dari Bianka.

Arham memgingat bagaimana keadaan Cintya yang kini mendekam di penjara, apakah dia masih disana atau malah sudah kabur karena tidak tahan dengan jeruji besi penjara.

Arham memarkirkan mobilnya di depan, seiring berjalannya kaki menuju pintu rumah, pikiran Arham melayang-layang.

Ia membuka pintu, sejenak melayangkan tubuhnya untuk rebahan di sofa, rasa pegal seharian beraktifitas membuat Arham merasa kantuk. Tapi ia malah membuka ponselnya, dua pesan dari satu orang, yaitu Bianka.

Bianka

Hay, Arham. Inget gue gak?

Sorry gue chat malam-malam.

Arham

Iya ingat, tumben chat gue. Ada apa?

Bianka yang merebahkan tubuhnya di ranjang, mendengar ponselnya berdering, ia membuka matanya melihat siapa yang mengiriminya pesan.

"Arham?" Bianka tersenyum sembari menyebut nama Arham dalam hatinya.

Arham

PRAHARA CINTA ALBAB (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang