6. MEMBUAT KENANGAN

54 40 51
                                    

Sore ini pukul 18:15, Albab tak langsung pulang kerumah, ia menuruti Disa yang akan mengajaknya jalan malam ini, kini Disa dan Albab berada dirumah yang disana juga ada ibu dari Disa dan kakak perempuannya yang kini sudah kuliah semester dua.

"Nak Albab masih pakai seragam sekolah, memangnya tadi belum pulang?"

"Belum tante, saya habis tanding basket terus lanjut kesini."

"Owalah, ya udah kalau begitu sana kalau mau mandi dulu, ada baju ayahnya Disa yang mungkin cukup kamu pakai."

"Makasih tante, kalau gitu Al mandi dulu."

Albab bergegas mandi, walaupun perasaannya sangat tidak karuan tapi ia harus mandi, usai mandi Ibu Ratna sudah menyiapkan baju hem berwarna hitam milik suaminya waktu masih muda dulu, dan itu sangat cocok dipakai oleh Albab.

Disa pun bergegas untuk mandi setelah Albab keluar, selang beberapa menit Disa keluar dengan mengenakkan blouse warna biru muda, rambutnya yang terurai panjang bergoyang seiring berlarinya Disa menuju ruang tamu menemui Albab.

"Loe cantik,"

Itulah kata-kata yang keluar dari bibir Albab tanpa ia sengaja,  dan kini Disa pun sudah memerah wajahnya.

"Makasih,"

"Jalan sekarang?" Albab berdiri menjajari Disa.

Disa pamit diikuti Albab mereka mencium telapak tangan Ratna dan bergegas meninggalkan rumah.

Albab melihat jam tangan yang melingkar dilengan kirinya menunjukkan pukul delapan lima menit, Disa membawa Albab ke Malioboro,  tempat destinasi wisata yang tak kalah terkenal di Jogjakarta.

"Ini tempat apa?" Albab membuka bicaranya, ia melihat berbagai macam penjual kaki lima disepanjang jalan, bukan haya itu,  wisatawan asing pun nampak jelas sedang menikmati berbagai macam hidangan.

Disa membawa Albab untuk ikut duduk dilesehan dan memesan beberapa makanan.

"Ini Maliyoboro, bagus kan tempatnya?"

"Bagus, tapi apa sejarah dari tempat ini?"

Sembari menikmati hidangan yang terjadi, menikmati alunan angklung jalanan, suasana itu membuat Albab begitu tenang dan tentram.

"Banyak orang menganggap bahwa nama Malioboro berkaitan dengan nama seorang tokoh militer Inggris, Marlborough. Karena pengucapan kata "Marlborough" dianggap terlalu sulit, maka orang mengucapkannya dengan Malioboro. Hal itu didasarkan pada sebuah catatan sejarah yang mengatakan bahwa Kraton Yogyakarta di zaman Sultan Hamengku Buwono II pernah dirampok oleh pasukan Inggris.
Peristiwa perampokan itu dikenal sebagai Geger Sepehi pada tahun 1812." Jelas Disa.

"Akan tetapi, benarkah ada perwira Inggris bernama Malborough yang pernah datang ke Yogyakarta?" Albab menatap Disa lekat-lekat.

"Kalau itu aku belum tahu pasti, oh iya kamu mau beli cinderamata gak?"

Disa bangkit dari duduk dan mengandeng tangan Albab, tanpa sadar tatapan mereka bertemu,  manik mata bulat Albab dan Disa hanya saling bisu tanpa memudarkan cahayanya masing-masing.

"Eh, aduh sorry kak, Disa gak sengaja."

Disa melepas tangannya dari tangan Albab.

"Gak apa-apa, loe gandeng gue aja." Albab mengandeng tangan Disa, ada senyum diantara keduanya.

Disa membawa Albab melihat berbagai macam cinderamata, dan disitulah Albab memberikan sebuah kalung hati pada Disa.

"Terimakasih kak."

PRAHARA CINTA ALBAB (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang