13. FITNAH!

45 31 80
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 06:30 SMAN 1 JOGJAKARTA sudah banyak berkerumun di depan papan informasi disana tertera beberapa foto yang menempel,  bahkan seseorang tak segan mencemooh kehadiran Disa disana,  mereka menatap dengan ketus dan beberapa siswa pun mencibirnya.

"Eh,  gue kira loe anak baik-baik ternyata loe sebejat ini ya?"

"Maksud kamu apa?" Disa menatap kearah siswi didepannya.

"Pakai aku kamu lagi,  udah lah loe cuma anak kupu-kupu malam iya kan!"

"Apa ini,  kenapa kalian seenak mulut bicara begitu!" bela Disa.

"Halah Disa jangan munafik deh loe,  loe kan malam jalan sama om-om pakai mobil mewah lagi." Bianka datang bersama gengnya siap menyerbu keramaian.

"Om...?"

"Belaga bloon loe,  jangan mimpi deh harapin Albab, loe itu najis!" Potong Bianka, sebelum Disa selesai bicara.

"Aku bener-bener gak tahu apa maksud kalian," Disa kini sudah menangis.

"Hapus air mata buaya loe, lihat dipapan informasi, kalau bukan loe itu siapa,  hantunya loe, iya!" Bianka mendorong Disa dengan kasar,  tak segan menarik rambut panjang Disa yang tadinya rapi kini sudah berantakan.

Albab yang baru saja datang melihat kerumunan tak jauh dari gerbang masuk sekolah. Karena semalam Arham tidur dirumah Silvi sekarang Arham dan Albab berangkat bersama tapi kali ini motor Albab akan dibawa Arham ke sekolahnya, memang jaraknya tak begitu jauh tapi bagi Arham kakinya tak biasa berjalan makanya ia menolak untuk jalan kaki dari sekolah Albab kesekolahnya.

"Disekolah loe kenapa?" Arham memecah kebisuan Albab.

"Gak tahu, tunggu itu ada Deffan gue panggil dia dulu."

Albab meninggalkan Arham sdndiri didepan gerbang bersama motornya, Albab menghampiri Deffan yang berada di lapangan basket.

"Fan,  ada apa sih tuh rame banget, ada yang menang lotre ya?" tanya Albab santai.

"Hahaha,  lotre kepala loe benjol,  itu yang loe deketin selama ini ternyata bukan cewek baik-baik, tapi gak tahu juga kebenarannya." Deffan masih santai bersama bola ditangannya.

"Terus loe ngapain gak kesana?"

"Ngapain kesana?"

"Dodol banget sih, punya temen telmi banget, ayo ikut gue!" Albab menarik lengan Deffan menuju kerumunan.

Tapi Arham meminta untuk menuju sekolahnya karena sebentar lagi bel akan berbunyi.

Albab dan Deffan melihat kejadian apa yang terjadi sebenarnya,  mereka melihat Disa sudah berlumur tanah basah dan rambutnya begitu kotor.

"Heh kalian ini apa-apaan sih gak manusiawi banget!" Albab memembuat Bianka,  Olif dan beberapa temannya menghentikan membully Disa.

"Kalian gak tahu, Disa itu anak kotor!" Bianka masih memperlakukan Disa layaknya hewan yang menjijikkan.

"Lepasin dia, pergi kalian dari sini!" Albab mencoba mengusir mereka tapi mereka enggan untuk meninggalkan Disa karena rasanya belum puas saat mereka belum sampai benar-benar menyakiti Disa.

"Ayo Deffan bawa Disa pergi dari sini!" Albab melepas jaketnya ia memberikannya di punggung Disa untuk mengurangi rasa dinginnya.

"Kak," panggil Disa pelan ia hanya ingin menghentikan fitnah yang terjadi padanya saat ini tapi Albab terus saja berjalan tapi kali ini Albab menggendong Disa sampai di depan kamar mandi cewek, sedangkan Deffan membuntutinya dari belakang.

PRAHARA CINTA ALBAB (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang