12. BUKAN JERUK MAKAN JERUK

27 23 26
                                    


Malam ini Albab sudah berada di tempat yang mana ia dan Disa pernah berkunjung ditempat yang sama, Malioboro penuh dengan kenangan bersama Disa,  rasanya Albab ingin mengulang masa itu dan memulai dari awal perkenalan dengan Disa lebih menarik lagi tapi ia tak mungkin melakukannya karena ia mengenal sudah Disa seperti apa.

Albab tidak sendiri ia membawa dua teman sejolinya,  Deffan dan Vinky.

"Al akhir-akhir ini loe kok berubah kenapa?"

"Ngapain tanya gue berubah apa enggak,  emang gue spidermen berubah!" ketus Albab.

"Power ranger kali Al bukan spidermen," Vinky ikut menimpali.

"Al kalau gue lihat nih,  loe lagi jatuh cinta,  bener kan?"

Sembari terus menorek informasi, Deffan dan Vinky juga tak mensia-siakan kesempatan untuk makan gratis,  karena Albab sudah pesan rujak uleg dan beberapa cemilan ringan lainnya,  tak ketinggalan wedang ronde minuman khas Jogjakarta.

"Eh, eh Al itu, itu yang mirip muka loe ada disana,  loe gak mau samperin dia?" Albab melihat saudaranya berada tak jauh dari tempatnya duduk sedang bersama ketiga temannya dan dua wanita disampingnya tapi yang satu berjarak sedikit jauh dari duduk mereka.

"Gue samperin dulu."

Albab berdiri berjalan dengan percaya diri tanpa menoleh kanan dan kiri, ia kehilangan kendali dan sampai ditempat, Albab memeluk dengan erat.

"Heh,  ini apaan sih main peluk aja!"

"Gue tahu, gue salah tapi gue gak bisa menahan semua ini,  mereka terlalu jahat sama gue dan loe!"

"Apa lagi, lepasin!"

Keempat teman Arham juga kekasihnya dan kedua teman Albab Deffan dan Vinky hanya bisa diam menyaksikan kelakuan Albab yang berubah drastis.

"Loe, gue, kita saudara!"

"Gak mungkin gue punya saudara seperti loe!"

"Lepasin kita bukan jeruk makan jeruk,  gue masih normal suka cewek!"

"Eh,  sialan loe,  yang bilang gue jeruk makan jeruk siapa,  gue cuma kangen sama loe yang bertahun lamanya gak pernah gue temui dan sekarang gue baru tahu loe ada disini!" Cercah Albab panjang.

"Maksud loe apa,  gue saudara kembar loe gitu,  gak percaya gue!"

"Okey loe boleh gak percaya sama gue tapi..."

Albab melihat jam tangannya masih menunjukkan pukul setengah sembilan,  Albab meninggalkan keramaian dan melupakan Deffan dan Vinky, Albab menarik lengan Arham dan memboncengkannya di motor besar miliknya.

"Nih orang gak waras ya,  lepasin gue!"

Arham masih mengelak dan mencoba turun dari motor tapi genggaman tangan Albab lebih kuat dari tenanganya.

Albab mengendari motor dengan kecepatan tinggi ia menuju rumah dan membawa Arham masuk kerumahnya.

"Albab?" Silvi yang melihat Albab membuka pintu dengan kasar langsung menatap kehadiran anaknya.

"Arham,  putra mamah," Silvi memeluk Arham diambang pintu,  tangisnya pecah saat itu juga,  Zaskia yang baru saja naik kekamarnya langsung melihat dari atas,  menyaksikan semuanya dan melihat kakak satunya berdiri disana.

"Anak-anak, apa sih gue gak paham!"

"Arham,  kamu anak mamah sayang,  mamah rindu sama kamu." Silvi mengusap pipi Arham dan menciumnya kanan dan kiri.

Albab yang melihat itu pun tak kuasa membendung air matanya.

"Mah, dia kakak Zaskia juga?" Zaskia kini sudah berdiri menjajari Albab menatap Arham.

PRAHARA CINTA ALBAB (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang