9. Contract (1)

33.4K 1.6K 11
                                    

"Selamat malam, goddess of charm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat malam, goddess of charm."

"Hei," Ravika sedikit terkejut ketika Caitlyn tiba-tiba memeluk lehernya dari belakang, "Selamat malam, Cait." Balas wanita itu sambil tersenyum ramah, ciri khas seorang Ravika Estelle.

"Damn, kau terlihat sangat cantik dan seksi malam ini." Dengus Caitlyn. Wanita yang baru menginjak usia 23 tahun itu meneliti penampilan sahabatnya yang pesonanya semakin bertambah dari hari-hari sebelumnya.

Ravika tampak tersipu malu, ia berusaha menutupinya dengan tertawa, "Terima kasih. Kau juga sangat menawan malam ini, Cait."

Caitlyn mencebikkan bibir, "Tentu saja. Aku tidak mau kalah denganmu," Sombongnya sambil mengibaskan rambut, "Vika, bagaimana menurutmu saat aku mengenakan pakaian ini?"

Ravika menggelengkan kepala dengan tingkah Caitlyn yang sering berubah-ubah.

"Sangat cantik dan tentu saja kau terlihat seperti dewi penggoda,"

"Awww..." Caitlyn berteriak heboh sehingga membuat beberapa orang di ruang ganti itu melotot, terutama Mia yang baru saja memasuki ruangan, wanita itu langsung memukul bokong centil Caitlyn dengan keras.

"Hei, Nona Ganes. Sangat tidak sopan," Teriak Caitlyn berang.

Mia menggerakkan bibirnya mengejek tanpa perduli dengan gerutuan wanita paling berisik di antara mereka itu.

"Menyebalkan," Caitlyn membalas dengan muka masamnya, tetapi ketika ia kembali menatap Ravika senyuman manis langsung tersungging di wajah ketus itu, "Terima kasih, honey. Kau yang terbaik," Setelah mengecup pipi Ravika, Caitlyn berlari menuju kamar mandi di ujung ruangan.

Tingkah laku nya yang ramai itu membuat Ravika terkekeh kecil, sedangkan Mia mendengus. Dalam hati ia mengejek, dasar wanita heboh.

Semua orang di ruangan itu tidak heran lagi dengan tabiat Caitlyn Olivia, wanita itu satu-satunya pemecah suasana, jika tidak ada Caitlyn pasti suasana akan terasa sangat sepi.

"Hei, Mia, dimana senyuman mu, hm?" Ujar Ravika dengan matanya yang berkilat cerah. Memang sejak wanita itu memasuki ruang ganti wajahnya tampak murung dan tidak bersemangat. Walaupun memang sosok Mia Ganes terlihat jarang menampilkan senyumnya, tetapi Ravika tahu bahwa saat ini wanita itu tengah dalam suasana hati yang buruk.

Mia menatap Ravika, saat itu jugalah senyuman hadir di wajahnya. Jujur saja, tatapan lembut dan wajah damai Ravika mampu membuat siapapun nyaman dengan wanita itu, di tambah dengan kepribadiannya yang penyayang.

Walaupun tidak jarang sisi nakal Ravika muncul ke permukaan.

"Aku baik-baik saja, Vika." Jawab Mia sambil menyapukan jari jemarinya di wajah, "Hanya terlalu lelah dan ada sedikit masalah keluarga,"

Ravika mengangguk pelan. Wanita itu mendekat kepada Mia dan mengelus lengan Mia dengan lembut, "Jika membutuhkan teman untuk berbagi, aku siap untuk mendengarkan. Setidaknya itu akan membantumu sedikit lebih tenang,"

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang