63. Pregnancy

13.1K 522 65
                                    

Suara tawa Ella mengalun di dalam ruang rawatnya, hal itu mampu membuat hati Leionelle berdesir hangat, senang sekali mendengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara tawa Ella mengalun di dalam ruang rawatnya, hal itu mampu membuat hati Leionelle berdesir hangat, senang sekali mendengarnya.

Leionelle terus menatap wajah cantik itu dari samping, sesekali mengusap rambut dan mengecup pipinya yang terasa semakin berisi.

Ia membenarkan letak selimut di tubuh Ella yang sedikit turun.

Saat ini mereka tengah menonton bersama, tentu saja atas permintaan Ella. Pagi-pagi sekali wanita itu merengek ingin menonton film Tangled, kisah Rapunzel yang terjebak di menara dan bertemu dengan sang pangeran.

Dan tentu saja, Leionelle menuruti keinginan wanitanya, selama hal itu baik bagi Ella.

Belum selesai kemanjaan Ella, wanita itu meminta Leionelle duduk bersama dengannya di atas brankar, dengan dalih tidak ingin berjauhan dengan pria itu.

Sekali Leionelle menolak dengan alasan takut hal itu mengganggu kesehatan Ella. Namun pada akhirnya ia luluh juga melihat tatapan penuh permohonan itu.

Maka disinilah mereka berdua, duduk berdampingan di atas brankar dengan empat lembar roti dan segelas susu.

Leionelle terus menatap Ella yang begitu menikmati roti berisi selai cokelat, wanita itu khusyuk sekali menonton.

"Mau lagi, sayang?" Leionelle bertanya saat lembaran roti terakhir itu masuk ke dalam mulut Ella.

Ia terkekeh saat wanitanya menoleh dan menatapnya dengan mata yang bulat serta selai cokelat berceceran di sekitar mulutnya.

Ella menggeleng pelan. Kembali fokus menonton tanpa menghiraukan Leionelle yang tengah membersihkan mulutnya.

"Minum susunya dulu," Leionelle memberikan susu yang langsung di terima Ella.

"Mmm.." Wanita berusia 25 tahun itu bergumam senang. Hal itu membuat Leionelle terkekeh. Menggemaskan sekali.

Ella menatap Leionelle sambil mengarahkan gelas itu ke depan bibirnya, "Lezat, aku suka.."

"Untukmu saja, sayang."

Ella menggeleng. "Ayo, coba, Lei."

Leionelle menurut. Ia meneguk susu itu dan mengucapkan terima kasih. Kembali membersihkan sudut bibir Ella yang terdapat noda susu.

Sedangkan wanita itu begitu tenang menonton layar besar di hadapannya.

Lima belas menit berlalu. Leionelle tidak mengalihkan pandangan dari Ella, senang sekali melihat berbagai ekspresi di wajah cantik itu.

Ia tersenyum saat Ella menoleh dan menatapnya dengan kening berkerut.

"Mengapa kau terus menatapku? Layarnya di depan sana, Lei." Wanita itu menunjuk ke depan.

Leionelle menggeleng. "Aku lebih suka melihatmu."

Bibir pucat itu mengerucut, Leionelle terkekeh saat Ella memeluknya dan wajah wanita itu bersembunyi di ceruk lehernya.

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang