49. Night Discussion

10.5K 485 25
                                    

"Hati-hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hati-hati."

Ravika tersenyum, ia mengacungkan ibu jari, mengiyakan perkataan Rena.

Ketika keluar dari cafe, wanita berusia 25 tahun itu menatap jam tangannya. Menunjukkan pukul 11 malam. Ravika menghela nafas, ia merapatkan mantel yang membungkus tubuhnya.

Tiga hari terakhir ini, pekerjaan Ravika memang terbilang cukup sibuk. Ia dan Rena harus menggantikan pekerjaan Nyonya Abigail yang sudah sering terserang penyakit.

Ravika mulai berjalan, matanya menatap ke depan dan saat itulah ia terpaku, langkah kakinya terhenti.

Di depan sana, seorang pria yang sudah ia hindari selama lima hari ini tengah berdiri di sisi mobilnya. Dengan kedua tangan masuk ke dalam mantel dan mata yang menatap Ravika lekat.

Ravika sudah terbiasa mendapati pemandangan seperti ini sejak ia mulai menghindari Leionelle.

Pria itu hanya berkata dengan tatapan sendunya, "Ambil waktu yang kau butuhkan, sayang. Tetapi jangan melarang aku untuk menjagamu."

Ravika terenyuh, Leionelle adalah pria yang sangat baik, dia begitu menghargai wanita yang ia cintai.

Langkah kaki nya membawa ia menuju Leionelle, ketika sudah berdiri di hadapan pria itu, Ravika mengusap rahang prianya dengan sayang.

"Hi," Sapa nya.

Leionelle menarik senyum, aliran air seolah mengaliri dadanya ketika mendengar suara lembut itu lagi.

Dengan cepat, Leionelle menarik Ravika ke dalam pelukannya, menghirup habis aroma yang begitu ia rindukan.

Setelah menghabiskan lima hari tanpa menatap mata indah itu dari dekat, tanpa mendengar suara lembut wanitanya, tanpa memeluk tubuh mungil wanitanya, tanpa mencium bibir yang sudah menjadi candunya. Akhirnya Leionelle bisa bernafas dengan lega lagi.

"Hi," Balas Leionelle di ceruk leher Ravika. Ia tidak ingin melepaskan wanita ini dalam waktu dekat.

"Terima kasih untuk waktunya, sayang." Ujar Ravika. Ia mengusap rambut Leionelle yang sudah mulai memanjang, mengutarakan melalui sentuhan bahwa Ravika sangat tersanjung dengan sikap dewasa Leionelle.

Leionelle tidak menjawab. Pria itu semakin menelusupkan wajahnya ke dalam leher Ravika, bahkan tangannya di sekitar pinggang wanita itu mengerat.

Ravika terkekeh, ia mengerti bahwa Leionelle sangat merindukannya, sama seperti apa yang ia rasakan.

"I miss you." Leionelle mengeluarkan suara, sedikit teredam karena pria itu tidak mau menjauhkan wajahnya dari leher Ravika.

Ravika mengecup kepala Leionelle. "I miss you too."

Lima menit mereka habiskan untuk berpelukan, melepaskan rindu satu sama lain.

Setelah di rasa cukup, Leionelle melepaskan Ravika, ia menangkup wajah wanita tercintanya dan membubuhkan kecupan manis di kening Ravika.

Wild Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang